PANDEGLANG, BANTENRAYA – Seorang gadis cantik bernama Lisa Siti Mulyani (22) warga Kampung Saruni RT 03 RW 01, Kelurahan Saruni, Kecamatan Majasari, Kabupaten Pandeglang, tewas ditangan tetangganya sendiri, Riko Arizka (20) warga Kampung Cipacung, RT 003 RW 005, kelurahan dan kecamatan yang sama.
Sadisnya, pelaku yang berprofesi sebagai ojek online (ojol) ini mengabisi korban dengan serpihan kramik kloset WC di sebuah kebun di kampung setempat, Rabu (8/2) sekitar pukul 22. 30.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, sekitar pukul 22.45, pelajar di asrama SMK Muhammadiyah Pandeglang, mendengar ada teriakan minta tolong dan suara benturan benda keras di sebuah kebun depan asrama sekolah. Saksi kemudian memberitahukan kejadian tersebut kepada rekannya satu mess dan mereka mendatangi lokasi dengan maksud mencari tahu penyebab kegaduhan. Namun saksi melihat seorang pria yang juga pelaku terburu-buru pergi membawa sepeda motor jenis Yamaha Nmax bernomor polisi A 4484 DP.
Saksi mengecek lokasi tempat kedua orang ini bertengkar dan menemukan ada sesosok perempuan berlumuran darah segar tergeletak disemak-semak. Saksi kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Pandeglang. Tidak lama kemudian, Polisi datang ke TKP. Di samping tubuh perempuan yang sudah dalam keadaan meninggal itu ada benda keras serpihan kloset dan kayu patah yang masih berlumuran darah serta motor Honda Beat di duga milik korban. Peristiwa ini sontak membuat warga setempat geger dan berkerumun dilokasi kejadian menyaksikan Polisi mengevakuasi jenazah korban.
Kasat Reskrim Polres Pandeglang Ajun Komisaris Polisi (AKP) Shilton mengatakan, pelaku dan korban memiliki hubungan asmara yang terjalin sudah lima tahun atau semenjak SMA. Belakangan, kata Kasat, pelaku dan korban putus. “Pelaku yang mengendarai sepeda motor NMAX warna biru malam itu baru pulang setelah nyetrum ikan di belakang Stadion Badak. Di depan SMK Muhammadiyah berpapasan dengan korban yang sedang mengendarai motor beat warna hitam bernomor polisi A 5826 JZ,” katanya di Mapolres Pandeglang, Kamis (9/2).
Shilton menjelaskan, ketika berpapasan pelaku berhenti dan menyetop korban untuk mengobrol. Lalu pelaku mengajak korban ke arah Stadion Badak untuk ngobrol karena alasan di jalan ramai orang. “Begitu sampai di tempat sepi pelaku dengan korban terlibat cecok karena korban mengaku sudah mempunyai pacar. Dari situlah pelaku naik pitam, langsung mempiting leher korban, tangan kanan menekan leher kemudian tangan kirinya membekap hidung dan mulutnya hingga membuat korban sulit bernafas dan lemas,” katanya.
Pada saat lemas itulah, korban oleh pelaku diseret ke dalam semak. Setelah sampai di semak itulah korban menemukan kloset pecah kemudian dipukulkan sebanyak dua kali. “Korban tewas di TKP karena mengalami luka di bagian lehernya,” katanya.
Dikatakan Shilton, tidak lama kemudian pihaknya mendapatkan laporan dan langsung menuju TKP dan memintai keterangan sejumlah orang. Kebetulan ada orang mengenali korban jalan dengan pelaku. “Saksi memberikan informasi kalau pelaku mengendarai sepeda motor NMAX warna biru. Lalu kita langsung melakukan pencarian dan pas di jalan ketemu sepeda motor terparkir di depan rumah percis disampaikan saksi,” katanya.
Selanjutnya, Ia bersama tim melakukan penangkapan pelaku tengah berada di dalam rumahnya. Pelaku masuk ke dalam rumah menyimpan tas, berisi laptop, dompet dan handphone korban. “Kurang dari satu jam pelaku berhasil kita tangkap. Kalau saja telat sedikit besar kemungkinan pelaku sudah kabur karena posisi motor di parkir di depan rumah dan yang bersangkutan masuk ke dalam hanya menyimpan barang berharga milik korban,” katanya.
Sementara itu, pelaku mengaku tega melakukan pembunuhan dengan memukulkan kloset WC pada korban karena gelap mata. “Saya sakit hati karena merasa dibohongi. Cinta saya dikhianati,” katanya di Mapolres Pandeglang.
RA mengaku, kalau dirinya tidak merencanakan pembunuhan. Terakhir bertemu korban sebelum terjadi pembunuhan itu saat korban berulang tahun pada hari Selasa (7/2). “Pas ulang tahun saya datang dan ngobrol. Terus bertemu lagi semalam berpapasan sepulang saya habis nyetrum ikan di Kolam Balapunah, belakang Stadion Badak,” katanya.
Pelaku berkilah tidak ada janji bertemu dengan korban malam itu. “Ketemu dijalan terus ngobrol lagi. Terus cekcok dan membuat saya gelap mata lalu memukulkan kloset sebanyak dua kali ke leher. Saya merasa menyesal sudah melakukan pembunuhan pada orang yang saya sayangi karena gelap mata dibohongi dan cinta saya dikhianati karena sudah punya pacar,” katanya.
Sementara itu, juru bicara keluarga korban, Rasyid Chaniago, meminta pihak kepolisian mengusut tuntas kasus ini. “Saya mewakili keluarga korban minta kasusnya diusut secara tuntas. Jangan melihat dia anak siapa ke yang jelas harus dihukum berat,” katanya.
Menurut Rasyid, keluarga sangat kehilangan karena sosok korban merupakan periang dan anak yang baik. Korban juga anaknya bekerja keras.“Selain bekerja korban juga suka merias suka make up. Kami enggak habis pikir pelaku sangat tega membunuh korban,” katanya.
Rasyid mengakui, pada saat ini yang masih menjadi bahan pertanyaan keluarga, kenapa pelaku sampai membawa korban sampai ke arah Stadion Badak. Keluarga masih penasaran ingin mengetahui secara jelas motifnya. “Kami ingin Polisi usut secara tuntas motifnya. Saat ini korban masih berada di rumah sakit karena masih dilakukan autopsi,” katanya.
Pembunuhan Lisa Siti Maryani ini menyita perhati Bupati Pandeglang Irna Narulita yang mendatangi Mapolres untuk menyaksikan ekspos. Bupati mengapresiasi Polres Pandeglang gerak cepat menangkap pelaku pembunuhan. “Dalam waktu singkat dapat dilakukan penangkapan pelakunya. Kami sangat mengapresiasi kerja Jajaran Polres yang gercep,” katanya Irna.
Selaku kepala daerah ia tentu turut berduka cita dan sangat prihatin atas adanya kasus pembunuhan yang diduga gegara asmara. Semoga tidak ada lagi kasus serupa. “Jangan hanya gara – gara cinta segi tiga atau sakit hati karena diselingkuhi nyawa anak orang hilang. Sehingga rasanya nyawa seperti kacang goreng. Nah ini harus ditumbuhkan kembali keimanannya di majelis taklim , pondok pesantren, keluarga, saya tekankan lagi kepada seluruh jajaran di kecamatan, juga rekan kerja strategis seperti MUI, dan lain sebagainya untuk bisa memberikan pemahaman, keagamaan kepada masyarakatnya,” katanya.
Kapolres Pandeglang AKBP Belny Warlansyah menuturkan, pada saat ini pelaku pembunuhan masih dimintai keterangan. “Penyidik tengah memintai keterangan pelaku. Berdoa bersama semoga tidak terjadi lagi kasus menghilangkan nyawa orang,” katanya. (muhaemin)