BANTEN RAYA.CO.ID – SD Irnanda Cilegon yang bernaung di bawah Yayasan Bina Karya Ananda meluluskan 9 siswa kelas VI tahun 2023 ini melalui seremonial acara pelepasan di Hotel Sari Kuring Indah Cilegon, Kamis, 22 Juni 2023.
BACA JUGA : Momen Pelepasan 27 Siswa SDN Kedaleman II Angkatan 40, Pesan Kepsek : Kejar Prestasi, Jangan Lupa Salat!
Kelulusan kesembilan siswa SD Irnanda Cilegon tersebut ditandai dengan penyerahan surat keterangan kelulusan (SKL) dan pengalungan medali yang dibalut dengan acara pentas seni dalam bentuk penampilan seluruh siswa SD Irnanda Cilegon.
Kepala SD Irnanda Cilegon Ernita Mardiana mengatakan, sekolah yang dipimpinnya merupakan salah satu sekolah inklusi (sekolah yang juga menerima siswa berkebutuhan khusus) yang sudah berdiri di Cilegon sejak 2007.
“Jadi sudah ada 11 angkatan kelulusan SD Irnanda Cilegon. Tahun 2023 ini adalah lulusan angkatan yang ke 11. Yang lulus ada 9 anak, terdiri dari 5 orang anak berkebutuhan khusus dan 4 orang siswa biasa,” katanya kepada Banten Raya, Kemarin.
Ernita mengungkapkan, dalam pengelolaan sekolah inklusi seperti SD Irnanda Cilegon memang cukup ada kendala yang terjadi dalam proses mendidik para siswanya. Namun, dirinya mengklaim semua kendala masih bisa teratasi dengan baik.
“Kami SD Irnanda Cilegon menerapkan pembelajaran moving class dengan metode sentra. Jadi harapannya tidak terjadi kebosanan bagi siswa. Karena dengan metode sentra itu kan pendidikannya bertumpu pada konsep bermain sebagai bagian dari cara mendidik siswa kami,” ujarnya.
Ernita menjelaskan, selama proses belajar mengajar tidak sedikit orangtua siswa yang awalnya khawatir anaknya akan terganggu dengan siswa lain yang berkebutuhan khusus. Namun, pada kenyataannya justru siswa di SD Irnanda Cilegonbiasa mampu memberi motivasi kepada siswa yang berkebutuhan khusus.
“Kami sebagai guru merasa terbantu atas apa yang dilakukan siswa kami yang mendukung teman-teman berkebutuhan khusus saat belajar. Jadi ada yang mengingatkan, ada yang membantu menuntun cara belajar, yah sudah seperti asisten guru,” tuturnya.
“Jadi untuk para orangtua yang ingin menyekolahkan anaknya di Irnanda, jangan khawatir, di Irnanda semua siswa bisa belajar berdampingan tanpa saling terganggu antara siswa biasa dan yang berkebutuhan khusus. Bahkan bisa berprestasi meski masih sebats non akademis,” sambungnya.
Ketua Yayasan Bina Karya Ananda Iin Hendrawati menambahkan, penerapan sistem pembelajaran moving class berbasis metode sentra memacu anak untuk selalu semangat belajar.
“Jadi selama 5 hari belajar itu para siswa pindah-pindah kelas, sehingga bisa diatur ketegangan belajarnya. Misal siswa mengalami ketegangan di sentra matematika nah berikutnya pindah ke sentra yang lebih rileks seperti sentra SBK,” katanya.
BACA JUGA : 31 Siswa SDN Jerang Ilir yang ‘Lengser’ Diminta Tetap Jaga Akhlak Mulia
Secara psikologis, Iin memaparkan, daya tangkap pada otak manusia itu maksimal 30 sampai 40 menit. Setelah itu perlu ada break atau waktu istirahat sejenak.
“Dengan berpindah-pindah kelas itu diharapkan bisa mengurai ketegangan pada otak,” katanya.
Iin menjelaskan, di SD Irnanda telah menerapkan kurikulum merdeka sejak awal 2003.
“Di SD Irnanda untuk kelas 1 hingga kelas 3 tidak dibebankan pekerjaan rumah melainkan diutamakan bermain yang mengandung edukasi,” katanya.
“Jadi bagi siswa kelas 1, 2, dan 3, kami berikan kesempatan untuk berkembang dan bertumbuh secara emosi dan sosial. Artinya akan kami utamakan pembentukan karakter baik akhlak dan adabnya. Baru pada kelas 4 mulai difokuskan untuk ke pelajaran,” tuturnya.
Diketahui, pada acara pelepasan dan pensi selain ditampilkan berbagai kreatifitas penampilan siswa SD Irnanda juga diselenggarakan market day. ***