BANTENRAYA.CO.ID – Beberapa peresmian gereja mungkin dibuat dengan acara meriah.
Namun peresmian Gereja Katolik di Muara Enim, Sumatera Selatan ini cukup menuai sorotan netizen.
Pasalnya peresmian Gereja Katolik tersebut ikut dimeriahi oleh marawis Nahdatul Ulama (NU).
BACA JUGA: 4 Tips Menjadi Pendengar yang Baik, Rahasia untuk Hubungan Kalian Makin Langgeng
Dirangkum bantenraya.co.id dari postingan akun Instagram @faktakamera yang menayangkan rekaman sekelompok pemuda marawis sedang tampil di depan layar besar yang menampilkan tulisan Peresmian Gereja Katolik.
Anggota marawis NU terlihat memainkan rebana sambil menari, mereka juga memakai busana islami hitam putih.
Menanggapi hal tersebut, Kapolres Muara Enim Andi Supriadi tidak menampik kegaiatan peresmian gereja tersebut.
BACA JUGA: Dampak Vape pada Kesehatan, Apakah Masih Lebih Aman daripada Rokok Konvensional?
Acara peresmian Gereja Katolik tersebut juga dihadiri oleh Pj Bupati Muara Enim, Usmawri Kaffah.
“Tujuan kegiatan ini murni meningkatkan kerukunan (toleransi) antar umat beragama, bagian menjaga kerukunan persatuan NKRI,” jelas Andi, Senin (23/7/2023).
Andi juga menambahkan kalau acara peresmian tersebut dilakukan di luar gereja, bukan di dalamnya.
Beberapa warganet ikut berkomentar tentang cuplikan tersebut, dan mayoritas komentar mereka tidak mendukung hal tersebut.
Akun @muhammadihsanansory_ berkata, “Toleransi kebablasan.”
“Astaghfirullah… sedih Nabi melihat umatnya seperti ini,” singgung @riyuzhakhairil.
BACA JUGA: Sebelum Kamu Kuliah ke Luar Kota, Coba Pertimbangkan Dulu 5 Hal Berikut
Dan ada komentar yang melontarkan arti dari potongan ayat Al-Quran juga.
“Bagimu agamamu, bagiku agamaku,” tulis @afi_zkz mengutip ayat dari surat Al-Kafirun.
Namun caption unggahan video tersebut juga menyebutkan keterangan dari Andi Supriadi kalau hal tersebut tidak termasuk ibadah.
BACA JUGA: Jangan Takut Donor Darah! Manfaatnya Sangat Besar ke Kesehatan
“Karena tidak ada kegiatan ibadah maupun mencampur adukkan kaidah ajaran agama masing-masing. Marilah kita menjadi bagian yang menjaga dan memperkokoh kerukunan antar umat beragama,” jelas Andi.
Tentu saja penampilan marawis tersebut dapat mempertanyakan tentang dimana sebenarnya batas toleransi antar umat beragama.
Dan di sisi lain, acara peresmian masjid baru mungkin tidak akan sampai mengundang penganut agama lain untuk memeriahkan acara dengan musik khas mereka di halaman masjid.***