BANTENRAYA.CO.ID – Inilah informasi seputar 9 rekomendasi pondok pesantren legendaris di Sukabumi
Untuk memupuk dan membiasakan anak dalam hal keagamaan, beberapa orang tua memilih menyekolahkannya di pesantren Sukabumi.
Tujuannya agar Si Kecil mengenal dan memiliki akhlak dan ilmu agama yang dibutuhkannya dan ini juga yang membuat pesantren di Sukabumi banyak dilirik.
Sebab, kini pesantren telah berkembang dengan memiliki kurikulum yang memadukan antara ilmu agama dan juga umum.
Seperti kita ketahui pesantren di Sukabumi sendiri memiliki perkembangan sangat pesat karena mulai dari fasilitas yang lengkap hingga kurikulumnya yang mumpuni.
Penasaran dengan 9 rekomendasi pondok pesantren legendaris di Sukabumi? Simak artikel ini sampai selesai.
Dikutip Bantenraya.co.id dari berbagai sumber, Berikut ini adalah 9 rekomendasi pondok pesantren legendaris di Sukabumi:
1. Pondok Pesantren Syamsul Ulum Gunungpuyuh Sukabumi
Pesantren Syamsul ‘Ulum Gunung Puyuh, didirikan oleh KH. Ahamd Sanusi pada tahun 1933. Ia adalah anak ketiga dari KH. Abdurrakhim (pendiri pesantren Cantayan) dari isterinya yang pertama, yaitu Ibu Empo/Epok. Sebelum mendirikan Pesantren Gunung Puyuh, pada tahun 1922 KH. Ahmad Sanusi pernah mendirikan sebuah pesantren yang bernama Pesantren Genteng Babakan Sirna sebagai pengembangan dari Pesantren Cantayan yang dibangun ayahnya, di kaki gunung Rumpin, Babakan Sirna, Cibadak Sukabumi.
Hingga kini, Pondok Pesantren Syamsul Ulum masih eksis dan semakin maju dengan berbagai pengembangannya, baik sarana prasarananya maupun pola pendidikannya yang semula hanya pesntren salafi kini tersedia pendidikan formal; dari mulai Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi.
2. Pondok Pesantren Al Masthuriyah Sukabumi
Mendapat julukan Pasantren Tipar, karena berada di Kampung Tipar. Merupakan salah satu pesantren tertua di Sukabumi, dibangun seabad lalu, tahun 1920, oleh KH Masthuro. Pesantren ini sempat menyandang pesantren terbesar di Sukabumi sebelum kemudian muncul banyak serupa dengan segala kemegahannya.
Jenjang pendidikan di pesantren yang kerap dikunjungi tokoh-tokoh nasional ini sangat lengkap, mulai dari RA, TK, sampai Perguruan Tinggi. Pendidikan di sini merupakan kolaborasi antara ilmu agama dan umum, yaitu pendidikan formal di kelas pada pagi hari lalu pendidikan mengaji kitab kuning di luar kelas.
Fasilitas di pondok pesantren ini juga cukup lengkap, mulai dari laboratorium bahasa, laboratorium komputer, gedung serbaguna, lapangan olahraga, perpustakaan, dan lain-lain. Beragam kegiatan ekstrakurikuler juga diselenggarakan di pondok pesantren ini.
3. Pondok Pesantren Lembaga Kaligrafi (Lemka) Sukabumi
Pondok pesantren Lembaga Kaligrafi (Lemka) ini istimewa, karena mengkhususkan pada pembelajaran kaligrafi. Didirikan oleh Drs. Sirajuddin AR, juara kaligrafi nasional dan internasional pada tahun 1998. Lemka merupakan ponpes pertama di Indonesia yang khusus mengajarkan seni kaligrafi huruf Arab. Di ponpes ini, para santri diajarkan berbagai khat atau gaya tulisan secara detail dalam berbagai jenjang.
Ada sekitar 36 guru khat di sini. Muridnya tak hanya datang dari seluruh nusantara, tapi juga luar negeri seperti Inggris, Oman, Australia, Malaysia, Singapura.
Ponpes Lemka juga merupakan Lembaga Kaligrafi terbesar di Asia Tenggara. Prestasinya pun sangat banyak, sampai ke kejuaraan di Turki dan Malaysia. Lama belajar di sini adalah satu tahun, dengan biaya masuk sekitar Rp5,7 juta dan biaya per bulan Rp350 ribu.
4. Pondok Pesantren An Nizom Salabintana
Pesantren di Sukabumi ini menggunakan pelajaran murni salafi, dengan mengajarkan kitab-kitab salaf. Tidak ada pendidikan formal di sini. Para santri pun tidak diperbolehkan untuk mengambil pendidikan formal ketika belajar di ponpes yang dipimpin oleh ulama kharismatik, KH Abdulloh Muchtar ini
Di bawah kepemimpinan beliau, para santri dididik untuk mandiri sambil mendalami kitab kuning. Ekstrakurikuler di sini cukup beragam, ada bela diri, kaligrafi, english club, arabian club, jurnalistik, dan lain-lain.
5. Pondok Pesantren Azzainiyah Nagrog Sukabumi
Pondok Pesantren Azzainiyyah didirikan pada tanggaal 03 Januari 1978 oleh KHM Zezen Zainal Abidin Bazul Asyhab, seorang ulama kharismatik yang biasa disapa Pangersa Uwa atau Ajengan Jejen, bersama istri beliau Hj. Yayan Nuryani Zein atau biasa disapa dengan Pangersa Umi.
Saat ini dengan nama Pondok Pesantren Azzainiyah berkembang menjadi pesantren yang lengkap dan megah. Selain pesantren salafi terdapat pendidikan formal semua tingkat dimulai dari TK sampai Perguruan Tinggi.
Setiap tanggal 9 bulan hijriyah di Ponpes Azzainiyah selalu ada kegiatan akbar yaitu Manakib Syeikh Abdul Qodir Zaelani yang juga sekaligus menjadi momentum wali santri untuk bertemu dengan anak-anaknya.
6. Pondok Pesantren Sunanul Huda Cikaroya Sukabumi
Pada tahun 1935 KH. Mama Uci Sanusi (alm) memutuskan untuk mendirikan sebuah surau (Mushola) di Kampung Baru (Tugaran Baru) yang sekarang bernama Cikaroya. Setelah beberapa tahun berjalan, pengajian di surau itu semakin besar, lalu Mama Uci mendirikan asrama – asrama atau kobong dan sekaligus mendirikan lembaga formal pertama yaitu Madrasah Diniyah. Diniyah inilah cikal bakal Pesantren Cikaroya yang sekarang terkenal dengan nama Pesantren Sunanul Huda atau yang lebih akrab disebut “Soe Hoe”.
Pada tahun 1965 Mama Uci Sanusi meninggal dunia di usia ke 60 tahun saat melaksanakan Tablig Akbar di Palabuhanratu. Sunanul Huda kemudian diteruskan oleh generasi penerusnya yaitu puteranya KH. Buya Dadun Sanusi. Di Sukabumi ia adalah seorang ulama besar yang sangat di kenal keilmuannya, ketawadhuannya, keberkahan dan keistiqomahannya sebagai seorang “Ulamaul ‘Amiliin”.
Saat ini pondok pesantren sunanul huda resmi membuka pendidikan formal disamping pesantren salafi tetap berjalan dengan manajemen yang berbeda. Sekolah formal yang tersedia saat ini yaitu Madrasah Tsanawiyah (SMP) dan Madrasah Aliyah (SMA).
7. Pondok Pesantren Al-Amin Cicurug Sukabumi
Awal lembaga pendidikan islam ini bermula dari didirikannya Pondok Pesantren Salafi Karangsirna Pada Tahun 1920 oleh Kyai H.Mama Kurdi, kemudian dilanjutkan oleh putranya Kyai. H. Ismatullah dan diberi nama Pondok Pesantren AL-AMIN. Selanjutnya pada tahun 1975 didirikan Yayasan AL-AMIN oleh penerusnya Kyai. H. Hidayatullah, yang kemudian diteruskan oleh Kyai H. Abdul Basith (Abuya Basith). Setelah Abuya Basith wafat pada tahun 2017, Yayasan AL-AMIN diteruskan oleh Kyai H. Ahmad Gondar Hibatullah dengan Pimpinan Pondok Pesantren oleh Kyai H. Ahmad Paisel.
8. Pondok Pesantren Assalafiyah Cisaat Sukabumi
Pondok Pesantren ini didirikan oleh KH. Abdullah Mahfudz (1914-1965 M) pada tahun 1939 M, pendirian pesantren As-Salafiyyah dimotori oleh Kyai (pendiri) serta masyarakat sekitar. Dalam mengurus Pesantren beliau dibantu oleh Putra dan menantu, sehingga sepeninggal pendiri estafet kepemimpinan dilanjutkan oleh Putra yang kedua yakni KH. Aceng Izzul fattah. Hingga akhirnya tonggak kepemimpinan dilanjutkan oleh putra ke empat pendiri yakni KH.Ahmad Makki sampai sekarang
Pada awalnya nama pesantren ini adalah pesantren Babakan karena secara geografis pesantren ini berada di Kampung Babakan, kemudian ketika kepemimpinan berada ditangan putra pendiri yakni KH. Ahmad Maki maka nama pesantren dirubah menjadi As-Salafiyyah yang mana kata As-Salafiyyah ini terinspirasi oleh salah satu bait yang ada dalam kitab Jauhar Tauhid karangan Syaikh Ibrahim Al-Laqoni “fakullu khoirin fi ittiba’I man Salaf wa kullu syarrin fi ittiba’I man kholaf”.
9. Pondok Pesantren Siqoyaturrahmah
Didirikan tahun 1972 oleh KH Muhammad Mudrikah Hanafir atau bisasa disapa Ama Siqoy. Pondok Pesantren yang kemudian diberi nama Siqoyaturrahmah yang beralamat di Jalan Selabintana Km 5 Selajambu Kabupaten Sukabumi. Pesantren ini berdiri diatas lahan kurang lebih 4000 m tanah wakaf dari para tokoh dan kiai setempat.
Saat ini santri yang mukim tidak kurang dari 250 Santri, dan sudah menghasilkan banyak alumni terkemuka yang tersebar di Sukabumi serta daerah lain dengan tidak meninggalkan jejak gurunya yaitu untuk tetap aktif dan berkhidmah di NU seperti yang di amanatkan Mama Ciharashas kepadanya.
Pesantrennya sendiri mempunyai khas kajian yaitu ushul fiqh. Kajiannya kitab Jam’ul Jawami-nya masyhur di kalangan pesantren Jawa Barat. Dalam pengajian kitab itu, tidak hanya santri yang mukim yang mengaji, tapi kiai-kiai dari beberapa daerah juga turut serta.
Itulah tadi 9 rekomendasi pondok pesantren legendaris di Sukabumi.***