Trending

Bakso Legendaris Echa di Kecamatan Cinangka, Ada Sejak Tahun 1997, Semua Bahan Buat Sendiri

Selain bakso, ia juga menjual mie ayam dengan rasa yang berbeda dengan mie ayam lainnya. Rasanya legit, bumbu rempahnya sangat terasa, serta kental atau lekoh dalam bahasa Sunda.

Berbeda dengan bakso, ia tidak membuat mie sendiri namun membeli mie dari produksi rumahan yang dibuat langsung di pasar.

Harga bakso dan mie ayam Bakso Echa sangat terjangkau. Harga mie ayam hanya Rp10.000 sudah dapat bakso pentol. Sedangkan bakso satu porsi juga Rp10.000 namun variatif mulai dari Rp5.000, pelanggan bisa mendapat bakso sesuai porsi dan harga.

“Bakso per porsi Rp10 ribu variasi, namanya kita jualan di kampung. Bisa minta Rp5 ribu porsi anak sekolah atau Rp7 ribu. Saya tidak membatasi untuk harga harus per harga sekian,” kata Suriah.

Ia mengatakan walau usahanya masih bertahan, pendapatan dari penjualan bakso sudah lama menurun semenjak tsunami Tanjung Lesung dan pandemi Covid 19.

Dulu ia dapat menjual 200 porsi per hari sedangkan kini menurun hingga tiga kali lipat.

Suriah meyakini penurunan ekonomi masyarakat sangat berpengaruh terhadap daya beli. Penurunan ekonomi masyarakat disebabkan oleh pandemi dan juga musim tani.

“Pendapatan drastis menurun semenjak pandemi. Karena ekonomi rakyat ikut menurun, sehingga daya beli masyarkat semakin kurang. Dari musiman juga berpengaruh, musim rambutan, melinjo, duren, dan lain-lain. Keliatannya sekarang lagi engga musim apa-apa. Karena pendapatan di daerah kita mayoritasnya masih di pertanian dan pariwisata,” jelas Suriah.

Baca artikel Bantenraya.co.id lainnya di Google News
 
Laman sebelumnya 1 2 3Laman berikutnya

Related Articles

Back to top button