Entaskan Buta Huruf Al Quran, Ketua DPRD Kota Cilegon Isro Miraj Ajak Semua Pihak Saling Berbagi Peran

Entaskan Buta Huruf Al Quran Ketua DPRD Kota Cilegon Isro Miraj Ajak Semua Pihak Saling Berbagi Peran
Ketua DPRD Kota Cilegon Isro Miraj

BANTENRAYA.CO.ID – Ketua DPRD Kota Cilegon Isro Miraj mengajak semua pihak berperan untuk bersama-sama entaskan buta huruf Al Quran di Kota Cilegon.

Hal itu diungkapkan Ketua DPRD Kota Cilegon Isro Miraj saat dirinya memberikan sambutan dalam acara Pelantikan Pengurus Forum Komunikasi Pendidikan Al Quran atau FKPQ di Aula DPRD Kota Cilegon, Senin 15 Mei 2023.

Isro mengajak, bukan saja FKPQ, tapi juga pemerintah dan organisasi pendidikan islam di Kota Cilegon saling berbagi peran bersama-sama dalam upaya mengentaskan buta huruf Al Quran di kota santri.

Bacaan Lainnya

Diketahui saat ini ada sebanyak 25 persen warga di Kota Cilegon tidak bisa baca tulis Al Quran. Hal tersebut tentu butuh konsistensi dan komitmen bersama untuk saling berperan.

Termasuk juga, bagaimana berupaya untuk bisa semakin membuat kompetensi guru atau pendidik agama semakin meningkat dan profesional.

Menurut Isro, dibutuhkan peran satu sama lain untuk berupaya keras mengentaskan buta huruf Al Quran tersebut.

Entaskan Buta Huruf Al Quran Ketua DPRD Kota Cilegon Isro Miraj Ajak Semua Pihak Saling Berbagi Peran1
Entaskan Buta Huruf Al Quran, Ketua DPRD Kota Cilegon Isro Miraj Ajak Semua Pihak Saling Berbagi Peran1

“Pemerintah berperan untuk bagaiman memperhatikan kesejahteraan para guru mengaji dan pendidikan agama. Hal itu agar kualitas guru madrasah, guru mengaji kampung juga bisa maksimal,” katanya.

Lalu, ujar Isro FKPQ bersama-sama untuk bisa berperan meningkatkan religiusitas atau kehidupan rohani masyarakat, sehingga kembali bisa meningkatkan kualitas kehidupan rohani masyarakat dan kembali gemar mengaji.

“Untuk FKPQ itu bisa berperan untuk urusan rohani, kami yang akan perhatikan kebutuhan jasmaninya, jadi saling berperan,” ucapnya.

Sebab, jelas Isro, DPRD Kota Cilegon sebagai bagian dari Pemerintah Daerah (Pemda) Kota Cilegon juga akan terus mengawal secara kebijakan.

“Intinya kami ini adalah yang punya kebijakan dalam hal anggaran, dan itu yang akan kami maksimalkan untuk para guru dan pendidik madrasah dan juga guru mengaji,” ucapnya.

Disisi lain, Isro berharap, adanya metode baru yang terus dikembangkan dalam hal belajar dan mengajar, sehingga tidak lagi seperti dulu yang mungkin sudah tidak relevan lagi dengan kebutuhan zaman sekarang, khususnya anak-anak.

“Jadi kami minta ada pengembangan metode, misalnya dengan memanfaatkan telekomunikasi dan visual dalam pembelajaran, sehingga anak mau mengaji dan belajar agama,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Forum Komunikasi Pendidikan Al Quran atau (FKPQ) Kota Cilegon Heri Hazairin menyatakan, butuh bantuan pemerintah daerah untuk kelengkapan fasilitas metode belajar mengajar. Hal itu karena tidak bisa lagi mengajar baca tulis al quran secara manual.

“Jadi metode belajarnya tidak bisa lagi seperti dulu manual mengaji, tapi butuh tampilan video (telekomunikasi) dan lainnya, sehingga anak mau belajar dan mengaji,” katanya.

Saat ini, imbuh Heri, di Kota Cilegon ada sebanyak 25 persen warga yang tidak bisa baca tulis atau buta huruf al quran. Dimana angka tersebut sebenarnya sangat rendah dibandingkan Provinsi Banten yang mencapai 40 persen dan nasional 72 persen.

“”Yang saya dengar sekitar 25 persen warga di Kota Cilegon belum baca Al Quran, kalau pusat itu 72 persen dan Banten ada sebanyak 40 persen. Tahun lalu segitu, Cilegon sangat kecil secara persentase,” ujarnya.

Heri menjelaskan, secara kompetensi guru pengajar Al Quran di sekolah, ada sebanyak 20 persen yang tidak memiliki kompetensi. Hal itu berdasarkan tes asesmen yang dilakukan.

“Hasil tes dan asesmen guru itu 20 persen guru mengajar Al Quran tidak bisa membaca (kompeten) Al Quran dan miris. Totalnya ada 1.087 semua guru ngaji. Jika lulus maka diberikan sertifikat,” jelasnya.

Bagi yang tidak kompeten, lanjut Heri, pihaknya merekomendasikan kepada sekolah untuk diberikan mata pelajaran baru.

“Setelah tidak lulus ada remedial dan 3 kali dilakukan, maka sudah tidak bisa mengajar, bisa menjadi operator dan lainya,” ujarnya. (Advertorial)

Pos terkait