BANTENRAYA.CO.ID – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten atau BI Banten optimis perekonomian Banten akan tetap stabil dan cenderung meningkat pada tahun 2024.
Meskipun demikian, BI menaikkan BI-7 Day Reverse Repo Rate atau BI7DRR 25 basis poin atau bps menjadi 6 persen pada Kamis, 19 Oktober 2023 lalu.
Ekonom Senior BI Banten M Lukman Hakim mengatakan, BI tetap optimis karena ada relaksasi makro prudential, berupa kelonggaran bunga 0 persen bagi perbankan.
Dengan demikian, sektor real estate yang bertumpu pada pembiayaan perbankan masih bisa bernafas lega.
BACA JUGA:Lebih dari Setengah Jumlah Anak di Kabupaten Serang Belum Memiliki KIA
Pasalnya, sektor tersebut masuk dalam empat besar penyumbang terhadap Produk Domestik Regional Bruto atau PDRB Banten selama tahun 2023.
“Agar investor tidak lari maka kelonggaran ini diberikan supaya perbankan melanjutkan fungsi pembiayaan seperti pada sektor properti, konsumsi, hingga sektor prioritas lain,” kata Lumkan dalam agenda Economic Outlook 2023 dan 2024 yang digelar Pokja Wartawan Ekbispar Banten di Hotel Aston Serang, Jumat, 27 Oktober 2023.
Lumkan melanjutkan, pertumbuhan ekonomi Banten triwulan II tahun 2023 sebesar 4,83 persen, dibawah pertumbuhan ekonomi nasional 5,17 persen.
BI Banten memproyeksi, sampai akhir tahun 2023 perekonomian Banten akan stabil di angka 4,8 persen sampai 5,2 persen, dan terus melanjutkan tingkat stabilitas nya hingga 2024.
BACA JUGA:Bank Indonesia Banten Studi Banding Pengelolaan Pariwisata ke Bali
“Kita proyeksi pertumbuhan ekonomi di Banten pada tahun 2024 tetap stabil di kisaran angka 4,9 persen sampai 5,3 persen,” ujarnya.
Proyeksi tersebut disimpulkan naik tipis berdasarkan kondisi perekonomian global yang saat ini tingkat ketidakpastian tinggi.
Berikut ini adalah beberapa resiko yang akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi di Banten di tahun 2024.
Pertama, berlanjutnya ketidakpastian global sehingga mengurangi demand pada negara mitra dagang utama, tertahannya pemulihan daya beli akibat kenaikan harga
bahan baku yang ditransmisikan ke harga akhir konsumen.
BACA JUGA:5 Aplikasi Penghasil Saldo DANA Gratis, Pakai Ini Daripada Aplikasi FEC Penipuan
Kedua, tren peningkatan harga komoditas dunia yang terspill over pada kenaikan komoditas nasional.
Ketiga, tekanan imported inflation dampak perang rusia-ukraina, kenaikan tarif PPn sejak tahun lalu dan rencana kenaikan di 2025.
Keempat, penerapan pajak karbon, kemungkinan kenaikan tarif listrik serta Bea masuk impor bahan baku relatif tinggi sebesar 5 persen dibandingkan negara peers ASEAN lainnya sebesar 0 persen.
Kelima, Konsumsi RT meningkat sejalan meningkatnya
confidence masyarakat pasca pencabutan PPKM dan perpanjangan jangka waktu restrukturisasi kredit.
BACA JUGA:Tinggal Klik! Ini 7 Aplikasi Penghasil Uang Resmi dan Terpercaya Secara Gratis
Keenam, pendapatan tinggi yang masih cenderung menahan konsumsi.(mg-raden)***