Mgdalenaf Curhat Kurang Dihargai Sebagai Food Vlogger, Netizen: Tak Semua UMKM Butuh Food Vlogger

Screenshot 20230401 144721 Twitter
Food Vlogger Mgdalenaf.

BANTENRAYA.CO.ID – Youtuber Magdalena atau dikenal sebagai Mgdalenaf kini menjadi sasaran kritik warganet di Twitter.

Hal tersebut terjadi usai akun Twitter @nagacentil mengunggah potongan video podcast Mgdalenaf sebagai tamu undangan di kanal Youtube Samuel Christ yang diunggah pada Jumat, 31 Maret 2023.

Di dalam video unggahan akun Twitter tersebut, Mgdalenaf bercerita suka dukanya menjadi food vlogger yang merasa masih kurang dihargai oleh masyarakat khususnya pengusaha di bidang kuliner.

Bacaan Lainnya

BACA JUGA : 5 Tips Mudik Lebaran Aman dan Nyaman Mengunakan Sepeda Motor

“Ini fun fact loh, kayak aku  baru tahun lalu, aku kan datang ke tempat makan. Aku udah nunjukin followers aku berapa bisa bantu sejauh apa gitu kan,” ungkap Mgdalenaf dalam video tersebut.

Tak sesuai yang diharapkan, tanggapan pemilik rumah makan itu dinilai kurang positif.

“Iya, tapi kan ini bisnis. Saya dikasih apa?,” tiru Mgdalenaf ucapkan perkataan pemilik rumah makan.

BACA JUGA : Rute Mudah Menuju Pelabuhan Ciwandan untuk Pemudik Pemotor yang akan ke Bakauheni

“Pak ini tuh nilainya (dalem hati ) tak ternilai, lho. Kalau misalkan lo disuruh bayar gue, bisa bayar berapa? Gitu kan,” sambungnya.

Mgdalenaf mengatakan hal tersebut masih sering terjadi, sehingga dirinya merasa dipandang sebelah mata apalagi rekan-rekan food vlogger lain di bawahnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa sering mendengar cerita rekan-rekannya sesama food vlogger yang sering ditolak dan tidak dijamu dengan baik oleh pemilik restoran.

“Aku pikir kok kayaknya gada kelasnya banget ya food vlogger di sini,” kata Youtuber dengan 4,24 juta subscriber itu.

Potongan video yang sudah ditonton hingga 1,3 juta tampilan di Twitter itu sontak menjadi gorengan warganet.

Kolom komentar dihiasi dengan pendapat warganet yang tidak setuju dengan pendapat Mgdalenaf.

“Coba dibalik aja posisinya. Mbak punya resto. Kedatangan food vlogger,” tulis akun @dr_koko28.

“Ga semua umkm butuh food vlogger sih, karena masing2 punya strategi marketing yg beda-beda.
Contoh rumah makan yg ada di sekitar perkantoran/kampus ga pake food vlogger jg penghasilan bulanannya bisa gede bngt,” kata akun @prkdlx.

“Hadeh,” singkat @yongkiisolendra.

“Nah, inilah terkadang yg kusyukuri krn tak punya follower sampai jutaan. Jadi, saat bertemu orang bisa ngerem diri, “Siapalah saya ini.” Merasa terkenal itu sering bikin banyak orang lupa kakinya msh mijak bumi,” tanggap @zoelfick.

“Gw pernah gini. Temen:”Pak temenku ini followernya 700 ribu lebih loh di twitter”, Orang:”Oh iya? Twitter itu apa?,” tulis @ainunrozi.

“Ya bener. Bisnis itu harus bisa dinilai. Masalah follower, pertanyaan dasarnya, apakah aktif semua? Apakah 50-90% follower tinggal di tempat restoran tersebut? Sekedar melihat dari sisi business,” timbal @Dzaro_RN.

“Kalau ga salah ini tuh bahasa ilmiahnya “NGEMIS”,” kata @jek_geraldine.

“Ngemis dengan gaya, mending makan indomie kalo ga punya duit,” imbuh @myjunghwaniee.

Saat ini sudah ada 14 ribu orang menyukai video tersebut, 3.829 re-tweet dan 7.489 re-tweet dengan kutipan.***

Pos terkait