BANTENRAYA.CO.ID – Ketegangan politik di Indonesia semakin memanas menjelang Pemilihan Presiden 2024, terutama bagi Partai Demokrat dan Nasdem.
Keputusan sepihak petinggi Partai Nasdem untuk mendukung Calon Presiden Anies Baswedan dan memilih Muhaimin Iskandar, atau yang akrab disapa Cak Imin, sebagai calon wakil presiden telah menciptakan gelombang protes atau kekecewaan di sejumlah kalangan.
Baru-baru ini, situasi semakin memanas ketika seorang calon legislatif (bacaleg) dari Partai Nasdem yang akan bertarung di Daerah Pemilihan (Dapil) DKI 1 Jakarta Timur juga melakukan aksi yang mencolok.
Dalam sebuah momen yang terekam dan diunggah ulang di media sosial, bacaleg ini terlihat membakar atribut partainya sendiri.
BACA JUGA: Wajib Coba! Makanan Khas Demak yang Terkenal Karena Memiliki Cita Rasa yang Sangat Khas dan Lezat
Video aksi tersebut diunggah oleh akun Instagram @terang_media pada tanggal 4 September 2023, dan dengan cepat menyebar di platform media sosial.
Aksi pembakaran atribut partai oleh bacaleg ini menjadi simbol protes keras terhadap keputusan sepihak petinggi Partai Nasdem yang telah memilih Cak Imin sebagai cawapres Anies Baswedan.
Aksi pembakaran ini juga disertai dengan longmarch oleh sejumlah kader Partai Nasdem yang ikut merasa kecewa terhadap keputusan partainya sendiri.
Mereka mengusung tanda-tanda protes dan meneriakkan slogan “Anies Kalah, Nasdem Kalah” sebagai bentuk perlawanan terhadap arah dukungan partai mereka.
BACA JUGA: Solusi Polusi Udara dari Erick Thohir Dampaknya Belum Mengurangi Polusi, Bagaimana Langkah Lainnya?
View this post on Instagram
Keputusan Partai Nasdem untuk mendukung Anies Baswedan dan Cak Imin sebagai pasangan calon presiden dan wakil presiden telah menciptakan ketegangan di antara partai-partai koalisi.
Partai Demokrat, salah satu partai koalisi yang berharap Ketumnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menjadi cawapres, merasa kecewa dan beberapa kader Demokrat bahkan mencopot baliho-baliho yang telah dipasang di pinggir jalan.
Namun, kekecewaan juga dirasakan oleh sejumlah kader Partai Nasdem sendiri, yang tidak setuju dengan keputusan partainya.
Konflik internal ini semakin memperumit dinamika politik menjelang Pemilihan Presiden 2024.
Situasi ini menunjukkan betapa sengitnya persaingan politik dan pentingnya keputusan strategis dalam politik Indonesia.
Pemilihan Presiden 2024 diharapkan menjadi ajang demokrasi yang sehat, tetapi juga memunculkan sejumlah ketegangan dan persaingan yang intens.***