DPRD Kota Serang Desak Pemkot Segera Sambungkan Jalan Frontage Unyur

2 JALAN FRONTAGE 2

SERANG, BANTEN RAYA- Wakil Ketua III DPRD Kota Serang Hasan Basri mendesak Pemerintah Kota (Pemkot) Serang untuk segera menyambungkan akses Jalan Frontage yang menghubungkan Taman Mutiara dengan Lingkungan Kidemang, Kelurahan Unyur, Kecamatan Serang, Kota Serang.

dprdkotaserangPenyambungan Jalan frontage ini sangat dibutuhkan untuk mengurai kemacetan yang terjadi di Terowongan Terondol, Kelurahan Kaligandu.

Hal ini disampaikan Hasan Basri usai sidak atau kunjungan meninjau ke Jalan Frontage, Kelurahan Unyur, Kota Serang, Senin (14/11/2022).

Bacaan Lainnya

Sidak Hasan Basri ke Jalan Frontage ini sebagai tindak lanjut dari audiensi Forum RW se-Kelurahan Unyur pada Kamis 10 November 2022, di DPRD Kota Serang.

Hasan Basri mengatakan, kunjungan ke Jalan Frontage ini merupakan tindak lanjut dari audiensi Forum RW se-Kelurahan Unyur, yang menanyakan terkait kelanjutan Jalan Frontage Unyur.

Hasan Basri mengaku sudah komunikasi dengan Pemkot Serang terkait kelanjutan Jalan Frontage Unyur tersebut.

“Saya sudah sampaikan bahwa saya sudah bicara dengan Pak Walikota, dengan Pemerintah Kota,” ujar Hasan Basri, kepada Banten Raya.

Hasan Basri menjelaskan, kendala Jalan Frontage belum disambungkan, karena terkendala izin dari Kemenhub RI dan PT KAI yang hingga kini belum turun.

“Jadi dua itu lah yang kemudian menjadi kendala, kenapa pemerintah kota belum menyambungkan frontage ini,” jelas dia.

Menurut dia, bila Jalan Frontage yang sudah dibangun Pemkot Serang terus dibiarkan, maka rawan terjadi kecelakaan khususnya pengendara sepeda motor.

“Kalau kita lihat faktanya kalau terus dibiarkan begini, bahaya apalagi musim hujan. Licin. Kayak gini bawa motor melintasi rel itu rawan tergelincir,” katanya.

2 JALAN FRONTAGE
DUKUNG WARGA: Wakil Ketua III DPRD Kota Serang Hasan Basri (kemeja biru tua dan kacamata) berbincang dengan warga Kelurahan Unyur terkait rencana pengurugan Jalan Frontage Unyur, Senin (14/11/2022).

Sambil menunggu izin turun, kata Hasan Basri, proses pembangunan Jalan Frontage Unyur tetap berjalan.

“Jadi ini yang utama menurut saya. Kalau frontage ini harus segera diprioritaskan,” jelasnya.

Hasan Basri mengakui bahwa penyambungan Jalan Frontage Unyur terbentur izin dari Kemenhub dan PT Kereta Api Indonesia (KAI).

“Ya disambungkan aja dulu. Karena kebutuhan warga yang utama. Contohnya yang ke Soul City bisa (disambungkan) dengan alasan sementara. Ini juga sementara aja gak apa-apa. Sampai izin itu keluar. Kalau di sana (Soul City) kan sampai under pass jadi,” terangnya.

Menurutnya, bila memang alasannya hanya sementara, penyambungan Jalan Frontage Unyur pun untuk sementara sambil menunggu izin turun dari Kemenhub dan PT KAI.

“Tapi ini udah dari 2014. Daripada kita nunggu izin nggak kunjung datang, terus masyarakat tetap seperti ini kan membahayakan. Mending itu disambungkan,” tegasnya.

Ia mengungkapkan, manfaat bila Jalan Frontage Unyur disambungkan dapat mengurai kemacetan yang terjadi di Terowongan Terondol, Kelurahan Kaligandu.

“Ini manfaatnya sambil mengalihkan kemacetan yang lewat terowongan. Kalau jam kerja itu kemana, ke sini seharusnya pembuangannya,” tutur dia.

Rencana penyambungan Jalan Frontage Unyur ini, Hasan Basri mengaku sudah koordinasi dengan Pemkot Serang.

“Saya sudah berkali-kali ngomong ke Pak Wali, Kepala Bappeda juga sudah disampaikan. Teman-teman PU juga sudah,” akunya.

Terkait koordinasi dengan PT KAI, Hasan mengaku tidak paham kenapa PT KAI belum merespon aspirasi masyarakat terkait penyambungan Jalan Frontage Unyur.

“Saya nggak ngerti apakah, karena nunggu masyarakat merespon. Masyarakat memang betul-betul butuh kalau masyarakat diam aja berarti nggak butuh,” katanya.

Bila Pemkot Serang tidak segera menyelesaikan Jalan Frontage Unyur ini, maka warga Kelurahan Unyur akan mengurug sendiri jalan tersebut.

“Kalau misalnya pemerintah kota nggak menyelesaikan ini, saya dengar Forum RW siap ngurug sendiri,” jelas dia.

Hasan Basri berharap Pemkot Serang segera menyambungkan Jalan Frontage Unyur ini.

Sebab warga Unyur berencana akan menggelar aksi pengurugan Jalan Frontage pada akhir pekan ini.

“Iya harus segera. Kita minta. Mereka ngasih deadline tanggal 19 November. Besok saya rapat dengan badan anggaran ketemu Pak Wali mau saya sampaikan,” sambungnya.

Hasan Basri mengaku tidak gentar bila rencana aksi pengurugan Jalan Frontage ini, mendapat teguran dari PT KAI. Bahkan warga Unyur siap pasang badan.

Rencana aksi pengurugan Jalan Frontage Unyur ini juga sebagai pancingan agar Pemerintah Pusat segera mengeluarkan izin untuk penyambungan Jalan Frontage.

“Ya iya dong. Keterlaluan kalau dia nggak itu. Datang aja ke sini,” katanya.

Untuk kelengkapan penjaga palang pintu rel kereta apinya, kata Hasan Basri, akan difasilitasi oleh Pemkot Serang selama 24 jam.

“Nanti itu tinggal dipersiapkan seperti di sana Dishub memfasilitasi yang jaga tiga shift 24 jam. Termasuk PJU-nya, palang pintunya,” ungkap dia.

Ketua RW 16 Perumahan Taman Banten Lestari (TBL), Wijaya Fasa berharap Pemkot Serang segera mengurug jalan frontage, keberadaan jalan tersebut sejak lama dan sangat dibutuhkan warga lingkungan sekitar.

“Ya harus begitu. Pemerintah segera mengurug jalan frontage ini, karena kita dari 2010, rencananya akan teralisasi sampai sekarang belum,” katanya.

Wijaya Fasa merasa warganya dianaktirikan terkait penyambungan jalan frontage yang melintai perlintasan kereta api Unyur.

“Gejolak warga akhirnya merasa dianaktirikan kok satu perumahan saja bisa lewat jalan untuk mobil ini kita melipir-melipir. Kok di sana sementara ilegal ada dishub. Di sini nggak ada. Protes kami semua,” katanya.

Wijaya Fasa menyebutkan, setiap hari ada sekitar ribuan warga yang menggunakan akses Jalan Frontage.

Ribuan warga itu berasal dari Perumahan Mutiara, Taman Banten Lestari, Banten Indah Permai, Lingkungan Kedaung, Lingkungan Lebak Gempol, dan Lingkungan Lebak Sili.

“Ada berapa ribu warga. Sehingga sekarang kami menindaklanjuti dari tanggal 10 kemarin ke audiensi alhamdulillah Pak Hasan sudah menindaklanjuti ke lokasi,” katanya.

Wijaya Fasa menjelaskan, rencana aksi pengurugan Jalan Frontage yang akan dilakukan pada 19 November, agar pemerintah lebih greget lagi dalam menjemput surat izin dari Kemenhub dan PT KAI

“Kalau nggak ada tindakan dari pemerintah. Pak walikota kami mengkonfirmasi kepada ketua forum bahwa itu akan terealisasi ya kita akan lakukan,” jelas Wijaya.

Wijaya Fasa mengaku pihaknya akan melakukan swadaya untuk menguruk jalan frontage.

“Kalau nggak kita akan swadaya. Udah kita rencanakan kita akan swadaya turun ke lapangan. Simpati. Bukan kita anarkis. Kita simpati kalau hujan banyak yang kecelakaan di sini,” katanya.

Lurah Unyur Agus Sulaeman mengatakan, aspirasi masyarakat sebenarnya sudah lama terkait dengan penyambungan Jalan Frontage tersebut.

Agus Sulaeman mengaku mendukung rencana warganya yang akan menguruk Jalan Frontage Unyur, karena arus transportasi kendaraan bakal menjadi lancar.

“Pertama dengan adanya diurug ini lalu lintas warga menjadi lancar,” kata dia.

Agus berharap, ini menjadi perhatian serius Pemkot Serang, karen sejak lama penyambungan Jalan Frontage Unyur ini terkendala izin dari Dirjen Perkeretaapian Kemenhub RI.

“Sebenarnya dulu tahun 2019 akhir dari Pak Dirjen sempat ninjau ke sini, dan menjanjikan untuk tiga tahunan pada saat itu harus sudah nyambung, ternyata sampai saat ini belum nyambung juga. Akhirnya warga menggeruduk ke Gedung DPRD Kota Serang tanggal 10 kemarin. Kami selaku pemerintah kelurahan hanya bisa mendukung terkait dengan keinginan warga, karena semuanya itu berpulang kepada yang lebih atas dari yang punya kepentingan. Kita hanya sebagai pelaksana, apapun itu untuk kepentingan warga kami ya kami akan dukung,” ucap dia.

Agus Sulaeman mengaku tidak keberatan terkait rencana warganya menyiagakan petugas penjaga perlintasan kereta api.

“Tidak. Justru diharuskan. Karena untuk menjaga keamanan warga saat melintas. Kita akan tempatkan petugas mungkin memanfaatkan teman-teman yang ada di sini pada saat ini untuk menjaga,” tuturnya.

Pihaknya pun akan mengusulkan ke dinas terkait untuk upah penjaga palang perlintasan kereta apinya.

“Nanti akan kita usulkan ke Dishub kota, karena mereka ada anggarannya untuk penjaga pintu kereta itu,” jelasnya. (advertorial)

Pos terkait