UMKM Binaan Dinkop UKM Kota Cilegon, Pempek Khas Palembang Enak, Jeng Nuraini Solusinya

pempek
Pempek Jeng Nuraini buatan Nuraini warga  Lingkungan Ramanuju Lama RT 01 RW 09, Kelurahan Citangkil, Kecamatan Citangkil, Kota Cilegon, Senin (7/11).

CILEGON, BANTEN RAYA – Jeng Nuraini merupakan produsen pempek khas Palembang yang ada di Kota Cilegon. Pempek Jeng Nuraini melayani jualan pempek dalam bentuk sudah digoreng maupun pempek yang belum digoreng atau masih mentah.

Nuraini, pemilik pempek brand pempek Jeng Nuraini sudah berjualan pempek sekitar 4 tahun lalu. Ia menjual pempek lantaran melihat pasar kuliner cukup menggiurkan, khususnya di Cilegon. Ditambah lagi, Ia yang berasal dari Sumatera Selatan tempat asal makanan pempek memang memunyai keahlian membuat pempek.
“Saya sehari-hari bikin pempek. Tapi kadang kalau ada pesanan catering buat hajat juga saya layani, kue-kue basah juga,” kata Nuraini yang tinggal di Lingkungan Ramanuju Lama RT 01 RW 09, Kelurahan Citangkil, Kecamatan Citangkil, Kota Cilegon, Senin (7/11).

Nuraini menjual pempeknya kepada warga sekitar. Selain itu juga menerima pesanan dari beberapa orang yang telah dikenalnya, serta dari Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Dinkop UKM) Kota Cilegon jika ada acara tertentu juga sering pesan ke dirinya. “Ya saya jual lewat WA, saya tawarin orang-orang, lewat facebook pribadi saya juga. Ada pesanan juga luar kota, seringnya Serang, Anyer, Pandeglang,” katanya.

Bacaan Lainnya

Nuraini menjelaskan, produk  Pempek Jeng Nuraini lebih sering dijual dalam bentuk belum digoreng. Dalam satu boks, berisi 10 pempek, kuah dan timun. Dalam satu boks, harganya Rp 20 ribu, belum termasuk ongkos kirim. Namun, untuk di wilayah Kota Cilegon bisa gratis antar jika pesanan banyak. “Sehari saya bikin 300 sampai 500 biji pempek, ya ada sekitar 30 sampai 50 boks,” tuturnya.

Nuraini berjualan melalui whatsapp dengan nomor 082216953749. Ia berjualan pempek untuk bantu-bantu suami yang bekerja serabutan. “Tambahan, suami serabutan aja. Kalau sehari pempek aja 500 sampai 1 juta. Modalnya ya 500 ribu lebih, tapi kalau kapal selam harganya beda, untungnya,” ungkapnya.

Nuraini mengaku, saat ini Ia sering mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh DinkopUKM Kota Cilegon. Ia juga dibantu dalam pengurusan izin seperti Nomor Induk Berusaha (NIB) dan sebagainya. “Saya sering diundang orang dinas (DinkopUKM) ikut pelatihan, jualan kita juga dibeli mereka,” ucapnya.*

Pos terkait