BANTENRAYA.CO.ID – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang bersama Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan pendataan lahan sawah yang terdampak bencana El-Nino. Pendataan dilakukan untuk mengetahui luas lahan pertanian yang terdampak bencana kekeringan.
Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Pandeglang, Nuridawati mengatakan, monitoring dan evaluasi lahan sawah pertanian di Kabupaten Pandeglang terus dilakukan bersama Kementan. Pendataan tersebut untuk memastikan lahan sawah petani mendapatkan air selama musim kemarau tahun ini.
“Pendataan luas lahan petani sudah berjalan dari kemarin bersama Kementan. Mulai dari Kecamatan Sobang, Cikeusik, dan hari ini kita ke Kecamatan Angsana memastikan masih ada sumber-sumber air yang bisa digunakan untuk mengairi lahan sawah petani,” kata Nuridawati, Senin 4 September 2023.
BACA JUGA : Wisata Pemandian Air Panas Cisolong Pandeglang Ramai
Dia menerangkan, berdasarkan pendataan sementara, lahan sawah yang terdampak bencana kekeringan mencapai 1.809 hektare. Kekeringan lahan itu tersebar, diantaranya Kecamatan Sobang, Cikeusik, Patia, Sukaresmi, Panimbang, dan Angsana. “Lahan sawah tanaman padi yang terdampak kekeringan totalnya ada di 12 kecamatan, dan masih kami data,” terangnya.
Selama musim kemarau, kata dia, para petani memaksimalkan pompanisasi. Dengan cara mengambil air di setiap sungai, saluran irigasi, maupun embung yang menyisakan air. “Petani dapat menggunaka pompa air, sehingga lahan sawah masih bisa mendapatkan pasokan air,” ujarnya.
Menurutnya, pemerintah daerah bersama Kementan akan menyediakan pompanisasi bagi kecamatan yang kesulitan mendapatkan air. Sebab, keberadaan pompanisasi sangat membantu para petani dalam mendapatkan air selama musim kemarau. “Dengan adanya pompanisasi akan memudahkan petani mendapatkan air untuk lahan sawah mereka,” katanya. ***