Trending

UMKM di Pandeglang Alami Penurunan Omzet

PANDEGLANG, BANTEN RAYA – Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Wisata Kuliner Pandeglang Berkah terus mengalami penurunan omzet. Penurunan omzet yang dialami para pelaku UMKM tersebut dikarenakan lemahnya daya beli masyarakat Kabupaten Pandeglang.

Dewan Pembina Kelompok Pedagang Mikro Anak Indonesia (KPMAI), Norman Irawan mengatakan, penurunan omzet yang dialami sebetulnya sudah sejak lama terjadi khususnya pada bencana Covid -19. Namun pasca lebaran 2023, omzet UMKM di Pandeglang mengalami penurunan yang lebih drastis. “Kalau normalnya turunnya itu dikisaran 70 persen, kalau sekarang ya turun drastis drop paling 25 persen lah,” kata Norman, Minggu(11/2).

Norman menyatakan saat ini mencoba berbagai strategi untuk bisa mengembalikan gairah UMKM di Kabupaten Pandeglang. Salah satunya ialah dengan memperbarui produk atau menu yang ditawarkan oleh para pelaku UMKM. Kendati demikian, hal tersebut menurutnya masih belum memberikan dampak signifikan terhadap pembelian ke para pelaku UMKM. “Kita sudah coba memanfaatkan media sosial, kemudian kita juga mencoba untuk mengikuti tren. Namun, agak sulit karena masalahnya ialah rendahnya daya beli masyarakat,” imbuhnya.

“Mungkin orang-orang lebih memilih untuk membeli kebutuhan pokok dengan uang Rp 50 ribu daripada belanja makanan, karena dengan uang tersebut mereka bisa makan bersama keluarga,” sambung Norman.

Sejauh ini, untuk menutupi kekurangan omzet yang dialami oleh para pelaku UMKM, pihaknya biasanya memaksimalkan penjualan di hari-hari tertentu atau kegiatan yang mengundang keramaian. Khususnya pada akhir pekan dan malam Minggu, ketika banyak orang muda yang berkumpul untuk mencari tempat makan. “Kami menyadari bahwa kami memiliki keterbatasan dalam hal modal untuk meningkatkan fasilitas kami. Namun, kami berusaha untuk tetap memberikan pelayanan terbaik dengan harga yang terjangkau. Kami juga berharap untuk mendapatkan bantuan dari pihak swasta untuk memperbaiki perlengkapan yang rusak, seperti tenda dan kursi,” ujarnya.

Sebelumnya, Pejabat fungsional Bidang Pemberdayaan Koperasi dan UMKM Diskop UKM Perindag Pandeglang, Doni Romdoni juga turut membenarkan bahwa rendahnya daya beli masyarakat Pandeglang menyebabkan ribuan UMKM di Pandeglang sulit berkembang. Saat ini, menurut Doni, DiskopUKMperindag sendiri mencatat ada sekitar 260 ribu UMKM tercatat di Pandeglang. Namun, hanya sedikit yang masuk kategori berkembang.

“Daya beli masyarakat rendah. Termasuk ke para pelaku UMKM. Ya kalo mau berkembang, daya beli masyarakatnya harus ditingkatkan,” kata Doni.

Doni sendiri sejauh ini mengaku pihaknya sudah maksimal melakukan pemberdayaan ke para pelaku UMKM mulai dari manajemen, kualitas dan pengkayaan atau diversifikasi produk.

Namun, kebanyakan para pelaku UMKM tidak konsisten dalam mengimplementasikan pendidikan yang sudah diberikan. Saat ini, ia menganggap bahwa peningkatan daya beli masyarakat Pandeglang bisa menjadi jawaban terkait perkembangan UMKM di Pandeglang.

“Kita perlu mendukung dan mendorong daya beli masyarakat, terutama karena mayoritas penduduk Pandeglang adalah petani. Harapannya, petani dapat mendapatkan dukungan penuh untuk meningkatkan produktivitas hasil pertanian mereka, mengingat sebagian pelaku UMKM juga berperan sebagai petani,” tandasnya. *

Baca artikel Bantenraya.co.id lainnya di Google News
 

Related Articles

Back to top button