25 Persen Warga di Kota Cilegon Buta Huruf Al Quran, Ini Penjelaskan Ketua FKPQ

Al Quran
FPTQ akan berkomitmen untuk meningkatkan minat baca dan tuli Al Quran. (Uri/BantenRaya.Co.Id)

BANTENRAYA.CO.ID – 25 persen warga di Kota Cilegon ternyata masih buta terhadap huruf Al Quran.

25 persen warga buta huruf Al Quran tersebut disampaikan Forum Komunikasi Pendidikan Al Quran atau FKPQ Kota Cilegon.

Dimana Ketua FKPQ Kota Cilegon Eri Hajairi menyatakan sebanyak 25 persen di Kota Cilegon masih buta huruf Al Quran.

Menurutnya, sebagai kota dengan sebutan kota santri sangat miris jika warganya masih ada yang belum bisa baca tulis Al Quran.

Namun, secara nasional dan Banten, angka tersebut masih sangat kecil, karena nasional mencapai 72 persen dan Banten 40 persen.

Metode pengajaran yang masih sangat manual dan keterbatasan alat pembalajaran membuat belajar mengajar Al Quran membosankan.

Disisi lain, tantangan kemajuan teknologi dan juga pekembangan Kota Cilegon membuat tergerusnya budaya baca tulis Al Quran, termasuk magrib mengaji.

BACA JUGA: Engga Disangka! Ini Cara Makan Buah Tin, Buah yang Disebut Dalam Al Quran yang Ternyata Punya Banyak Manfaat

“Yang saya dengar sekitar 25 persen warga di Kota Cilegon belum baca Al Quran, kalau pusat itu 72 persen dan Banten ada sebanyak 40 persen,” katanya, Senin 15 Mei 2023.

“Tahun lalu segitu, Cilegon sangat kecil secara persentase,” ujarnya.

Eri menyatakan, secara kompetensi guru pengajar Al Quran di sekolah, ada sebanyak 20 persen yang tidak memiliki kompetensi.

“Hasil tes dan asesmen guru itu 20 persen guru mengajar Al Quran tidak bisa membaca (kompeten) Al Quran dan miris,” jelasnya.

“Totalnya ada 1.087 semua guru ngaji. Jika lulus maka diberikan sertifikat,” jelasnya.

BACA JUGA: Naskah Khutbah Jumat Terbaru dan Singkat, Tema: Jadikan Al Quran sebagai Petunjuk, Cocok di Bulan Syawal!

Bagi yang tidak kompeten, lanjut Eri, pihanya merekomendasikan kepada sekolah untuk diberikan mata pelajaran baru.

“Setelah tidak lulus ada remedial dan 3 kali dilakukan, maka sudah tidak bisa mengajar, bisa menjadi operator dan lainya,” ujarnya.

Dalam hal peningkatan selain terus meningkatkan kompetensi guru, jelas Eri, pihaknya juga terus membangun konsep metode pengajaran yang lebih kekinian.

“Jadi metode belajarnya tidak bisa lagi seperti dulu manual mengaji, tapi butuh tampilan video dan lainnya,” ucapnya.

“Ini yang mungkin butuh fasilitas dari pemerintah,” jelasnya.

BACA JUGA: Dalil Hadist dan Ayat Al Quran Tentang Malam Lailatul Qadar Beserta Artinya

Sementara itu, Ketua FKPQ Banten Masiri menjelaskan, dibutuhkan kerja ikhlas dan konsisten untuk bisa memberantas buta huruf Al Quran.

Sebab, sekarang di era globalisasi banyak tantangan, termasuk juga gawai.

“Anak sekarang itu habis maghrib itu mengaji, tapi sekarang itu dari mulai magrib sampai 11 malam itu maun HP,” pungkasnya.

Butuh keseriusan semua pihak untuk bersama-sama membangun kesadaran dan tradisi kembali untuk menggelorakan giat magrib mengaji.

Atau dengan program lainnya yang mampu membangun minta baca tulis Al Quran di Kota Cilegon yang disebut Kota Santri. ***

Pos terkait