BANTENRAYA.CO.ID – Sebanyak 11.652 warga Banten positif menderita HIV (human immunodeficiency virus).
Jumlah tersebut merupakan kumulatif kasus sejak 1996 hingga Oktober 2024.
“Berdasarkan catatan kami, sejak 1996 hingga Oktober 2024 ini, untuk kasus HIV di Banten secara kumulatif telah tercatat sebanyak 11.652 orang.
Jumlah tersebut mengalami penurunan jika dibandingkan dengan jumlah sebelumnya pada pertengahan 2024 dan tahun 2023,” kata Kepala Dinas
Jalan Gedeg Taktakan Kota Serang Rusak
Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten Ati Pramudji Hastuti saat dikonfirmasi mengenai kasus HIV di Banten, Kamis (14 November 2024).
Ati mengungkapkan, tahun 2023 lalu Dinkes Banten mencatat ada 17.680 orang dengan HIV (ODHIV),
kemudian pada pertengahan 2024 turun menjadi 13.360 orang. “Penurunan terjadi karena pasien meninggal dunia,” katanya.
Ati mengatakan, kasus ODHIV paling banyak ditemukan di wilayah Tangerang Raya.
Awan Hitam Sebelum Hujan di Jalan Abdul Fatah Hasan Kota Serang
Dimana secara kumulatif, Kabupaten Tangerang menjadi daerah paling tinggi angka penderita HIV se-Provinsi Banten.
“Di semua wilayah (kabupaten/kota) ada (temuan kasus), tapi yang tertinggi itu Kabupaten Tangerang kalau secara kumulatif temuan kasusnya dengan total 4.156 orang.
Kemudian yang kedua adalah Kota Tangerang dengan 2.532 orang. Lalu, Kota Tangerang Selatan sebanyak 1.884 orang,
Kabupaten Serang 1.225 orang, Kota Cilegon 758 orang, Kabupaten Lebak 445 orang, Kabupaten Pandeglang 332 orang, dan terakhir Kota Serang 320 orang,” katanya.
Ratu Ria Janji Libatkan Masyarakat Dalam Pembangunan di Kelurahan
Ati juga menjelaskan, berdasarkan data temuan kasus terbaru ODHIV di tahun 2024 periode Januari hingga Oktober, Ati mengungkapkan bahwa telah ditemukan sebanyak 2.100 kasus ODHIV baru di Banten.
“11.652 itu kan kumulatif dari 1996 sampai Oktober 2024. Kalau temuan kasus terbaru di 2024 dari Januari hingga Oktober, itu tercatat ada sebanyak 2.100 kasus,” ujarnya.
Dari 11.652 kasus tersebut, angka tertinggi ada di Kota Tangerang dengan 639 orang, Kabupaten Tangerang 510 orang,
Kota Tangerang Selatan 346 orang, Kota Serang ada 164 orang, Kabupaten Serang 145 orang, Kota Cilegon 122 orang, Kabupaten Lebak 102 orang, dan Kabupaten Pandeglang 72 orang.
Ati menerangkan, para pasien ODHIV tersebut, saat ini telah mendapatkan perawatan intensif dengan diberikan obat-obatan khusus hingga
multivitamin dari pusat pelayanan kesehatan yang ada di wilayah masing-masing.
Pihaknya juga terus melalukan penguatan dengan berkoordinasi bersama pemerintah kabupaten/kota agar pusat layanan kesehatan baik itu puskesmas dan rumah sakit di daerah untuk bisa melayani pasien-pasien ODHIV.
“Untuk perawatan maupun obat-obatan serta vitamin yang diberikan itu semua ditanggung oleh pemerintah melalui BPJS, sehingga gratis.
Pengemudi Ojek Pangkalan Kota Serang Dukung Budi-Agis Jadi Walikota dan Wakil Walikota
Dan karena pasien ODHIV ini adalah pengobatannya seumur hidup, maka kita terus lakukan koordinasi untuk pendampingan dan pengawasan
terhadap pasien-pasien ODHIV sampai virus yang ada ditubuhnya itu mereda dan bisa survive menjalani hidup sscara mandiri,” sambungnya.
Lebih lanjut Ati mengatakan, penyebab terjadinya seseorang bisa terpapar virus HIV dikarenakan aktifitas seksual yang tidak normal, dan pergaulan bebas.
Untuk itu, Ati mengimbau agar masyarakat Banten dapat menghindari perilaku seks yang menyimpang dan menerapkan pola hidup sehat.
2 Ribuan Warga Baduy Ditaksir Belum Miliki e-KTP
“Penularan itu bisa terjadi karena aktivitas seksual, baik heteroseksual, maupun homoseksual seperti LBGT.
Aktifitas pergaulan bebas seperti gunta-ganti pasangan, seks bebas, LGBT, maupun tertular dari ibu kepada anaknya, itu yang saat ini jadi penyebab.
Kalau dulu, trennya itu karena narkoba. Saling tukar jarum suntik, dan lain sebagainya. Kalau saat ini ya karena pergaulan bebas tadi,” jelasnya.
Saat ditanya mengenai gejala seseorang terindikasi HIV, Ati menerangkan bahwa terdapat beberapa gejala yang dialami oleh seseorang yang terindikasi terinfeksi atau terpapar virus HIV.
PWI Pandeglang Jaga Konsistensi Organisasi
“Gejalanya itu di antaranya adalah mudah terserang penyakit seperti flu, kemudian demam, sakit tenggorokan, timbulnya ruam-ruam pada kulit, dan nyeri otot.
Selain itu, semakin lama biasanya pasien akan terus mengalami penurunan daya tahan tubuh dan demam yang berkepanjangan.
Yang membuat tubuh selalu merasa lemas dan tidak berdaya, sulit untuk bernapas, dan mudah terserang infeksi jamur pada mulut, tenggorokan, dan alat kelamin. Serta, mengalami penurunan berat badan secara drastis akibat kehilangan nafsu makan,” jelasnya. (mg-rafi)