SERANG, BANTEN RAYA – Warga Kelurahan Unyur, Kecamatan Serang, Kota Serang, menurunkan kendaraan alat berat sejenis beko di lokasi Jalan Frontage, Minggu 20 November 2022.
Pengerahan beko untuk mempercepat proses pengurukan Jalan Frontage, sehingga jalan tersebut tersambung dan bisa dilalui mobil.
Ketua Forum RW se Kelurahan Unyur, Nana Heryatna mengatakan, Beko tiba di Jalan Frontage sejak pagi yang didatangkan oleh warga.
“Dari pagi jam 09.00 WIB,” ujar Nana Heryatna, kepada Banten Raya, Minggu (20/11/22).
Pengurugan Jalan Frontage dilakukan untuk menyambungkan jalan tersebut, agar tidak hanya dilalui roda dua tetapi juga mobil.
Sehingga bisa mengurai kemacetan yang selama ini terjadi di Terowongan Terondol, Kelurahan Kaligandu, Kecamatan Serang.
Pengurugan Jalan Frontage ini juga sebagai bentuk kekecewaan warga terhadap pemerintah, lantaran sudah bertahun-tahun rencana penyambungan jalan frontage hingga kini tak kunjung disambungkan.
“Sambungkan frontage, kami butuh frontage,” jelas Nana Heryatna.
Nana Heryatna mengatakan, material untuk mengurug Jalan Frontage ini didatangkan sejak, Jumat 18 November 2022.
“Ini material semuanya sumbangan masyarakat,” ucap dia.
Serupa dikatakan Ketua RW 16 Taman Banten Lestari atau TBL, Kelurahan Unyur, Wijaya Fasa, mengatakan, kehadiran alat berat beko berkat antusias warga Kelurahan Unyur yang menginginkan Jalan Frontage untuk dilintasi mobil.
“Ini wujud antusias warga Kelurahan Unyur mendatangkan alat berat dari warga,” kata Wijaya Fasa.
Wijaya Fasa menyatakan, aksi pengurukan Jalan Frontage akan terus dilakukan hingga akses tersebut dibuka untuk umum.
“Pengurukan tidak akan berhenti sampai hari ini, pengurukan akan dilanjutkan sampai frontage tersambung,” tegasnya.
Wijaya Fasa mengatakan, warga Kelurahan Unyur merasa tidak diakui oleh pemerintah bila Jalan Frontage tidak disambungkan.
“Sampai dibuka untuk umum. Baru ratusan ribu warga kami merasa puas dan diakui negara,” ujar Wijaya Fasa, kepada Bantenraya.com.
Pengurukan akan terus dilakukan hingga ada keputusan dari Kementerian Perhubungan atau Kemenhub RI.
“Kata Jokowi kan kerja kerja kerja, oleh karena itu kami tidak akan tinggal diam. Dan terus mendorong ini agar terealisasi,” sambungnya.
Wijaya Fasa mengatakan, warganya sangat membutuhkan Jalan Frontage untuk akses transportasi. Warga yang melintasi jalan frontage ini ada tiga perumahan dan tiga lingkungan.
“Sambungkan frontage, kami butuh frontage,” katanya.
Wijaya Fasa mengatakan, dengan adanya aksi damai pengurukan Jalan Frontage warganya semua antusias.
“Semua bahu membahu menguruk jalan frontage, suport dana, suport material, suport tenaga, suport pikiran, suport makanan dan minuman, semuanya dari masyarakat,” ucap dia.
Wijaya Fasa merasa pemerintah terkesan pilih kasih terhadap warga yang tinggal di sepanjang Jalan Frontage, karena diperlakukan tidak adil.
Perlakukan tidak adil itu, kata dia, warga Perumahan Soul City difasilitasi oleh pemerintah dengan dibuatkan akses jalan masuk ke perumahannya.
“Logikanya kita tiga perumahan dan tiga lingkungan, jalan frontage sudah dibangun oleh pemerintah ini sekitar Rp 4 miliar lebih tidak disambungkan,” ungkap dia.
“Soul City bisa disambungkan untuk kendaraan mobil. Kemarin dipatok PT KAI kenapa di sana gak dipatok, ini terlalu ini. Kalau mau di sana dipatok juga. Baru jelas. Atau berikan juga kami jalan,” imbuhnya.
Wijaya Fasa menerangkan, pengurukan jalan frontage ini dapat menyambungkan dua akses yang terputus.
Bila jalan frontage tersambung, maka bisa mengurai kemacetan yang terjadi di Terowongan Terondol.
Wijaya Fasa sangat berharap Jalan Frontage segera tersambung, sehingga bisa dilalui oleh mobil.
“Nah itulah yang kita harapkan sekali ini tersambung. Karena ini bisa mengurai kemacetan,” katanya.
Selama ini warga sepanjang jalur frontage harus melalui Terowongan Trondol bila hendak ke Kota Cilegon atau sebaliknya.
“Semua lewat terowongan. Kalau akses ini dibuka alhamdulilah bisa mengurai kemacetan,” terang Wijaya Fasa.
Selama pengurukan jalan frontage tetap dibuka untuk pengendara sepeda motor.
“Namanya aksi damai kita tidak pernah menutup jalan. Jalan ini tetap dibuka. Biar pada tahu karena warga sangat membutuhkan frontage,” kata dia.
Warganya, kata Wijaya Fasa menuntut pihak MMS dan Astra untuk melebarkan Terowongan Terondol. Itu dilakukan agar dapat mengurai kemacetan.
“Kami mendambakan kenyamanan, kami mendambakan kesejahteraan, kami juga menuntut MMS dan Astra untuk meninggikan dan melebarkan Terowongan Terondol,” terangnya.
Sekadar diketahui pengerahan beko ini merupakan tindak lanjut aksi damai pengurukan Jalan Frontage yang dilakukan oleh ratusan warga Kelurahan Unyur, Sabtu 19 November 2022. (harir)