SERANG, BANTEN RAYA – Kecelakaan lalu lintas terjadi di Kampung Silebu Toplas, Desa Silebu, Kecamatan Kragilan Kabupaten Serang. Sebuah odong-odong berpenumpang 20 orang dari arah Walantaka, Kota Serang menuju Kecamatan Kragilan dihantam kereta api dari arah Merak menuju Rangkasbitung pada Selasa (26/7), sekitar pukul 11.10 WIB.
Dalam insiden itu, sembilan orang yang terdiri dari tiga anak-anak, satu orang remaja, dan lima orang dewasa dinyatakan meninggal dunia, delapan orang luka-luka, dan tiga orang lainnya dinyatakan selamat termasuk supir odong-odong berinisial JL.
Adapun sembilan orang yang meninggal dunia yakni Saptiyah (51), Sawiyah (71), Saptanis (42), Kadilah (38), Sunenah (55), Yanti (22), Azzizatul Atiah (2), Ismawati (8), dan Amanda (2) yang keseluruhannya merupakan warga Linkungan Cibetik, RT 10 RW 03, Kelurahan Pangampelan, Kecamatan Walantaka, Kota Serang.
Dari informasi yang diperoleh Banten Raya di lokasi kejadian, tidak lama setelah peristiwa maut itu terjadi, pihak kepolisian dan warga bahu membahu mengevakuasi para korban. Para Korban yang meninggal dunia dibawa ke Rumah Sakit Dradjat Prawiarnegara (RSDP) Serang dan korban luka-luka dilarikan ke RS Hermina menggunakan mobil ambulans.
Sementara itu, kondisi odong-odong yang terpental sekitar tiga meter dari perlintasan kereta api mengalami rusak parah pada bagian belakangnya, namun pada bagian depan odong-odong masih utuh. Terdapat beberapa sandal korban di dalam odong-odong yang akan dibawa ke Polres Serang itu.
Sukma, saksi mata di lokasi kejadian mengungkapkan, pada saat odong-odong tertabrak kereta api terdengar suara benturan yang cukup keras. “Begitu mendengar suara benturan saya langsung lari ke sini (lokasi-red) untuk melihat, benar saja korban sudah pada tergeletak,” ujar Sukma.
Sukma yang melihat kejadian itu langsung mengumumkannya di masjid terdekat bahwa telah terjadi kecelakaan di perlintasan kereta api yang tidak memiliki palang pintu dan penjaga tersebut. “Jadi odong-odongnya dari arah Walantaka dan keretanya dari arah Merak. Begitu tertabrak mentak kena mobil Carry yang sedang parkir,” ungkapnya.
Ia menuturkan, anggota polisi, pegawai Desa Silebu, dan masyarakat bahu membahu mengevakuasi para korban ke mobil ambulans dan mobil losbak. “Ngeri saja melihatnya. Tiap hari memang odong-odong sering bolak balik lewat sini termasuk odong-odong yang sekarang ini tertabrak. Kata orang-orang supirnya pakai headset,” tuturnya.
Sukma juga mengatakan, perlintasan kereta api di desanya setiap hari ramai dilewati masyarakat baik yang akan sekolah, ke pasar, bekerja maupun yang lainnya. “Kecelakaan di sini sering terjadi tapi ini yang paling parah. Penyebabnya karena tidak ada palang pintunya, kita warga sudah sering minta agar di pasangi palang pitu tapi sampai sekarang belum juga,” paparnya.
Kasatlantas Polres Serang AKP Tiwi Afriani mengaku, pihaknya telah mengamankan supir odong-odong berinisial JL (27) untuk dimintai keterangan. “Untuk supir sudah kami amankan untuk dimintai keterangan maupun kita laksanakan penyelidikan mengenai kecelakaan ini. Sekarang (kemarin-red) ada di Polsek Kragilan. Supir orang Cisait Muncang,” katanya.
Ia memastikan, supir odong-odong tersebut tidak melarikan diri pada saat kejadian dan kondisi sopir baik dan tidak ada luka sama sekali. “Kalau sudah ada olah TKP kita lakukan pemeriksaan. Jumlah korban meninggal dunia sembilan orang, luka-luka delapan, totalnya 20 orang termasuk supir,” ujarnya.
Sementara itu, Camat Kragilan Epon Anih Ratnasih mengaku prihatin dengan peristiwa kecelakaan tersebut dan berharap pihak terkait dapat membuatkan palang pintu di perlintasan kereta di wilayahnya itu. “Yang punya odong-odong anggota BPD (badan permusyawaratan desa) Desa Sentul katanya,” katanya. (tanjung/fikri)