Tarif Angkot Picu Inflasi Kota Serang, Pemprov Siapkan Bus Sekolah

1 Doni Serang Tarif Angkot Picu Inflasi di Kota Serang 3
PICU INFLASI: Angkot melintas di Jalan Syech Nawawi Al-Bantani, Kecamatan Curug, Kota Serang, Senin, 28 November 2022. Tarif angkot menjadi salah satu pemicu inflasi di Kota Serang.

SERANG, BANTEN RAYA- Tarif angkot dalam kota (angkot) menjadi salah satu penyumbang inflasi tertinggi di Kota Serang selama Oktober 2022.

Data tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Serang.

Terkait inflasi ini diungkapkan Walikota Serang Syafrudin usai menghadiri undangan rapat koordinasi nasional dalam rangka pengendalian inflasi di daerah secara zoom meeting di kantor Diskominfo Kota Serang, Senin (28/11/2022).

Walikota Serang Syafrudin mengatakan, inflasi di Kota Serang hingga Oktober 2022 tercatat 7,54.

“Jadi rata-rata kita inflasinya 7,54 tapi ada juga yang tertinggi. Aceh dengan Jambi itu 8 sekian,” ujar Syafrudin, kepada Banten Raya.

Syafrudin menyebutkan, penyumbang angka inflasi 7,54 itu bukan dari bahan pokok atau bapok, melainkan dari 10 item jenis barang dan jasa.

“Yang terbesar adalah dari angkutan dalam kota kemudian juga jeruk, material bangunan. Material bangunan ini mungkin ada kenaikan BBM, tahu, dan tempe,” sebut dia.

Selain itu, Syafrudin menyebutkan, kulit melinjo penyumbang inflasi, karena beberapa waktu lalu di Kota Serang ramai kegiatan keagamaan kearifan lokal salah satunya peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

“Jadi kulit melinjo penyumbang inflasi yang paling besar 25,76,” katanya.

Syafrudin mengaku pihaknya sudah melakukan berbagai langkah atau upaya dalam rangka pengendalian inflasi di Kota Serang. Mulai dari pengalokasian anggaran 2,23 persen atau sekitar Rp4,89 miliar untuk bantuan sosial pada nelayan, bantuan bibit untuk petani, menciptakan lapangan kerja berupa padat karya, kelompok tani, pelatihan kewirausahaan bagi pencari kerja, disabilitas, perlindungan sosial, cadangan pangan daerah, gerakan tanam cabai, operasi pasar, monitoring ke pasar Induk Rau atau PIR.

“Intinya bahan pokok stabil, akan tetapi bahan-bahan yang saya sebutkan tadi memang ada kenaikan. Terutama di angkutan dalam kota,” jelas Syafrudin.

Untuk penyesuaian tarif angkutan umum dalam kota, Syafrudin mengaku pihaknya masih menyusun drafnya dari dinas terkait.

“Sedang kita susun drafnya dari dinas perhubungan. Mudah-mudahan dalam waktu singkat ini bisa kami tandatangani. Mudah-mudahan Minggu ini selesai,” ujar dia.

Asda II Kota Serang Yudi Suryadi mengatakan, salah satu penyebab inflasi di Kota Serang adalah tarif angkutan dalam kota yang belum dikeluarkan.

“Dan kemarin upaya-upaya itu sudah dilakukan oleh dinas perhubungan dengan mengeluarkan SK untuk tarif dari dishub,” kata Yudi.

Yudi menjelaskan, faktor kendala sehingga tarif angkutan dalam kota menjadi penyebab inflasi, karena bertahap prosesnya.

“Makanya itu juga sudah ditetapkan. Karena secara bertahap dari provinsi baru ke kota,” jelas dia.

Yudi mengatakan, pemicu inflasi yang utama adalah kenaikan harga bahan bakar minyak atau BBM, sehingga tarif angkutan dalam kota, barang dan jasa melonjak tinggi.

“Tapi yang jelas dipacu oleh BBM kalau lihat dari data yang tetap angkutan kota dari BBM. cuma kalau ada SK kan biar ada keseragaman. Khawatir kadang-kadang kita mah begitu ada BBM naik, SK nya rendah dari tarif yang ini nggak mau turun lagi. Ini yang sering terjadi di kita. Makanya perlu ada keseragaman dalam penataan tarif,” terangnya.

Yudi menuturkan, penyebab kulit melinjo penyumbang inflasi, karena bulan Oktober puncak perayaan keagamaan, sehingga muncul di awal November angka inflasi tinggi.

“Khusus di kota serang mungkin karena memang kalau melinjo tidak semua daerah hanya wilayah Banten dan sekitarnya saja yang masih menggunakan itu,” tuturnya.

Menurut Yudi, kulit melinjo tidak terlalu besar menyumbang inflasi karena parsial. Sebab hanya ada pada kegiatan momen keagamaan saja, karena kulit melinjo makanan ciri khas daerah.

“Karena masyarakat nggak ada kulit melinjo kurang maksimal. Karena tidak ada di daerah lain. Malah mereka melihat kulit melinjo aneh. Mereka mah buang. Kota mah dimakan. Jadi khusus wilayah Serang dan sekitarnya,” terangnya.

Selain melinjo, kata Yudi Suryadi, martabak pun pemicu inflasi di Kota Serang. Karena bahan martabak terbuat dari telor, terigu, mentega, gula pasir, sedangkan barang-barang itu termasuk sembako.

“Mungkin juga ada banyak acara suguhan-suguhan. Kalau tempe jelas kedelainya. Kalau pasir mungkin kota serang dari angkutannya karena BBM nya naik,” beber dia.

Sementara itu, guna menekan inflasi Kota Serang, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten akan menyiapkan dua bus sekolah. Bus ini akan dioperasikan untuk mengangkut para siswa sehingga diharapkan dapat menekan inflasi di Kota Serang.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten, inflasi tertinggi di Banten pada Oktober lalu disumbang oleh Kota Serang. Bahkan, inflasi Kota Serang merupakan inflasi tertinggi sepulau Jawa. Inflasi Kota Serang disumbang oleh angkutan dalam kota yang dipicu oleh kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Penjabat Gubernur Banten Al Muktabar mengatakan, Pemerintah Provinsi Banten saat ini masih terus berusaha untuk mengendalikan inflasi di Provinsi Banten, salah satunya adalah penanganan inflasi yang saat ini difokuskan adalah pengendalian inflasi di Kota Serang. Inflasi di Kota Serang menjadi perhatian pemerintah pusat karena tingginya inflas pada Oktober lalu

Al Muktabar mengatakan, sejumlah opsi disiapkan guna mengendalikan inflasi di Kota Serang. salah satunya Pemrpov Banten sudah siapkan 2 bus sekolah. Dua bus ini akan dioperasikan untuk mengangkut anak sekolah.

“Saya sudah perintahkan Kadiskominfo agar berkordinasi dengan Pak Walikota, di titik mana yang paling padat sehingga akan berefek,” katanya.

Meski demikian, akan didiskusikan dengan Pemerintah Kota Serang di titik mana saja kepadatan anak sekolah berada. Sehingga, keberadaan bus ini akan bekerja secara maksimal dalam mengangkut orang. “Apakah nanti akan operasikan bus akan dikomunikasikan dengan Bapak Walikota Serang,” ujarnya.

Akan berapa lama bus beroperasi dan akan berapa banyak bus yang diperlukan akan disesuaikan dengan kebutuhan. Bila diperlukan penambahan bus maka akan didiskusikan bagaimana solusi dari masalah tersebut.

Untuk mengendalikan inflasi yang dipicu oleh beras, saat ini sebenarnya telah ada 18 keluarahan yang menggelar operasi pasarsecara rutin. Bahkan, kulit melinjo juga menjadi salah satu pemicu inflasi di Banten.

“Kita koordinasi dengan Badan Pangan Nasional dan Badan Pangan Nasional nanti yang akan mengarahkan seperti apa,” ujarnya.

Koordinator Fungsi Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten Bambang Widjonarko mengatakan, yang perlu diwaspadai saat menjelang tahun baru adalah naiknya harga tiket pesawat seiring meningkatnya pengguna pesawat udara. Namun, karena itu adalah kewenangan pemerintah pusat, maka pemerintah harus memberi perhatian pada tiket maskapai.

“Tiket pesawat perlu diwaspadai karena ada kemungkinan peningkatan penumpang ke berbagai daerah dari Bandara Soekarno-Hatta. Itu cukup memicu laju inlfasi menhelang Natal dan tahun baru,” katanya.

Sementara Pemerintah Provinsi Banten menurutnya harus menjaga pasokan sejumlah bahan makanan jelang Natal dan tahun baru. Meski demikian, saat ini menurutnya adalah fenomena menarik karena dengan kenaikan harga BBM tidak menyebabkan harga komoditas melonjak naik.

“Yang mulai menghangat adalah harga beras padahal beras merupakan bahan makanan dengan bobot paling tinggi dibandingkan dengan bahan makanan lain,” ujarnya. (harir/tohir)

Pos terkait