BANTENRAYA.CO.ID – Seluruh wilayah di Kota Cilegon memiliki tiga potensi ancaman gempa. Ketiga potensi ancaman gempa itu adalah gempa bumi, tsunami, dan kegagalan teknologi.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cilegon, Fathurrohman usai apel siaga bencana di halaman kantor BPBD Kota Cilegon, Kamis (30/11).
Fathurrohman mengatakan, tiga ancaman bencana yang mengintai seluruh wilayah di Kota Cilegon itu merupakan hasil kajian BPBD Kota Cilegon dan akan dirumuskan dalam dokumen kajian risiko bencana.
BACA JUGA : Prabowo Bagi-Bagi Cokelat dan Kaos ke Warga Saat Ziarah di Banten Lama
“Tiga ancaman bencana yang terjadi di Cilegon itu hasil diskusi sementara kami dan akan kami rumuskan dalam dokumen kajian risiko bencana itu gempa bumi, tsunami, dan kegagalan teknologi atau bencana industri,” katanya.
Menurut Fathurrohman, tiga ancaman bencana gempa bumi, tsunami, dan kegagalan teknologi itu berpotensi besar terjadi di Kota Cilegon. Pasalnya, Kota Cilegon berada di dekat Selat Sunda dan Gunung Anak Krakatau, sekaligus sebagian wilayahnya dipenuhi oleh industri.
“Potensinya cukup besar. Karena pertama Cilegon ini berada di sabuk lempeng gempa yang megathrust itu. Itu ancamannya. Sekarang aja kita gak goyang, tapi kalau melihat dari EWS yang kita punya itu hampir setiap saat ada gempa. Memang gak kerasa gempanya,” ujarnya.
BACA JUGA : Jalan Raya Banten Lama Kota Serang Macet
Fathurrohman mengungkapkan, untuk bencana gempa bumi dan kegagalan teknologi seluruh wilayah Kota Cilegon terancam, sementara untuk tsunami hanya beberapa kecamatan saja.
“Tsunami itu hanya empat kecamatan yang paling terdampak yaitu Ciwandan, Citangkil, Grogol, dan Pulomerak,” ungkapnya.
Terhadap tiga ancaman bencana tersebut, BPBD Kota Cilegon akan melakukan kajian serius dengan membuat penanganan pra bencana, risiko bencana, penanggulangan bencana, dan rencana kontijensi.
BACA JUGA : Sampah Tersumbat di Kali Jalan Warung Jaud
Sementara itu, Koordinator Unit Siaga Merak Basarnas Banten Fery Krisna membenarkan bahwa tiga bencana tersebut berpotensi terjadi di Kota Cilegon.
“Berpotensi iya, tapi untuk waktunya kami tidak bisa mendahului yang maha kuasa. Benar tidaknya kami tidak bisa memastikan, tapi yang jelas kami sudah pernah melaksanakan rencana kontijensi di tiga bencana itu,” ucapnya.
Fery juga menegaskan bahwa pihaknya selalu bersedia dalam menyikapi segala bentuk bencana. Ia juga telah banyak melaksanakan upaya preventif sebagai bentuk respons dari ancaman bencana.
“Kita selalu siap 24 jam. Kami Basarnas tidak mengharapkan evakuasi terlebih dahulu, tapi umumnya untuk pembelajaran masyarakat di wilayah Cilegon. Kita bisa adopsi dari Jepang untuk meminimalisir risiko,” katanya. **