LEBAK, BANTEN RAYA – Banjir terus terjadi di Kabupaten Lebak hingga Selasa (11/10) dan menyebabkan tiga jembatan putus di Kecamatan Bayah, Cijaku, dan Sajira.
Ketua Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Lebak Febby Rizki Pratama mengatakan, Jembatan Cimadur sebelumnya adalah penghubung antara Desa Bayah Timur dengan Desa Cimancak. “Sebelumnya juga jembatan itu sudah mengalami kerusakan, pada hari tadi (kemarin) ketika air meluap kembali mengakibatkan jembatan ambrol parah, Alhamdulilah tidak ada korban jiwa,” katanya kepada Banten Raya, Selasa (11/10).
“Sekitar jam 14.00 WIB, hujan turun dengan lebat, pas banjir yang lalu belum sampai putus namun pada hari ini jembatan benar benar putus,” jelasnya lagi.
Jembatan kedua yang terputus di Kecamatan Sajira ada di Desa Maraya. Sebuah jembatan sementara yang baru saja dibangun terputus akibat diterjang derasnya banjir Sungai Cilaki. “Kalau di Sajira itu kan jembatan sementara yang baru saja selesai dibangun, bukan jembatan utama. Jembatan itu sebelumnya juga sudah rusak akibat banjir bandang tahun 2020 lalu, dan baru selesai diperbaiki namun karena dibangun dengan ketinggian yang sama, jembatan itu putus kembali,” ujarnya.
Sementara di Kecamatan Cijaku, jembatan yang putus adalah Jembatan Citogol yang menghubungkan Desa Sukasenang ke Desa Ciapu. “Sekarang akses jalan dikedua desa itu benar-benar terputus, kejadian itu terjadi pada Senin (10/11) malam,” tuturnya.
Ia menambahkan, selain jembatan putus, sejumlah rumah di Rangkasbitung Timur juga terendam oleh banjir.
“Kira kira setumit lah kedalaman banjirnya, untuk semua kerugian entah itu jembatan putus, rumah terendam banjir, longsor, masih kita lakukan pendataan mas,” katanya.
Ia mengimbau agar warga tetap mewaspadai bencana alam susulan mengingat adanya prediksi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengenai potensi cuaca ekstrem seperti hujan deras yang disertai angin kencang dan petir hingga beberapa hari ke depan.
Sementara itu, salah satu warga Bayah Timur, Hermawati membenarkan kejadian atas putusnya jembatan di Bayah Timur. “Iya mas, bener emang terputus parah sekali pokoknya,” ungkapnya.
Ia berharap pemerintahan segera memberikan perhatian terhadap masyarakat yang terdampak.”Apalagi Bayah 1 banjir parah, terus Sukajaya, Legon, kewalahan karena banjir,” katanya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Lebak Budi Santoso membenarkan putusnya tiga jembatan. “Ya, bener mas jembatan itu saya ketahui putus sekitar jam 16.00 WIB. Alhamdulillah penanganan sudah dilakukan oleh pihak terkait, aman dan terkendali,” katanya.
Ia menuturkan, Pemkab Lebak sedang mendorong bantuan kedaruratan logistik melalui BPBD.”Untuk pendataan insfrastruktur jalan dan jembatan sekarang sedang dilakukan oleh teman teman dari dinas PUPR, kita juga sudah mengirimkan 200 paket bantuan sembako terhadap korban terdampak bencana,” tuturnya.
Terpisah, Wakil Ketua DPRD Provinsi Banten Budi Prajogo mengatakan, pembangunan kota-kota di Provinsi Banten yang radikal dan tidak mengindahkan tata ruang membuat rusak sejumlah penampungan air. Akhirnya, ketika hujan deras turun, banjir melanda daerah perkotaan, seperti Tangerang Raya.“Yang awalnya penampungan jadi bangunan, maka tidak ada penampungan air,” ujarnya.
Dia mengatakan, pembangunan jalan tol juga mengubah kontur tanah dan menyebabkan beberapa daerah terkena banjir. Karena itu, ke depan perlu dipetakan daerah yang sering terkena banjir dnegan membuat bendungan atau embung agar ada penapungan air sementara sebelum dialirkan ke hilir.
Budi mengungkapkan, hampir setiap tahun ketika hujan lebat lebat turun sejumlah daerah terkena banjir secara bergantian. Sejumlah wilayah yang terkena banjir itu adalah Kota Tangsel, Lebak, Kota Cilegon, dan Serang. Untuk tahun ini, daerah yang terkena banjir adalah Lebak, Tangsel, dan Kota Tangerang. Banjir juga terjadi akibat curah hujan tinggi dan debat air besar.
Pj Gubernur Banten Al Muktabar mengatakan, dia sudah menginstruksikan kepada Kepala Pelaksana BPBD Povinsi Banten agar sigap dan tanggap menghadapi bencana yang saat ini mulai muncul, terutama di Lebak. Dia mengaku sampai saat ini sedang menginventarisir data dari kejadian banjir yang terjadi di Lebak.
“Pada prinsipnya bila kabupaten kota menetapkan itu sebagai keadaan darurat maka kita kan segera melakukan intervensi kedaruratan. Lalu setelah itu kita akan lakukan masa rehabilitasinya,” katanya.
Terkait kemungkinan pencairan data bantuan tak terduga atau BTT, dia mengatakan, secara pendaandana BTT untuk wilayah Banten sudah siap. Hanya saja, dana itu bisa keluar bila ada penetapan status kedaruratan oleh pemerintah daerah.
“Soal instrumen keuangan kita telah siap BTT. Tapi regulasinya harus ada penetapan keadaan darurat oleh kabupaten kota lalu ditetapkan keadaan darurat oleh Provinsi Banten. Setelah itu akan ada penetapan juga secara nasional,” katanya. (mg-sahrul/tohir)