Relokasi SDN Pasirsedang 2 Mendesak

4 tol
TERDAMPAK TOL: Pemandangan proyek Tol Serpan dari depan kelas SDN Pasirsedang 2 yang kini sudah ditinggalkan siwa, Senin (22/7).(Aldi Setiawan/Banten Raya)

PANDEGLANG, BANTEN RAYA – Puluhan siswa Sekolah Dasar (SD) Negeri Pasirsedang 2, Kecamatan Picung, Pandeglang berharap segera direlokasi ke tempat yang jauh dari proyek Tol Serang-Panimbang (Serpan).

Harapan ini mengemuka karena setahun terakhir siswa terpaksa melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolah lain atau rumah milik warga.

Berdasarkan pengakuan salah satu orang tua murid yang rumahnya juga dekat dengan sekolah, Sa’ad, sudah lebih dari setahun para murid di SDN Pasirsedang 2 belajar tidak nyaman akibat bising dan getar yang ditimbulkan dari proyek Tol Serpan seksi 3 ruas Cileles-Panimbang.

Harga Timun Ditingkat Petani Rp 6000

Gedung sekolah dan proyek hampir tidak memiliki jarak dan dari halaman sekolah siswa bisa langsung melihat alat berat dan kendaraan proyek lalu lalang. Hanya tumpukan tanah dan pagar kayu, serta tumbuhan ilalang yang menjadi sekat antar sekolah dan proyek tol tersebut.

“Sudah setahun situasi seperti ini. Tapi memang sekarang sudah parah. Soalnya nambah dekat kan dengan badan jalan tol,” kata Sa’ad saat dijumpai Banten Raya di gedung SDN Pasirsedang 2, Senin (22/7).

Meski begitu, sekolah tersebut hingga hari ini belum memiliki bangunan baru yang lebih aman tanpa gangguan proyek tol. Saat ini, para siswa baru sekedar pindah belajar di salah satu yayasan yang lokasinya tak terlalu jauh dari bangunan lama.

Bus Angkut dan Berhenti Dalam Tol Tamer

Selain itu, para guru juga memanfaatkan rumah-rumah milik warga sekitar agar proses KBM tak terganggu. Terlebih, kondisi sekolah yang saat ini ditumpangi juga dalam kondisi yang kurang layak. “Baru hari ini (kemarin-red) pindah sementara.

Disini juga sekolah sudah rusak, terus debu. Kasian siswa mudah-mudahan cepat dibangun yang baru, biar anak saya nyaman belajarnya” ungkap Sa’ad lagi.

Sebelumnya, Kepala SDN Pasirsedang 2, Nani Rohaeni menuturkan bahwa pihaknya sendiri sudah memiliki lahan baru yang menjadi syarat dibangunnya gedung baru. Namun hingga saat ini, ia sendiri belum mendapatkan kejelasan kapan gedung sekolahnya akan dibangun.

Akses Jalan Stasiun Walantaka Kota Serang Berlubang

Permohonan demi permohonan juga sudah dilakukan olehnya ke sejumlah pihak, mulai dari korwil, camat, serta Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Dindikpora) Pandeglang. “Kita sudah punya lahan milik ibu Ademana, tapi sampai saat ini belum ada kejelasan,” kata Nani belum lama ini.

Sementara itu Bupati Pandeglang, Irna Narulita menerangkan bahwa pembangunan gedung sekolah baru merupakan tanggung jawab dari pihak pengembang proyek tol. Ia sendiri mengaku belum mengetahui secara pasti penyebab pihak pengembang tak kunjung merelokasi sekolah yang terdampak.

“Nanti hari Kamis kita akan undang semua pelaksana proyek tol. Semua kami undang, mulai dari PT Wika, PT Sino, PT Adi Karya, biar kamu tahu ada masalah apa di lapangan. Sekaligus kita undang juga instansi vertikal lainnya,” tandasnya. **

 

 

 

Pos terkait