Harga Kedelai Naik, Ukuran Tahu dan Tempe Dikurangi

1 TEMPE
Konsumen membeli tahu di salah satu pedagang di Pasar Induk Rau (PIR) Kota Serang, Minggu (30/10/2022). Imbas harga kacang kedelai naik, ukuran tahu dan tempe sedikit dikurangi.

SERANG, BANTEN RAYA- Sejumlah pedagang tahu dan tempe di pasar tradisional Kota Serang mengeluhkan ukuran tahu dan tempe sedikit diperkecil.

Penyebab ukuran tahu dan tempe diperkecil lantaran harga kacang kedelai tembus hingga Rp13.800 per kilogram.

Imbasnya, para konsumen atau pembeli pun ikut-ikutan memprotes karena ukuran tahu dan tempe dikurangi.

Keluhan soal ukuran tahu dan tempe dikurangi ini disampaikan salah seorang pedagang tahu dan tempe di Pasar Induk Rau (PIR) Kota Serang, Eko.
Dia mengaku sejak kenaikan harga kedelai naik, produksi tahu saat ini ukurannya dikurangi atau diperkecil.

“Iya sekarang ukurannya sedikit dikurangi, karena kedelainya naik,” ujar Eko kepada Banten Raya, Minggu (30/10/2022).

Bahkan, kata Eko, pengusaha juga mengurangi jumlah produksinya.

Eko mengaku setiap hari mendapat kiriman tahu sutra dari Tangerang sebanyak dua hingga tiga bak. Satu bak berisi 75 biji tahu sutra.

“Biasa dikirim dua bak tahu sutra, sekarang cuman satu bak, itu pun isinya cuman 50 biji, bukan 75 biji,” ucap dia.

Selain tahu sutra, Eko juga menjual tahu jenis kenong dan tahu goreng, dan tempe. Satu bak tahu goreng berisi 500 biji.

“Biasanya tahu goreng dikirim dua sampai tiga bak, sekarang cuman satu bak,” katanya.

Untuk harga, kata Eko semua jenis tahu dan tempe masih belum ada kenaikan, hanya saja ukurannya sedikit dikurangi.

Eko menyebutkan, harga tahu sutra putih Rp 5.000 per biji, harga tahu goreng Rp 5.000 sepuluh biji, harga tahu kenong putih dan kuning Rp 7000 sepuluh biji.

“Harganya masih tetap, cuman ukurannya doang sedikit dikurangi,” jelasnya.

Keluhan serupa pun dilontarkan pedagang tempe di PIR, Tono. Kata Tono, ukuran tempe berkurang sedikit, karena harga kacang kedelai naik.

“Tempe dikecilin dikit. Kalau dinaikin susah. Pelanggannya bisa lari,” kata Tono.

Tono menyebutkan, harga tempe yang dijual di lapaknya masih tak beranjak dari sebelumnya. Satu papan tempe kemasan plastik Rp 5.000, sedangkan satu papan tempe kemasan daun pisang Rp 6.000.

“Gak naik masih tetep, cuman ukurannya aja dikurangi dikit,” jelas dia.

Tono tak menampik saban hari konsumennya pada komplain, lantaran ukurannya menjadi berkurang.

“Gak berani saya naikin harga, paling juga ukurannya dikurangi dikit, yang penting mah kualitasnya aja dijaga, supaya pembeli gak pada lari,” tuturnya.

Tono berharap harga kacang kedelai kembali stabil, supaya harga jual tahu dan tempe tidak naik, dan ukuran kembali normal.

“Pemerintah harus nyari solusi supaya kacang kedelai harganya tidak naik lagi,” katanya.

Kabid Perdagangan Dinkop UKM Perindag Kota Serang Sukanta menjelaskan, penyebab harga kacang kedelai melonjak disebabkan pengaruh lokal dan global.

“Pengaruh lokal karena produksi kedelai lokal gak banyak, dan harga BBM naik,” ujar Sukanta, kepada Banten Raya.

“Kalau pengaruh global, karena kacang kedelai impor dari luar negeri. Terus tingkat keamanan dibeberapa wilayah contoh perang Ukraina-Rusia itu terlalu besar. Karena sebagian komoditi kita barang impor,” sambung dia.

Sukanta menjelaskan, kenaikan harga kacang kedelai tidak terlalu signifikan, karena pihaknya melakukan survei harian yang dilaporkan ke Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI.

“Kita sudah melaporkan melalui survei harga harian ke kementerian,” ucapnya.

Langkah yang kedua, lanjut Sukanta, pihaknya juga berkoordinasi dengan dinas ketahanan pangan baik provinsi maupun Kota Serang, karena penanganan kacang kedelai ini kerja bareng.

“Emang dukungan belum nyampe kesana. Di Kota Serang sendiri belum ada BUMD yang menangani sembako kecuali di provinsi sudah punya, PT ABN,” ungkap Sukanta.

Selain itu, lanjut Sukanta, pihaknya pun sudah melakukan langkah beberapa usulan terutama para agen dan distributor untuk kerja sama terutama daerah yang memproduksi kacang kedelai.

“Di wilayah Banten ini produksinya sedikit, makanya kita coba dengan dinas Ketapang mendorong para agen dan distributor untuk kerja sama antar daerah terutama daerah produsen kacang kedelai,” tegasnya. (harir)

Pos terkait