BANTENRAYA.CO.ID – Berikut merupakan review keindahan surga bawah laut Tmana Nasional Wakatobi sebagai destinasi tercantik di dunia.
Taman Nasional Wakatobi mempunyai keindahan yang dipandang sebagai surga bawah laut yang menyimpan keindahan bahari tercantik.
Surga bawah laut Taman Nasional Wakatobi ini masih terjaga kelestarian dan keindahnnya yang bisa kamu nikmati sendiri.
Dalam artikel ini akan mengulas kecantikan surga dunia Taman Nasional Wakatobi sebagai destinasi tercantik di dunia.
BACA JUGA :Tempat Wisata Terindah di Lahat Sumatera Selatan yang Paling Eksotis
Liburan saat ini memang mengunjungi tempat wisata terbaik jadi pilihan terbaik untuk sebagian orang dalam mencari kesegaran alam yang indah.
Dalam liburan ini sebagian orang dapat menjernihkan pikiran dengan rasa syukurnya atas nikmat yang tuhan berikan.
Alam yang sangat indah merupakan salah satu nikmat yang diberikan tuhan untuk kita nikmati dan memperbesar rasa syukur tersebut.
Banyak pilihan tempat wisata terbaik untuk kamu nikmati di Taman Nasional Wakatobi yang sangat indah dan memukau. untuk lebih jelasnya silahkan baca artikel ini sampai dengan selesai.
BACA JUGA :Tips Cara Mengatasi Malas Yang Berlebihan Pada Tubuh, Bisa Dilakukan Dengan Mudah
Penasarankan bagaimana keindahan tempat wisata yang berada di Taman Nasional Wakatobi ini?
Dikutip Bantenraya.co.id dari berbagai sumber inilah tempat wisata surga dunia di Taman Nasional Wakatobi sebagai destinasi tercantik dunia.
Menguak Keindahan Taman Nasional Wakatobi
Pulau Sawa di Kepulauan Wakatobi
Perjalanan panjang Wakatobi untuk menjadi Taman Nasional Wakatobi sendiri dimulai pada tahun 1989.
Saat itu Wakatobi masih menjadi kawasan konservasi laut melalui survei yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Kehutanan dan Konservasi Alam yang berkolaborasi dengan WWF.
BACA JUGA :50 Link Twibbon Untuk Merayakan Hari Raya Idul Adha 2023, Cocok Untuk Media Sosialmu
Hasil survei menunjukkan bahwa Wakatobi memiliki sumber daya laut yang melimpah, termasuk berbagai macam jenis terumbu karang, ikan dan keberagaman habitat yang menghasilkan panorama laut yang memukau.
Selanjutnya, Kepulauan Wakatobi akhirnya berganti nama menjadi Taman Nasional Wakatobi lewat keputusan Menteri Kehutanan di bulan Juli 1996 dan diresmikan lewat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 7651/Kpts-II/2002 tanggal 9 Agustus 2002 yang juga menjelaskan bahwa luas wilayah Taman Nasional Wakatobi sebesar 1.390.000 hektar.
Tentunya, ada berbagai alasan dan proses kenapa sebuah kekayaan alam atau wilayah konservasi, baik itu di darat ataupun di laut bisa menjadi sebuah taman nasional.
Untuk Taman Nasional Wakatobi sendiri, salah satu alasan kuatnya adalah karena letaknya yang berada di Coral Triangle atau Segitiga Terumbu Karang. Apakah itu?
BACA JUGA :Rekomendasi Model Tote Bag Stylish Untuk Kuliah yang Cocok untuk Fashionable, Wajib Beli!
Bayangkan kamu pergi ke sebuah museum lukisan di tengah kota dan di dalamnya kamu bisa menemukan sekitar 76% lukisan dari berbagai seniman terbaik di dunia, tentu kamu mau berlama-lama di dalam museum tersebut bukan? Nah, Taman Nasional Wakatobi adalah salah satu seniman yang turut memberikan lukisan indah tersebut.
Coral Triangle atau Segitiga Terumbu Karang sendiri adalah istilah yang mengacu kepada wilayah seluas 6 juta km yang melewati Kawasan Malaysia, Indonesia dengan Taman Nasional Wakatobi, Kepulauan Solomon hingga Timor Leste.
Bukan hanya menjadi tempat wisata, tapi para ilmuwan dari penjuru dunia juga menjadikan Wakatobi sebagai tempat pembelajaran untuk spesies terumbu karang terbaru yang tentunya terus berevolusi.
Begitu spesialnya Coral Triangle hingga mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan Coral Triangle Day, yaitu hari spesial untuk mengajak masyarakat sekitar peduli terhadap ekosistem terumbu karang yang jatuh pada tanggal 9 Juni.
Surga Bawah Laut, Rumah untuk Terumbu Karang dan Ikan
Wakatobi
Taman Nasional Wakatobi dikenal karena menjadi salah satu kawasan dengan jumlah terumbu karang dan spesies ikan terbanyak di dunia.
Taman Nasional yang terletak di kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara ini hanya kalah dari dari Great Barrier Reef yang terletak di Queensland, Australia.
Tak hanya menjadi rumah yang nyaman bagi terumbu karang dan berbagai macam ikan yang hidup berkesinambungan di bawah laut, Taman Nasional Wakatobi yang menawarkan 50 tempat diving yang sangat mudah diakses dari pulau-pulau besar yang ada.
BACA JUGA :Kumpulan Tips Menghemat Uang Bersama Pasangan 2023, Begini Caranya Agar Bisa Hemat
Bukan hanya menyenangkan bagi para wisatawan, banyaknya akses diving ini juga menjadi tempat bermain bagi berbagai macam spesies penyu, lumba-lumba hingga paus.
Konon, Taman Nasional Wakatobi memiliki lebih dari 942 spesies ikan dan 750 dari 850 koleksi terumbu karang yang ada di dunia.
Keindahan Taman Nasional Wakatobi yang beragam juga ditunjukkan dengan penduduk lokal yang terdiri dari 3 suku, yaitu suku Buton, Bajo dan Bugis.
Wakatobi sendiri total terdiri dari 143 pulau besar, namun hanya 7 pulau yang berpenghuni.
BACA JUGA :Tempat Wisata Tercantik di Danau Maninjau Sumatera Barat yang Terbaik dan Terhits
Mengenal Empat Pulau Besar di Wakatobi
Meskipun dikenal dengan wisata lautnya, Taman Nasional Wakatobi juga memberikan pengalaman yang tak terlupakan di keempat pulaunya, terutama yang berkaitan dengan tradisi budaya dari penduduk yang ramah.
Mulai dari melepas bayi penyu ke laut lepas, pasir pantai yang putih, hingga benteng tradisional dan warisan sejarah, berikut beberapa keindahan dari Wakatobi:
Pulau Wangi-Wangi
Entah kamu penyelam berpengalaman atau hanya sekadar petualang santai, perjalanan menjelajahi Taman Nasional Wakatobi dimulai dari sini.
Penerbangan komersial dari dan ke Bandara Matahora di pulau ini menjadi gerbang pembuka yang pas untuk menjamu kamu dengan keindahan Wakatobi, Melihat matahari terbit di horizon selagi lumba-lumba berenang dan berlompatan di sekeliling perahu kamu adalah awal yang tepat untuk memulai petualangan kamu.
BACA JUGA :Istilah Role Player Sedang Viral di TikTok, Ternyata ini Maknanya!
Tenang saja, kamu bisa menyewa perahu di Pelabuhan Sombu atau Mola dan mereka akan segera mengantarkan kamu ke Tanjung Kapota untuk melihat atraksi di atas.
Bonusnya, kamu bisa melihat atraksi para nelayan lokal dan lumba-lumba.
Jika sudah puas dengan atraksi laut, kamu bisa berkunjung ke Desa Tradisional Liya Togo,yang berlokasi 15 km dari pusat pulau.
Di desa ini kamu bisa menganggumi rumah berbahan kayu dan juga tradisi turun temurun dari era kerajaan Liya, termasuk benteng-benteng tua, loh!
BACA JUGA :5 Fakta Film Culpa Mia My Fault yang Viral di TikTok, Konflik Hubungan Terlarang dengan Saudara Tiri
Pulau Kaledupa
Berbeda dengan Pulau Wangi-Wangi, Pulau Kaledupa yang dikeliling oleh hutan mangrove dan pohon kelapa menawarkan atmosfer yang lebih damai dan tenang jika dibandingkan dengan pulau-pulau lain.
Terutama yang berdekatan dengan Pulau Hoga, pusat riset dan olah data milik Operation Wallace.
Laut yang jernih, pasir yang putih, pohon kelapa yang bergoyang dan suara ombak yang menyapa pantai menjadikan pulau ini tempat yang pas untuk kamu bersantai.
Pulau Tomia
Pulau ketiga, yaitu Pulau Tomia, sudah terkenal sebagai situs selam selama 10 tahun kebelakang, Memiliki lebih dari 40 situs selam yang sudah dinamakan dan dipetakan membuat pulau ini bukan hanya terkenal di Indonesia, namun juga di mata penyelam yang tersebar di seluruh dunia.
Salah satu terumbu karang yang menantang sekaligus cantik yang kerap menjadi incaran para penyelam veteran dalah terumbu karang Roma, yang diambil dari salah satu kota terbesar di Italia.
Pulau Binongko
Pulau Binongko adalah pulau terjauh dari gugusan kepulauan Wakatobi. Namun, bukan berarti Pulau Binongko menawarkan pengalaman yang biasa saja.
Sekali lagi, ketika kamu berkunjung ke pulau ini, kamu akan disapa dengan tarian perempuan muda dengan musik gambus yang kental.
Di pulau ini, selain kamu bisa menemukan pandai besi yang terampil, kamu juga bisa mempelajari bagaimana besi dibentuk dan ditajamkan menggunakan teknik tradisional turun-temurun.
Bahkan, pisau dan parang produksi Pulau Binongko dianggap sebagai salah satu yang terbaik di Indonesia.