SERANG, BANTEN RAYA- PT Asahimas Chemical (ASC) turut berkomitmen mengurangi emisi CO2 dengan penggunaan energi baru terbarukan. Hal ini diwujudkan dengan komitmen penggunaan REC PLN dengan total 18.000 GWh selama 15 tahun dan diperkirakan dapat turut membantu mengurangi emisi CO2 hingga 15 juta ton.
Kesepakatan penggunaan layanan REC ini ditandai dengan penandatangan perjanjian jual beli REC antara PLN Unit Induk Distribusi (UID) Banten sebagai penyedia layanan dan PT PT Asahimas Chemical (ASC) sebagai pelanggan.
PT ASC adalah perusahaan multinasional yang merupakan anak perusahaan dari group AGC Inc. Jepang merupakan produsen besar kaca, elektronik, dan kimia di dunia. PT ASC sendiri bergerak dalam bidang industri kimia dasar terintegrasi dengan pabrik Chlor Alkali-Vinyl Chloride dan PolyVinyl Chlorida terbesar di Asia Tenggara, berlokasi di Cilegon, Provinsi Banten, dan telah beroperasi sejak tahun 1989 dengan total investasi mencapai US$1,6 miliar sampai pada tahun 2022.
Produk utama PT ASC berupa Caustic Soda (NaOH) dan Polyvinyl Chloride (PVC), yang dibutuhkan oleh sekitar 400 industri nasional dalam negeri seperti industri rayon, alumina, pulp & paper, tekstil, makanan, dan lain-lain serta industri pendukung infrastruktur seperti industri pipa PVC, kabel dan industri plastik lainnya, serta memenuhi pasar ekspor yang cukup besar, yang dapat mendongkrak devisa negara.
General Manager PLN UID Banten, Abdul Mukhlis, menyampaikan PLN berkomitmen meningkatkan pembangunan insfrastruktur ketenagalistrikan ramah lingkungan dengan memprioritaskan pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT).
“Dalam mensupport kebutuhan PT ASC, PLN menyediakan REC dari Pembangkit Listrik Terbarukan Panas Bumi Kamojang (140 MW), PLTA Bakaru (90 MW) dan PLTP Lahendong (70 MW) dengan total kapasitas 300 MW. Kami berharap dengan MoU ini dapat semakin mendorong pertumbuhan pasar nasional energi terbarukan serta mempercepat pencapaian target energi terbarukan di Indonesia,” ungkap Abdul Mukhlis.
Renewable Energy Certificate (REC) adalah salah satu inovasi produk hijau PLN bagi pelanggan untuk pemenuhan target penggunaan energi terbarukan yang transparan dan diakui secara internasional. PLN bekerjasama dengan beberapa mitra termasuk dengan APX inc, yang merupakan penyedia sistem pelacakan (tracking system) dengan standar internasional. Sehingga setiap transaksi atau klaim atas REC dapat diverifikasi dan dilacak secara transparan.
“Kami sangat mengapresiasi Kerjasama jual beli REC dengan PT Asahimas Chemical dan berharap dapat segera merealisasikan kebutuhan eksistensi atas penggunaan energi terbarukan, dan kami berkomitmen penjualan REC akan dikembalikan untuk mengembangkan kapasitas pembangkit EBT di Indonesia guna mencapai target nasional EBT sebesar 23 persen pada tahun 2025,” pungkas Abdul Mukhlis.
Diperkirakan pertumbuhan produk dagang PT ASC meningkat per tahun sejalan dengan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Tenggara. Selain sebagai instrumen pengakuan bahwa suatu perusahaan telah menggunakan renewable energy, penjualan REC akan mendukung pengembangan energi baru terbarukan di Indonesia guna mencapai target nasional sebesar 23 persen pada tahun 2025 dan pencapaian net zero emission tahun 2060.
Wakil Presiden Direktur PT Asahimas Chemical, Eddy Sutanto, mengapresiasi kerjasama yang telah berlangsung dengan PLN selama ini. Dengan keterlibatan PT ASC pada program energi terbarukan diharapkan dapat mendukung program pemerintah untuk dapat melakukan perluasan pembangkit listrik energi terbarukan di wilayah Indonesia. Oleh karena itu, program penurunan emisi secara otomatis dapat diterapkan secara masif yang dapat dikonsumsi oleh banyak industri dan masyarakat sekaligus dalam penerapan sumber energi yang ramah lingkungan.
“PT ASC dan PLN adalah partner yang bertumbuh bersama selama hampir 30 tahun, kerja sama kami diawali ketika mendirikan pabrik di Cilegon Anyer pada saat itu belum ada pabrik sama sekali, kerjasama kami diawali dengan memberikan lahan kepada PLN untuk mendirikan gardu yang saat ini dinamai Gardu Asahimas yang menyalurkan tenaga listrik ke pabrik kami. Karena listrik merupakan salah satu bahan baku utama sehingga keberadaan listrik dan keberlangsungan listrik menjadi salah satu faktor penting bagi keberlangsungan produksi pabrik kami dan industri sekitarnya. Mudah-mudahan kerjasama bisa terus tumbuh bersama utamanya dari sisi penggunaan green energy. Semoga kontrak ini bisa segera efektif dan energi hijau ini bisa segera kami gunakan,” pungkas Eddy. (*/tohir)