Bantenraya.co.id– Sebanyak 10.466 kepala keluarga (KK) di Banten diusulkan sebagai calon penerima bantuan alat masak listrik (AML) berbentuk rice cooker secara gratis.
Usulan itu disampaikan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten melalui Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia.
Sekretaris Dinas ESDM Provinsi Banten Ari James Faraddy mengatakan, jumlah tersebut merupakan hasil pendataan yang dilakukan.
Para calon penerima ini adalah mereka yang masuk dalam kriteria sebagaimana arahan dari Peraturan Menteri (Permen) ESDM nomor 11 tahun 2023 tentang Penyediaan Alat Memasak Berbasis Listrik Bagi Rumah Tangga.
“Kami mengusulkan sebanyak 10.466 KK sebagai calon penerima rice cooker gratis, dan jumlah tersebut sebagaimana kriteria yang telah ditetapkan,
yakni mereka yang di rumahnya menggunakan listrik dengan golongan daya sebesar 450 watt, 900 watt, dan 1.300 watt, dan yang terverifikasi belum memiliki rice cooker,” kata Ari kepada Banten Raya, Minggu (19 November 2023).
Ari mengatakan, data tersebut telah diusulkan kepada Kementerian ESDM untuk nantinya direalisasikan pembagian rice cooker gratis pada Desember 2023 mendatang.
“Data sudah kami serahkan, mereka adalah keluarga yang belum memiliki dan menggunakan alat masak listrik yang telah divalidasi oleh pihak kelurahan/desa masing-masing,” katanya.
Ari juga menerangkan, berdasarkan data yang ia miliki, calon penerima rice cooker gratis paling banyak diusulkan adalah dari Kabupaten Tangerang sebanyak 4.250 KK.
“Paling banyak diusulkan dari Kabupaten Tangerang, kedua terbanyak itu Kabupaten Serang sebanyak 2.232 KK.
Kemudian Kabupaten Lebak sebanyak 1.726 KK, Kabupaten Pandeglang 1.506 KK, dan Kota Serang sebanyak 332 KK,” terangnya.
Ari menjelaskan, pihaknya tidak mengetahui pasti apakah dari jumlah yang telah diusulkan tersebut semuanya akan terealisasi atau akan diolah kembali.
Penipuan Mengatasnamakan PLN, Warga Diminta Waspada dan Kenali Ciri-ciri Petugas Resmi
Karena, pihaknya hanya bertugas untuk mendata sesuai dengan instruksi dari pihak Kementerian ESDM.
“Kita tidak tahu pasti, apakah dari data yang kita usulkan itu akan menerima semua atau tidak, mudah-mudahan ya semuanya bisa dapat.
Karena itu keputusan dari pusat (Kementerian ESDM), kalo kita hanya mengusulkan aja,” jelasnya.
Lebih lanjut, Ari mengatakan, saat ini Kementerian ESDM sedang melakukan verifikiasi terhadap data calon penerima agar lebih valid dan dapat segera didistribusikan.
5 Hotel Anyer Terbaik, Rekomendasi Andalan Wisatawan Dengan View Yang Dijamin Bikin Betah
Sehingga, katanya, saat bantuan itu dikirimkan, semuanya sudah sesuai dengan by name by address dan tepat sasaran.
Seperti diketahui, rencana pembagian rice cooker gratis tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri ESDM nomor
11 tahun 2023 tentang Penyediaan Alat Memasak Berbasis Listrik bagi Rumah Tangga, yang sebagai turunannya
telah diterbitkan pula Petunjuk Teknis Penyediaan Alat Memasak Berbasis Listrik (AML) melalui Keputusan Menteri ESDM Nomor 548.K/TL.04/DJL.3/2023.
Turun Hujan, Petani Kasemen Garap Sawahnya
Program tersebut bertujuan untuk menjamin akses energi bersih yang lebih terjangkau, andal, dan berkelanjutan.
Selain itu, melalui program tersebut juga merupakan upaya pemerintah dalam mengurangi jumlah impor Liquified Petroleum Gas (LPG) yang digunakan masyarakat untuk memasak.
Kemudian, dengan adanya pembagian AML tersebut diharapkan dapat meningkatkan konsumsi listrik per kapita serta mendukung teknologi memasak yang lebih bersih.
Rencananya, pemerintah melalui Kementerian ESDM menargetkan akan menyalurkan sebanyak 500 ribu unit AML kepada masyarakat pada Desember 2023 mendatang.
Presiden Jokowi Resmikan PLTS Terapung Cirata 192 MWp, Terbesar di Asia Tenggara
Dihubungi terpisah, dosen ekonomi Universitas Bina Bangsa (Uniba) Edi Muhammad Abduh mengatakan, secara
keseluruhan listrik memang sudah ada di seluruh wilayah Provinsi Banten, sehingga mayoritas masyarakat Banten memang sudah menikmati listrik.
Tetapi sebagian masyarakat, terutama di pedesaan, juga hingga saat ini masih ada yang memasak menggunakan kayu bakar dan memiliki tradisi ngakeul (mengipasi nasi setelah masak).
Karena itu dia berharap dengan adanya program ini jangan sampai masyarakat dengan tiba-tiba “dipaksa” mengubah kebiasaan mereka dengan adanya program bagi-bagi rice cooker ini.
Ruang Kelas SD Negeri Kebon Dalem Selasai Direnovasi, Qoidatul Sitta: Semoga Tambah Semangat!
Sebab hal yang dipaksakan biasanya akan berakhir tidak mulus dan menyebabkan program tidak berhasil maksimal.
Edi mencontohkan adanya program pemerintah berupa penyediaan air bersih MCK di tempat umum kerap mangkrak dan tidak digunakan oleh masyarakat.
Sebab program ini langsung ingin mengubah kultur masyarakat yang misalnya masih buang air besar sembarangan atau dolbon. “Maka harusya ada sosialisasi dan edukasi terlebih dahulu,” katanya.
Walaupun program ini merupakan niat baik dari pemerintah, namun menurutnya jangan sampai nanti malah menjadi beban bagi masyarakat.
Misalnya, ketika awal digunakan listrik tidak seberapa penggunaanya tetapi ketika lama kelamaan biaya yang dikeluarkan masyarakat malah semakin mahal sehingga memberatkan. Karena itu menurut Edi perlu ada penjelasan secara holistik terlebih dahulu tentang program ini. (mg-rafi/tohir)