Kisah Sedih Nasi Bungkus dan Seorang Bapak yang Ditinggal Mati Istrinya, Kalau Baca Nggak Nangis Hebat

Nasi bungkus
Kisah Sedih Seorang Bapak yang Ditinggal Mati Istrinya, Kalau Baca Nggak Nangis Hebat. (Twitter @kegblgnunfaedh)

BANTENRAYA.CO.ID – Ini adalah sebuah kisah tentang nasi bungkus dan seorang bapak yang ditinggal mati istrinya.

Kalau kamu dengar cerita nasi bungkus ini dijamin pasti nangis.

Hebat kalau nggak nangis.

Bacaan Lainnya

Cerita ini dibuat oleh seseorang dan dibagikan oleh akun Twitter @kegblgnunfaedh.

Silakan baca kalau kamu kuat!

Tadi sewaktu sedang membeli nasi bungkus, saya perhatikan ada seorang bapak sedang duduk sambil voice note (VN) dengan seseorang.

Sedikit terdengar obrolan beliau dengan istrinya:

Istri :

“Mas kerja baik-baik ya. Nanti kalau lapar jangan lupa makan bekal yang sudah saya masakin. Saya tau saya ngga jago masak, tapi itu makanan kesukaan Mas walau pun ngga terlalu enak.”

Tak lama saya dengar VN yang sama diulang-ulang oleh istrinya. Terdetik dalam hati, “sepertinya istrinya tipe wanita yang suka mengulang pembicaraan dua tiga kali Atau Bapak itu mengulang VN yang sama berkali-kali.”

Tak lama setelah itu saya beranikan diri untuk mendekati bapak tersebut.

Lalu saya membuka percakapan ;

Saya :

“Ngebungkus nasi juga pak?”

Bapak :

Sambil tersenyum bapak itu menjawab, “iya mas.. Saya bungkus saja karena mau makan di rumah.”

Saya :

“Oh.. Istrinya lagi ngga di rumah pak?”

(karena saya lihat bungkus nasinya hanya satu)

Bapak :

“Istri saya sudah meninggal 4 tahun yang lalu”

Saya :

“Inna lillahi wa Inna ilayhi rojiʼun.. Terus tadi bapaknya VN sama siapa?”

Bapak :

“Itu VN lama yang masih saya simpan sampai sekarang. Kalau rindu pasti saya dengarkan VN itu. Saya ngga punya anak, jadi hubungan kami sangat dekat seperti sahabat. Setelah dia ngga ada, saya ngga tau lagi mau bertukar cerita dengan siapa.”

Beliau melanjutkan :

“Jadi saya luangkan waktu untuk dengarkan VN dari dia. Istri saya meninggal ketika shalat subuh berjamaah, meninggal ketika sujud.”

Setelah itu saya tak lagi banyak bertanya karena wajah beliau sudah terlihat sedih. Sebelum pergi beliau sempat berpesan.

Bapak :

“Kalau Mas nya WA istri, jangan kebanyakan chat. Banyakin VN aja. Ketika jauh seperti ini jadi selalu bisa dengar suaranya. Kalau rindu bisa dengar suaranya berulang-ulang..”

Ditulis oleh salah seorang teman saya dari Negara tetangga, saya coba alih bahasakan agar teman-teman bisa mendapat faidah darinya. ***

Pos terkait