BANTENRAYA.CO.ID – Di tengah polemik seputar tingkah Oklin Fia belakangan ini, Abidzar Al-Ghifari akhirnya buka suara.
Putra mendiang Ustadz Jefri Al-Bukhari yaitu Abidzar Al-Ghifari melalui Instagram Story-nya, @abidzar73, pada 7 Agustus 2023, membagikan pemikirannya atas tindakan Oklin Fia yang dianggapnya tidak pantas.
Abidzar Al-Ghifari memulai dengan membagikan foto-foto yang memamerkan pilihan busana Oklin Fia yang tidak biasa, terutama kombinasi pakaian ketat dengan hijabnya.
Menyampaikan keprihatinannya atas hal tersebut, Abidzar Al-Ghifari mengaku awalnya tidak terganggu dengan tingkah selebgram sekaligus rapper tersebut. Namun, seiring berjalannya waktu, perasaan tidak nyamannya semakin kuat.
Dalam Instagram Story-nya, Abidzar tidak berbasa-basi dengan menyebut tindakan Oklin sebagai tindakan tercela.
Dia mengungkapkan rasa jijiknya pada pilihan pakaiannya, yang menurutnya mengurangi martabat wanita.
Ia bahkan sampai menyarankan jika Oklin Fia ingin tampil bergairah, ia harus mempertimbangkan melepas hijabnya.
Abidzar Al-Ghifari juga mempertanyakan peran umat beragama, bertanya-tanya mengapa mereka tidak mengambil sikap terhadap perilaku Oklin Fia.
Ia menegaskan, meski bukan penganut agama Islam, ia tetap menganggap tindakan Oklin Fia tidak bisa diterima.
Akibat komentarnya, Oklin memilih untuk memblokir Abidzar di berbagai platform media sosial, termasuk Instagram dan TikTok, menandakan eskalasi perseteruan online antara kedua tokoh tersebut.
Kontroversi seputar pilihan selebgram sekaligus rapper berhijab ini memicu perbincangan tak hanya soal norma agama tapi juga dampak perilaku figur publik di media sosial.
Keputusan Abidzar Al-Ghifari untuk angkat bicara menyoroti berbagai pendapat yang dipegang oleh individu tentang masalah ini.
Seiring wacana online berlanjut, masih harus dilihat apakah komentar Abidzar Al-Ghifari akan berdampak pada pilihan atau tindakan Oklin Fia di masa depan.
Insiden tersebut berfungsi sebagai pengingat akan kekuatan media sosial untuk memperkuat pendapat pribadi dan berkontribusi pada diskusi yang lebih luas tentang nilai dan norma masyarakat.***