SERANG, BANTEN RAYA – Kapolda Banten Irjen Rudy Heriyanto mendorong golok Banten menjadi salah satu warisan Indonesia yang mendunia. Hal itu diungkapkannya dalam Seminar Internasional Golok Banten di Mata Dunia yang digelar di Mapolda Banten, Sabtu (12/11/22) kemarin.
Kapolda Banten Irjen Rudy Heriyanto mengatakan jika golok Banten sudah dilakukan uji laboratorium. Hasilnya, bahan hingga keahlian perajin golok Banten memiliki nilai dan mutu yang berkualitas.
“Peradaban seni tempa golok Banten telah diuji pada Laboratorium Metalurgi yang mencakup unsur kimia atau material, tingkat kekerasan besi maupun photo micro. Betapa luar biasa adhiluhungnya (mutu-red) para empu atau pandai besi di wilayah Banten,” kata Kapolda dalam sambutannya, Sabtu (12/11).
Rudy menjelaskan golok Banten hingga saat ini masih bisa dilihat wujudnya, mulai dari keelokan seni, bentuk, dapur, pamor, model, atau jenis hal lainnya yang kasat mata maupun yang tidak kasat mata. Bahkan, golok Banten dinilai dari dua aspek, yaitu eksoteri dan isoteri.
“Dari aspek eksoteri berupa pemahaman yang lebih terkait dengan teknik pembuatan golok melalui proses penempaan, pukulan dan lipatan dari bahan logam campuran pilihan, sehingga menjadi wujud bilah golok dengan pamor yang indah. Sedangkan, dari aspek isoteri, pemahaman tentang golok lebih kepada pengalaman individual yang lebih bersifat misteri yang cukup dinikmati sendiri,” jelasnya.
Selain itu, Rudy mengungkapkan di Banten golok merupakan saksi sejarah perjuangan Rakyat Banten dalam mendukung upaya kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Senjata tradisional itu dikenal khususnya di daerah Banten dengan sejuta pusaka berupa golok. Sebab, golok merupakan sebuah senjata yang mempunyai nilai historis tinggi sejak era Kerajaan Sunda atau Padjadjaran dan era Kesultanan Banten hingga di era kemerdekaan,” tegasnya.
Untuk itu, Rudy menegaskan atas terselenggaranya seminar Internasional Golok Banten di Mata Dunia, dapat mendorong golok Banten menjadi warisan budaya di Indonesia, dan terdaftar di UNESCO.
“Setelah seminar ini, kami akan laksanakan program lanjutan kerja sama internasional di berbagai negara sampai pada akhirnya golok Banten dapat diakui internasional sebagai salah satu warisan bangsa Indonesia dan terdaftar di UNESCO,” tegasnya.
Rudy menambahkan, pihaknya berencana melakukan penelitian, dan seminar dengan pembahasan mengenai golok Banten di Belanda, Perancis, dan Jerman. Hal itu dilakukan karena golok merupakan warisan bangsa yang menjadi tanggungjawab bersama.
“Sampai pada akhirnya nanti Golok Banten ini dapat diakui oleh dunia internasional, sebagai salah satu warisan bangsa Indonesia dan terdaftar secara resmi di UNESCO,” tambahnya.
Pj Gubernur Banten Al Muktabar mengapresiasi kegiatan Seminar Internasional Golok Banten di Mata Dunia, dalam upaya mendorong Golok Banten sebagai warisan budaya Indonesia. Sebab baginya, Golok Banten bukan hanya entitas asli masyarakat Banten. Namun juga mengandung nilai sejarah yang sangat panjang.
“Golok Banten mempunyai nilai kesejarahan yang sangat berharga bagi masyarakat Banten, dan itu akan terus kita jaga dan lestarikan melalui pegiat-pegiat Golok yang ada,” katanya.
Al Muktabar berharap pengenalan Golok Banten kepada masyarakat lokal, nasional dan internasional harus terus dilakukan, hingga Golok Banten dikenal hingga kancah internasional.
“Dan itu perlu terus-menerus kita lestarikan dan di Banten ada pegiat pelestari golok,” harapnya.
Selain seminar, dalam kegiatan itu juga dipamerkan puluhan golok bersejarah, dan seminar itu dihadiri 13 perwakilan negara, baik secara online maupun offline. Diantaranya Perancis, Italia, Amerika, Meksiko dan Malaysia.
Sementara itu, hadir secara langsung Ketua Komunitas Pencak Silat Indonesia di Negeri Belanda Paul van der Loo, Pejabat Utama Polda Banten, serta ratusan pendekar Banten. (darjat)