Bantenraya.co.id- Sejumlah wali murid menduga bahwa penerimaan peserta didik baru (PPDB) di SMKN 1 Kota Serang rawan kecurangan.
Dugaan itu muncul karena buruknya manajemen sistem seleksi yang diterapkan panitia PPDB.
Salah seorang wali murid yang enggan disebutkan identitasnya mengatakan, dirinya khawatir anaknya tidak lulus dalam seleksi di SMKN 1 Kota Serang.
Sebab ada isu bahwa jika melakukan kesalahan penginputan data di sistem online, maka calon siswa tidak akan diluluskan dari proses seleksi manual.
Akhir Libur Idul Adha, Terminal Pakupatan Kota Serang Ramai Namun Masih Normal
“Kalau salah input data katanya bakal didiskualifikasi, ini manajemen sistemnya bagaimana?
Apakah ini dibuat untuk meloloskan kecurangan,” ujar salah seorang wali murid saat mendaftarkan anaknya di SMKN 1 Kota Serang, Kamis (20 Juni 2024).
Wali murid ini mengatakan, kesalahan saat memasukkan data nilai siswa saat pendaftaran PPDB online bisa dan sangat mungkin terjadi.
Apalagi, pengisian data nilai tersebut dilakukan satu per satu dan cukup banyak.
Dia menghitung ada 60 lebih data nilai yang harus dimasukkan oleh orang tua ketika pendaftaran PPDB online.
Jajanan Sekolah Butuh Pengawasan Ketat
Pada tahap ini, kesalahan sangat mungkin bisa terjadi akibat ketidakcermatan orang tua.
Karena itu, sekolah seharusnya bijak menyikapi proses ini. Apalagi sejumlah orang tua mengeluhkan pendaftaran PPDB online karena lebih rumit.
Bahkan banyak juga yang gagal saat memasukkan data anak mereka ke sistem.
Karena itu, sumber ini mempertanyakan aturan yang menurutnya tidak jelas dan tidak adil tersebut.
Mural Badak Bercula Satu di Kota Serang
“Itu peraturan apaan? Masa kesalahan yang dibikin karena keribetan sistem (pendaftaran PPDB online) dibebankan kepada murid dan wali murid.
Kami curiga, jangan-jangan ini sengaja dijadikan celah untuk modus kecurangan,” ujarnya.
Karena itu, sumber ini meminta agar sekolah tidak melakukan tindakan semena-mena kepada para calon siswa.
Apalagi ada tahapan verifikasi, seharusnya pada saat itu data yang salah bisa dikoreksi sehingga data menjadi benar sesuai dengan dokumen yang asli yang dimiliki siswa.
Diguyur Hujan Deras, Jalan Raya Serang-Cilegon, Kota Serang Banjir
Sumber ini bahkan menduga ancaman itu hanya akal-akalan sekolah sehingga mereka bisa mengatur siapa murid
yang bisa diterima dan tidak di sekolah tersebut. Sebab aturan yang diterapkan sangat tidak masuk akal.
Pada saat hari kedua pendaftaran PPDB, di SMKN 1 Kota Serang dilakukan tahapan verifikasi dokumen siswa.
Sejumlah orang tua mengaku datang pada jam 05.00 untuk bisa mendapatkan nomor antrean lebih dahulu dibandingkan dengan yang lain.
Beton Jalan Frontage Kota Serang Berlubang
Sayangnya ketika datang subuh pun mereka mendapatkan nomor antrean yang sudah sangat panjang, di atas antrean 200.
Sehingga ketika proses verifikasi dilakukan mulai pukul 08.00 sampai pukul 11.00 belum mendapatkan giliran verifikasi.
“Infonya setelah jam 12,00 baru dapet giliran,” kata Nunung, salah seorang wali murid yang mengantarkan anaknya.
Nunung yang tidak kebagian kursi karena jumlah kursi terbatas terpaksa duduk di lantai sekolah bersama dengan orang tua siswa lain.
Bongkahan Tanah Tercecer di Jalan Syech Nawawi Al Bantani Kota Serang
Beruntung pada saat itu cuaca tidak panas, sehingga tidak membuatnya tambah emosi karena harus menunggu lama dan merasakan cuaca yang panas.
Sementara itu, humas SMKN 1 Kota Serang Namiroh tidak merespons permintaan wawancara yang disampaikan
Banten Raya melalui pesan WhatsApp yang dikirimkan kepadanya. Bahkan ketika Banten Raya mendatangi SMKN 1 Kota Serang pun yang bersangkutan tidak mau menemui.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan Silvi juga tidak merespons permintaan wawancara yang disampaikan Banten Raya melalui pesan WhatsApp yang dikirimkan kepadanya.
DPD Nasdem Kota Serang Rekomendasikan Tiga Calon Walikota Serang
Dihubungi terpisah, Ketua Komisi V DPRD Provinsi Banten Yeremia Mendrofa menyayangkan adanya isu bahwa
pihak SMKN 1 Kota Serang akan menggagalkan siswa yang salah dalam memasukkan nilai di online.
Dia mengaku juga mendapatkan kasus serupa di SMKN 4 Tangsel. “Kita tidak mau ada murid yang daftar ke SMK tidak dilayani dengan baik,” katanya.
Yeremia mengatakan, kesalahan siswa atau orang tua saat input data nilai seharusnya bisa dikoreksi ketika verifikasi manual, dan tidak menjadi maslaah di kemudian hari.
Pemohon Kartu Kuning di Kota Serang Masih Antre Meski Akhir Pekan
Seperti kasus di Tangsel, dia mendapatkan informasi siswa tersebut harus daftar ulang di hari terakhir pendaftaran PPDB.
“Kalau di hari terakhir enggak bisa daftar kan jadi gagal. Ini kan kasihan,” katanya.
Karena itu, keluhan PPDB ini sudah dia sampaikan kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Provinsi
Banten melalui Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten Lukman. (tohir)