Trending

Poling Presiden dan Wakil Presiden Pilihan Warga Banten Harian Banten Raya

BANTENRAYA.CO.ID – Bakal calon presiden dan wakil presiden mengerucut kepada tiga
pasangan.

Mereka yakni Ganjar Pranowo – Mahfud MD, Anies Rasyid Baswedan – Muhaimin Iskandar, dan
Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka.

Kami mengajak seluruh warga Banten untuk menyalurkan aspirasinya di Poling Presiden dan
Wakil Presiden Pilihan Warga Banten Koran Banten Raya.

KLIK CALON PRESIDEN PILIHANMU DIBAWAH INI

Poll is Inactive

Sebelum memilih bakal calon presiden dan wakil presiden pilihanmu, kamu bisa pelajari
profilnya dari informasi yang disarikan oleh Banten Raya dari berbagai sumber.

1. Ganjar Pranowo – Mahfud MD

Pasangan bakal capres-cawapres Ganjar Pranowo dan M Mahfud MD mendaftarkan diri ke
kantor Komisi Pemilihan Umum pada Kamis, 19 Oktober 2023. Mereka memastikan terjun
dalam kontestasi Pilpres 2024.

Sebelum menuju ke kantor KPU, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD beserta partai koalisinya, baik
dari PDIP, PPP, Perindo, dan Hanura, mengunjungi Tugu Proklamasi terlebih dahulu.

Ganjar Pranowo atau akrab disapa Ganjar merupakan tokoh politik yang dikenal sebagai
pemimpin yang merakyat dan sederhana.

Nama asli Ganjar adalah Ganjar Sungkowo. Nama itu memiliki arti ”ganjaran dari
kesusahan/kesedihan (sungkowo)”. Namun ketika Ganjar mulai memasuki jenjang
pendidikannya, nama Sungkowo mulai diganti menjadi Pranowo.

Kedua orang tuanya, Parmudji Pramudi Wiryo dan Sri Suparni khawatir Ganjar akan selalu
menghadapi kesialan dan kesulitan jika tetap menggunakan nama tersebut.

Ganjar memiliki banyak pengalaman di bidang hukum dan politik. Hal tersebut dapat dilihat
dalam riwayat pendidikan tinggi dan perjalanan kariernya.

Ganjar Pranowo menempuh pendidikan sarjana di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada
(UGM), Yogyakarta.

Ia kemudian melanjutkan pendidikan master di Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik (FISIP), Universitas Indonesia, Depok.

Mohammad Mahfud MD atau akrab disapa Mahfud MD merupakan seorang tokoh akademisi
dan profesional dalam bidang hukum.

Dikutip dari buku Jejak Para Pemimpin karya Hanta Yuda A.R, nama asli Mahfud tidak memiliki
inisial MD di belakangnya. Inisial tersebut diperoleh sejak Mahfud bersekolah di Pendidikan
Guru Agama (setara SMA) di Pamekasan, Madura.

Karena ada tiga murid yang bernama Mahfud, ia menambahkan nama Mahmodin di belakang.
Nama tersebut disingkat menjadi MD yang dipakai sampai sekarang.

Mahfud MD memiliki banyak pengalaman dalam bidang hukum dan akademisi. Berikut riwayat
pendidikan tinggi dan perjalanan kariernya.

Mahfud MD menempuh pendidikan Sarjana Hukum Tata Negara di Fakultas Hukum Universitas
Islam Indonesia (UII), Yogyakarta. Di saat bersamaan ia juga kuliah di program S1 Sastra Arab di
UGM Yogyakarta.

Mahfud melanjutkan pendidikan ke level Magister Ilmu Politik UGM. Kemudian berlanjut ke
pendidikan Doktor Ilmu Hukum Tata Negara UGM. Ia menjadi profesor bidang Hukum Tata
Negara di UII.

2. Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar

Anies Rasyid Baswedan lahir di Kuningan pada 7 Mei 1969 atau kini berusia 54 tahun.

Anies dikenal sebagai sosok yang aktif di berbagai organisasi sejak masih sekolah di tingkat
SLTP, salah satunya di Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).

Anies pernah Dia juga menjabat pengurus bidang humas yang dijuluki sebagai “seksi kematian”,
karena tugasnya mengabarkan kematian hingga kemudian menjadi Ketua OSIS se-Indonesia di
tahun 1985 saat bersekolah di SMAN 2 Yogyakarta.

Pada 1987, dia terpilih untuk mengikuti program pertukaran pelajar AFS dan tinggal selama
setahun di Milwaukee, Wisconsin, Amerika Serikat. Hal tersebut membuatnya harus menempuh
masa SMA selama empat tahun dan baru lulus pada tahun 1989.

Anies Baswedan adalah seorang akademisi dan aktivis sosial yang memiliki berbagai macam
pengalamannya.

Jejak politik Anies Baswedan berawal ketika Anies mengikuti Konvensi Calon Presiden dari
Partai Demokrat pada Agustus 2013. Dia mendapatkan undangan dari partai tersebut yang isinya
mengenai janji kemerdekaan.

Pada 15 September 2013, dia menyampaikan gagasannya dalam deklarasi Konvensi Partai
Demokrat.

Anies mengajak semua orang untuk terlibat dalam mengurus negeri dan turun tangan.
Gagasannya itu dikenal dengan Gerakan Turun Tangan.

Selain itu, Anies Baswedan juga pernah menjadi juru bicara pasangan Pilpres Jokowi-Jusuf Kalla
dalam Pilpres 2014.

Setelah Jokowi-Jusuf Kalla berhasil memenangkan Pilpres 2014, Anies mendapatkan amanah
dalam Deputi Kantor Transisi Jokowi-JK. Di sana, Anies memegang bidang kesejahteraan rakyat.

Karir politiknya melesat ketika Anies diamanahi sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI
periode tahun 2014-2016. Hingga menjadi Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022.

Berbeda dengan Anies, Muhaimin memiliki lebih banyak pengalaman dalam bidang politik.
Bahkan, Muhaimin atau yang akrab disapa Cak Imin ini sudah terjun dalam dunia perpolitikan
sejak kuliah.

BACA JUGA: Riuh Massa Pendukung Anies-Cak Imin Menuju KPU

Pada 1990, Muhaimin pernah menjabat sebagai Ketua Korps Mahasiswa Jurusan Ilmu Sosial,
hingga kemudian menjabat sebagai Ketua Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
(PMII).

Muhaimin mulai terjun dalam karier politiknya ketika menjabat sebagai Sekretaris Jenderal
(Sekjen) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKB periode 1992-2002.

Selanjutnya, dia pernah menjadi anggota DPR RI dari fraksi PKB hingga menjadi Wakil Ketua
DPR RI periode 1999-2004.

Dia juga menjabat sebagai Ketua Dewan Tanfidziah DPP PKB (2002-2007). Pada saat yang
bersamaan, dia terpilih kembali menjadi Sekjen DPP PKB periode 2004-2005.

Muhaimin diamanahi kembali menjadi Wakil Ketua DPR RI periode 2004-2009. Selama
menjabat, Cak Imin dilantik menjadi Ketua Umum PKB periode 2005-2010.

Karir politiknya semakin naik ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menunjuk Muhaimin
sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi periode 2009-2014.

Setelah selesai memegang jabatan sebagai menteri, Muhaimin kembali menjabat sebagai Ketua
Umum PKB periode 2014-2019, lalu berlanjut sampai periode 2019-2024.

Pada saat itu juga, Muhaimin diamanahi kembali menjadi Wakil Ketua DPR RI periode 2019-
2024.

3. Prabowo Subianto – Gibran

Prabowo Subianto merupakan putera dari begawan ekonomi Sumitro Djojohadikusumo dan
menantu Presiden Soeharto.

Lahir 17 Oktober 1951, kini Prabowo berusia 71 tahun. Prabowo sekolah SD di Hongkong, pindah
ke Malaysia, Swiss, dan dia menamatkan sekolah menengah atasnya di American School di
Inggris.

Ia kenyang dengan pendidikan di dunia militer dari mulai prajurit hingga menjadi elite TNI
sebagai orang nomor 1 di Kopassus. Sejak tahun 2008, Prabowo menjadi Ketua Umum Partai
Gerindra.

Di pemilu 2019, Provinsi Banten merupakan lumbung suara Prabowo saat berpasangan dengan
Sandiaga Salahudin Uno melawan pasangan Joko Widodo – Ma’ruf Amin.

Saat itu Prabowo berhasil meraup 4.059.514 suara sedangkan Jokowi berhasil meraup 2.537.524
suara.

Gibran Rakabuming Raka lahir pada 1 Oktober 1987. Setahun setelah kelahiran Gibran, namanya
telah dipakai menjadi nama perusahaan mebel ayahnya yang bernama CV Rakabu.

Gibran merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Adik-adiknya bernama Kahiyang Ayu dan
Kaesang Pangarep.

Nama Gibran Rakabuming Raka ini memiliki arti filosofis. Gibran berarti anak laki-laki pandai,
sederhana, dan apa adanya. Kata Gibran ini merupakan singkatan dari gigih dan berani.

Sedangkan, Raka artinya kebijaksanaan dan Bumi diartikan sebagai bumi. Apabila disimpulkan,
Gibran Rakabuming Raka memiliki arti yaitu anak-anak laki yang pandai, teguh, bijaksana, dan
tetap sederhana.

Selain itu, Gibran memiliki gelar Kanjeng Pangeran Gibran Rakabuming Raka Widuronegoro
pada 2021. Kemudian, pada 2022, ia mendapatkan gelar Kanjeng Pangeran Haryo Gibran
Rakabuming Raka.

Pada 11 Juni 2015, Gibran menikah dengan Selvi Ananda yang merupakan mantan putri Solo.
Pasangan itu dikaruniai dua anak. Si sulung lahir pada 10 Maret 2016, bernama Jan Ethes
Srinarendra. Sedangkan si bungsu bernama La Lembah Manah, lahir pada 15 November 2019.

Gibran Rakabuming Raka tinggal dan sekolah di Solo sampai lulus SMP. Setelah lulus, Gibran
dikirim ke Singapura untuk melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas (SMA) pada 2002 di Orchid
Park Secondary, Singapura.

Pada 2007, Gibran telah lulus dari Management Development Institute of Singapore (MDIS).
Lalu melanjutkan lagi ke program insearch di University of Technology Sydney (UTS Insearch) di
Sydney, Australia dan lulus pada tahun 2010. ***

 

Baca artikel Bantenraya.co.id lainnya di Google News
 

Related Articles

Back to top button