SERANG, BANTEN RAYA- Pemilihan Gubernur Banten tahun 2024 diprediksi akan menjadi pertarungan tiga calon gubernur yang sama kuat. Ketiga tokoh itu adalah Rano Karno, Wahidin Halim, dan Airin Rachmy Diani. Rano Karno akan diusung oleh PDI Perjuangan, Wahidin Halim akan diusung Partai Nasdem, sedangkan Airin Rachmy Diani diusung Partai Golkar.
Pengamat politik dari STKIP Setia Budhi Rangkasbitung Harits Hijrah Wicaksana mengatakan, saat ini telah ada tiga nama kandidat calon Gubernur Banten yang digadang-gadang akan maju di Pilgub Banten 2024. Ketiganya memiliki kesamaan modal, sama-sama menguasai suara di Tangerang Raya.
Wahidin Halim diketahui pernah menjadi Walikota Tangerang selama 2 periode dan menjadi anggota DPR RI dengan daerah pemilihan Tangerang, serta mantan Gubernur Banten periode 2017-2022. Jika Rano Karno, dia pernah menjadi Wakil Bupati Tangerang, kemudian jadi Wakil Gubernur Banten dan Gubernur Banten, serta menjadi anggota DPR RI daerah pemilihan Tangerang peridoe saat ini. Bahkan, suara Rano Karno merupakan suara terbanyak di DPR RI dari daerah pemilihan Banten Tiga. Sedangkan Airin Rachmy Diani pernah dua kali menjabat sebagai Walikota Tangerang Selatan.
“Tiga-tiganya menguasai peta Tangerang Raya,” kata Harits, Senin (26/9/2022).
Harits mengungkapkan, peta politik di Provinsi Banten akan sangat dipengaruhi pada calon yang bisa menguasai daerah Tangerang Raya. Hal ini sejalan dengan daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu di Banten yang secara kuantitas memang terlalu jomplang antara wilayah Tangerang Raya dengan daerah di luar Tangerang Raya. Jika DPT di Tangerang Raya begitu banyak, DPR di luar itu sangat kecil. Sehingga, memenangkan suara di Tangerang Raya akan mampu memenangkan pertarungan di Pilgub Banten.
Berdasarkan data KPU Banten, jumlah total pemilih di Provinsi Banten pada Pemilu 2019 mencapai 8.112.477 pemilih. Dari jumlah itu, sebanyak 4.261.465 pemilih berada di 3 daerah di Tangerang. Sementara pemilih di 5 daerah lain di luar Tangerang Raya hanya 3.851.012 pemilih.
“Siapa yang bisa memenangkan suara di Tangerang akan memenangkan Pilgub Banten,” katanya.
Karena ketiga calon itu menguasai suara Tangerang Raya dan kemudian memiliki electoral tinggi, maka menjadi hal logis bila ketiganya memiliki kesempatan memenangkan Pilgub Banten. Apalagi, ketiganya sama-sama memiliki nama besar dan sama kuat.
Sementara itu, pengamat politik Untirta Leo Agustino menilai, efek ekor jas atau cocktail effect masih akan menjadi fenomena yang cukup menentukan dalam Pilgub Banten 2024. Pasalnya, gelaran Pilgub Banten dilaksanakan setelah pilpres, sehingga peta dalam pilpres akan ikut memengaruhi peta di Pilgub Banten. Karena itu, jumlah pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Banten nanti juga menurutnya akan dipengaruhi oleh jumlah calon capres dan cawapres di tingkat nasional. “Coktail effect akan masih menjadi variabel penting,” kata Leo.
Selain jumlah calon, perolehan suara partai politik juga akan dipengaruhi oleh ada dan tidaknya capres dari partai politik tersebut. Seperti pada pemilu tahun 2019, partai politik yang memiliki calon presiden di tingkat pusat akan mendapatkan perolehan suara signifikan di daerah situ yang terjadi pada partai Gerindra di Provinsi Banten.
“Kalau di level nasional ada 3 calon yang muncul, sangat mungkin di level Pilgub Banten juga 3 calon yang muncul,” ujar Leo.
Menurut Leo, strategi partai politik yang memunculkan nama bakal calon Gubernur Banten merupakan strategi yang cukup jitu untuk mengerek popularitas calon. Hal ini misalnya dapat dilihat dari beberapa nama calon yang dimunculkan untuk Pilpres terbukti mengalami kenaikan 2 digit setelah diumumkan akan mencalonkan diri sebagai capres pada pilpres.
Sejumlah nama yang dimaksud adalah Puan Maharani dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang terbukti mengalami kenaikan satu digit setelah digadang-gadang dan diperbincangkan sebagai bakal calon presiden. Padahal sebelumnya nama-nama ini hanya pengekor bila dibandingkan 3 nama capres teratas di Indonesia saat ini yaitu Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto.
Naiknya sejumlah nama setelah diumumkan ini sejalan dengan kultur masyarakat Indonesia yang relatif malas untuk melihat rekam jejak calon dan apa saja yang sudah mereka lakukan selama ini karena membutuhkan waktu panjang. Apalagi mayoritas masyarakat Indonesia masih melihat figur seseorang ketika memilih pemimpin bukan partai politiknya.
Leo mengatakan, setidaknya ada beberapa modal yang bisa menjadikan seseorang menang sebagai calon Gubernur atau wakil Gubernur Banten untuk Pilgub Banten 2024. Beberapa modal itu yaitu finansial, kultural dan modal sosial. Meski demikian untuk kasus di daerah Banten memiliki sedikit keunikan di mana di daerah ini kental dengan jejaring keluarga.
Sejumlah nama yang digadang-gadang akan maju sebagai calon gubernur Banten diketahui memiliki jaringan keluarga yang sangat kuat. Airin Rachmi Diani memiliki jaringan keluarga dan sosial yang sangat kuat terutama dari keluarga besar Hasan Sochib untuk wilayah Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Serang, bahkan Pandeglang.
Begitu juga dengan Wahidin Halim yang memiliki jaringan keluarga dan suara yang sangat besar di wilayah Tangerang Raya. Nama lain adalah Bupati Lebak Octavia Jayabaya memiliki jaringan keluarga yang kuat di Kabupaten Lebak.
Variabel lain adalah pengalaman calon dalam memimpin daerah. Cakupannya tidak hanya sebagai kepala daerah di tingkat Banten sebagai gubernur atau wakil gubernur melainkan juga sebagai kepala daerah di tingkat kabupaten kota. Pengalaman itu penting sebagai modal mereka mengelola wilayah yang tidak kecil. “Ini butuh pengalaman jadi bukan orang yang benar-benar baru,” katanya.
Sekretaris DPD PDI Perjuangan Asep Rahmatullah saat dikonfirmasi Banten Raya menyatakan, mayoritas pengurus DPC dan DPD PDI Perjuangan di Banten solid memberikan dukungan kepada Rano Karno untuk kembali maju sebagai calon gubernur Banten 2024. Asep juga mengklaim bahwa hasil survei internal PDI Perjuangan, elektabilitas dan popularitas Rano Karno masih unggul dibanding bakal calon lainnya.
“Figur lain ada, dan akan kita dorong, tapi sementara ini masih mengerucut kepada nama Rano Karno yang akan kita majukan untuk calon gubernur,” ujar Asep.
Menurut Asep, dirinya sudah bertemu dan berbicara dengan Rano Karno untuk membahas persiapan Pilkada Banten 2024. Menurut Asep, dari hasil obrolan dan pertemuan tersebut, Rano Karno menyatakan siap maju lagi di Pilgub Banten 2024.
“Rano Karno siap seratus persen dicalonkan lagi di Pilgub Banten. Tinggal mencari wakilnya saja. Nanti kita dakan komunikasi politik dengan partai lain, dan sambil melihat perolehan suara parpol pada pileg 2024 nanti,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris DPW Partai Nasdem Provinsi Banten Aries Halawani saat dihubungi via ponselnya mengatakan bahwa partai besutan Surya Paloh itu menyiapkan dua figur untuk calon Gubernur Banten 2024. Yakni, Ketua DPW Nasdem Banten Edi Ariadi dan mantan Gubernur Banten Wahidin Halim.
Namun, lanjut Aries, berdasarkan hasil survei, sosok Wahidin Halim masih unggul dalam hal popularitas dan elektabilitas dibanding nama-nama lain yang saat ini muncul. “Hasil survei kita, Pak Wahidin Halim masih tinggi dibanding calon lain, di atas Andika Hazrumy, Rano Karno dan apalagi Airin. Jadi kita dorong Pak Wahidin Halim ini untuk calon gubernur dari Nasdem,” ujar Aries.
Namun, lanjut Aries, sebelum maju sebagai calon gubernur, Wahidin Halim lebih dulu ditugaskan untuk mendapatkan kursi DPR RI dapil Tangerang Raya. “Saya rasa semua calon akan begitu dulu. Ditugasi ke DPR RI dulu, setelah itu baru maju di cagub,” katanya.
Sementara itu, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Provinsi Banten juga bertekad mengusung calon Gubernur Banten dari kader sendiri. Kader yang akan diusung adalah Ketua DPW PKS Provinsi Banten Gembong R Sumedi.
Kepada Banten Raya, Gembong membenarkan bahwa DPW PKS Provinsi Banten secara resmi telah memilih dirinya sebagai bakal calon Gubernur Banten. Gembong menyatakan, sebagai partai politik dengan perolehan suara besar dan masuk ke dalam tiga besar di Provinsi Banten tentu ingin memajukan kader dalam Pilgub Banten. Apalagi, PKS telah memiliki pengalaman menggembirakan karena berhasil mendudukkan kader sendiri di kursi kepala daerah di Kota Cilegon sebagai Wakil Walikota Cilegon.
Ditanya soal survei untuk mengukur popularitas dan elektabilitas dirinya, Gembong mengatakan, karena Pilgub Banten masih 2 tahun lagi, maka survei belum dilakukan. Namun guna menaikkan popularitas dan elektabilitas dirinya, Gembong sudah mulai melakukan sosialisasi ke internal kader PKS di tingkat kabupaten kota di Banten.
Setelah itu, sosialisasi dan safari politik akan dilakukan di PKS tingkat kecamatan bahkan kelurahan/ desa. Dengan safari politik ini diharapkan akan semakin menyolidkan kader dan dengan demikian akan memperkuat keterpilihan dirinya dalam Pilgub Banten nanti.
“Kita pasti akan survei tapi untuk saat ini kita belum,” katanya.
Gembong mengatakan pencalonan dirinya sebagai calon gubernur Banten juga akan ditentukan oleh hasil survei yang akan dilakukan oleh internal PKS. Bila hasil survei itu menunjukkan bahwa potensi kemenangan dirinya besar, maka PKS akan mendorong dirinya untuk tetap maju sebagai calon Gubernur Banten. Menurutnya, suara PKS cukup besar di seluruh wilayah Banten, terutama untuk di daerah Tangerang Selatan, Serang, Cilegon, bahkan Pandeglang. Namun ada sejumlah wilayah yang perlu dilakukan intervensi secara khusus guna menaikkan suara PKS di daerah itu, di antaranya adalah Kabupaten Lebak dan Kabupaten Tangerang.
Dikonfirmasi terpisah, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Demokrat Banten Azwar Anas mengatakan bahwa simbol partai berlambang mercy di Banten itu adalah Iti Octavia Jayabaya. Ketokohan Iti juga sudah terbukti dengan mampu mengdokrak rating Demokrat di Banten.
“Demokrat Banten simbolnya Iti Octavia Jayabaya, jadi rating kita naik juga karena Bu Iti. Beliau sangat disukai dan sangat dicintai masyarakat Banten. Dari lembaga survei Bu Iti masuk juga radar,” katanya.
Ia menuturkan, meski Demokrat belum memutuskan siapa yang dimajukan di Pilgub Banten 2022, namun sampai saat ini hanya Iti yang dinilai paling layak maju dari internal partai. Anas juga menegaskan belum melihat sosok yang lebih layak selain Iti untuk menjadi Gubernur Banten. “Simbol kita Bu Iti, yang kita tokohkan dan kita enggak ada lagi. Kalaupun ada Ibu Ketua kita yang menentukan,” ujarnya.
Mantan aktivitas Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) itu menegaskan, demi bisa memuluskan langkah di Pilgub Banten 2024, pihaknya kini sedang fokus pada persiapan pileg. Ia menegaskan, Demokrat akan all out menghadapi pileg 2024 karena hasilnya akan menjadi tolok ukur dalam menghadapi pilkada serentak di tahun yang sama.
“Hari ini sampai 2024 kami ingin bagaimana caranya Demokrat Banten menang, capaian kursinya naik. Semua se-Banten harus memenangkan agar lebih gampang mencalonkan kepala daerah selanjutnya. Harus menangkan pileg,” tuturnya.
Soal target, Partai Demokrat Banten memiliki harapan besar ingin menjadi pemenang di seluruh daerah. Akan tetapi, ada empat daerah yang saat ini menjadi perhatian khusus yaitu Kota Cilegon, Kota Serang, Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan.
“Di Kota Cilegon kita target bisa jadi fraksi sendiri. Di Kota Serang, Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan target kita bisa dapat kursi pimpinan. Untuk DPR RI kita targetkan nambah 1 kursi,” tuturnya.
Wakil Ketua Bidang Media dan Penggalangan Opini (MPO) DPD Partai Golkar Provinsi Banten Amrin Nur mengatakan bahwa pencalonan Airin Rachmi Diany sebagai calon gubernur Banten saat ini masuk dalam tahap konsolidasi.
“Konsolidasi tuntas di tingkat kabupaten/kota, bahkan beberapa DPD (sosialisasi) sudah ke sampai ke tingkat kecamatan dan desa,” kata Amrin.
Meski demikian, di luar sosialisasi Airin terus menerus kepada masyarakat, Golkar juga fokus untuk memenangkan pemilu legislatif. Sebab, pemilu tersebut menjadi tolak ukur utama kemenangan pilkada serentak. “Kursi pemilu legislatif tahun 2024 akan menjadi penentu kekuatan politik pilkada. Kita fokus tahap demi tahap. Target menang 3 in 1, legislatif, presiden, dan pilkada,” ujarnya. (tohir/rahmat/dewa)