Punya Piutang Rp30 M, PDAM Akan Uji Coba Meter Air Prabayar

3 PERUMDAM
RENCANA UJI COBA : Perumda Tirta Albantani akan melakukan uji coba meter air prabayar untuk mengurangi piutang pelanggan yang terus membengkak, Selasa (28/12).

SERANG, BANTEN RAYA – Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirta Albantani atau Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Albantani akan melakukan uji coba meter air prabayar untuk menekan piutang pelanggan yang terus membengkak. Uji coba akan dilakukan pada tahun 2022.

Direktur Perumda Tirta Albantani Wahyu Prihantono mengatakan, pada puncak pandemi Covid-19 antara Juni dan Juli banyak pelanggan yang sambungan airnya diputus karena banyak menunggak piutang. “Sekarang masih ada yang diputus tapi tidak sebanyak pada puncaknya Covid-19,” ujar Wahyu, Selasa (28/12).

Untuk menanggulangi putus sambung itu, Wahyu mengungkapkan, pihaknya akan melakukan pemasangan meter air prabayar. “Nanti beberapa tempat akan diujicobakan untuk prabayar ini seperti listrik token. Kalau misalnya pelanggan beli pulsa Rp100 ribu terus pulsanya habis maka airnya nutup sendiri,” katanya.

Bacaan Lainnya

Ia menuturkan, dengan dilakukan pemasangan meter air prabayar, tidak ada lagi alasan bagi pelanggan untuk tidak membayar kewajibannya. “Mudah-mudahan dengan prabayar ini tidak ada lagi petugas bersitegang dengan pelanggan yang menunggak pembayaran,” paparnya.

Wahyu mengungkapkan, harga untuk meter air prabayar agak mahal sehingga perlu investasi yang cukup besar namun pihaknya akan menghitung terlebih dahulu antara nilai investasi dengan kemungkinan piutang yang ada di pelanggan.”Peralatannya kita yang mensuplai, meter yang lama kita cabut dan kita ganti dengan meter prabayar,” tuturnya.

Terkait dengan rencana itu, pihak Perumda Tirta Albantani sudah melakukan kunjungan di perusahaan yang memproduksi meter air prabayar. “Di beberapa daerah kita lihat keandalannya kalau ternyata andal dan kita sepakat harganya, kita pasang tahun 2022. Rencana uji cobanya di perumahan di Kecamatan Cikande,” ungkapnya.

Ia mengungkapkan, pada tahun ini sudah ada sekitar 1.500 pelanggan yang diputus karena menunggak pembayaran karena jika tidak dilakukan pemutusan akan menjadi piutang yang terus membengkak. “Memang dilema tapi harus kita lakukan karena saya juga diwajibkan untuk mengendalikan piutang. Total piutang sampai saat ini kurang lebih Rp30 miliar,” katanya. (tanjung/fikri)

Pos terkait