SERANG, BANTEN RAYA – Warga Desa Silebu, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang melakukan pemasangan palang pintu di perlintasan kereta api di desa mereka paska insiden kecelakaan maut odong-odong vs kereta api yang menyebakan sembilan penumpang odong-odong meninggal dunia dan 24 penumpang lainnya luka-luka.
Pemasangan palang pintu dilakukan secara swadaya setelah ada perintah dari Direktur Keselamatan Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Edi Nursalim. Pembangunan palang pintu belangsung dari hari Rabu (27/7) hingga Kamis (28/7) pukul 03.00 WIB.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Serang Tarkul Wasyit mengatakan, palang pintu di perlintasan kereta api Desa Silebu sudah terpasang dan sudah dioperasionalkan. “Tentunya yang dipasang adalah palang pintu sementara. Ke depan kita bangun palang pintu otomatis,” ujar Tarkul, Kamis (28/7).
Ia menjelaskan, sesuai arahan Bupati Serang Rt Tatu Chasanah pihaknya akan mengupayakan pembangunan palang pintu di enam perlintasan kereta api yang sampai saat ini belum memiliki palang pintu. “Ketika kita membuat palang pintu tentu harus disertai dengan sumber daya manusianya,” katanya.
Terpisah, Kepala Desa Silebu, Kecamatan Kragilan Ade Sapta mengatakan, pembangunan palang pintu dari pipa besi tersebut merupakan hasil swadaya masyarakat. “Biayanya dari kita-kita. Untuk yang menjaganya ada empat orang yang juga swadaya dari masyarakat tapi nanti ada support dari Dishub juga,” katanya.
Ia berharap Pemkab Serang dapat bisa membangun palang pintu permanen agar kasus kecelakaan di perlintasan kereta api di desanya tidak terulang lagi. “Untuk permasalah perizinan perlintasannya sedang dikaji oleh Dishub. Sementara penjaganya ada empat jadi dibagi shift,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Serang Tb Benurzaman mengatakan, pihaknya akan mendorong Pemkab Serang untuk mengalokasikan anggaran untuk pembangunan palang pintu di setiap perlintasan kereta api yang berada di jalan kabupaten.
“Pemerintah wajib untuk membangunnya apakah sekaligus atau bertahap. Kalau di anggaran perubahan tidak memungkinkan kami akan minta pada anggaran murni 2022 pembangunan palang pintu harus menjadi prioritas,” ujarnya.
Selain itu, politikus Golkar itu mendorong agar Dishub melakukan uji kelayakan semua odong-odong yang beroperasi di kampung-kampung di Kabupaten Serang. “Harus diuji kelayakannya, apakah memenuhi standar atau tidak untuk melintasasi jalan raya.” tutur Beben.
Beben juga meminta Dishub bersama pihak kepolisian agar melakukan penertiban terhadap odong-odong yang tidak layak dan hanya memperbolehkan odong-odong beroperasi hanya di tempat-tempat wisata dan bukan di jalan raya. ” Odong-odong itu mengganggu kenyamanan berkendara, terus safety ridingnya juga enggak ada,” katanya. (tanjung)