SERANG, BANTEN RAYA- Sebanyak 154 rumah di Kota Serang terendam banjir, setelah diguyur hujan sejak Selasa (27/2/24) malam sekitar pukul 23.00, hingga Rabu (28/2/24) pagi sekitar pukul 07.00 WIB. Penyebab ratusan rumah di Kota Serang terendam banjir karena drainase (saluran air) terjadi sedimentasi atau pendangkalan, penyempitan, dan sumbatan oleh sampah.
Hujan deras ini menyebabkan sejumlah titik jalan di Kota Serang tergenang banjir. Jalan yang tergenang banjir di antaranya Jalan Serang-Petir, Jalan Kawasan Kota Serang Baru (KSB), dan Jalan Sama’un Bakri. Banjir pun menyebabkan satu keluarga di dievakuasi ke sanak keluarganya.
Warga Lingkungan Kabaharan Masjid Al Amin, Itoh mengatakan, banjir merendam lingkungannya terjadi sejak dini hari. “Tahunya dari jam 5 subuh,” ujar Itoh, kepada Banten Raya.
BACA JUGA : Kenaikan Gaji ASN Rp57,4 Miliar
Itoh menuturkan, banjir memasuki hingga ke dalam rumahnya. “Dari sini meluap ke halaman-halaman rumah orang. Masuk dari comberan dapur. Pembuangan air kamar mandi,” tuturnya.
Warga Komplek Untirta, Guntur mengatakan, banjir sudah menjadi langganan di lingkungannya setiap musim hujan. Guntur mengungkapkan, penyebab banjir karena pendangkalan dan penyempitan lahan aliran air dari wilayah Kota Serang Baru ke jembatan di Terminal Pakupatan.
“Sebenarnya adanya penyempitan lahan. Penyebabnya jembatan di terminal menyempit dan dangkal. Cuma itu saja,” kata Guntur, ditemui di lokasi.
BACA JUGA : Jalan KH Jamhari Kota Serang Berlubang Ditambal Puing Bangunan
Guntur menjelaskan, Komplek Untirta Permai kerap diterpa banjir sejak tahun 2019, hingga kini belum ada solusi penyelesaian dari pemerintah. Guntur memperkirakan, ada 50 kepala keluarga (KK) yang terdampak banjir di RT 1 dan RT 2. Guntur meminta pemerintah untuk melakukan pengerukan atau pelebaran aluran sungai. Sebab selama ini terjadi penyempitan di jempatan Terminal Pakupatan.
“Sebenarnya ini ada penyempitan di jembatan yang di Terminal Pakupatan. Kami minta itu dilebarin,” harapnya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Serang Diat Hermawan mengatakan, ratusan rumah yang terendam banjir itu tersebar di Lingkungan Masjid Al-Amin RT/RW 001, 002, 003/003 Kelurahan Lopang, Kecamatan Serang, Lingkungan Gang Gabus, Kelurahan Kaligandu, Kecamatan Serang, dan di Komplek Untirta Blok A1, B1, B2, C1, C3 Kelurahan Banjar Agung Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang.
BACA JUGA : Pj Walikota Serang Yedi Rahmat Tinjau Penginapan Kafilah MTQ Tingkat Kota Serang
“Kebaharan itu di RT 001 ada 88 rumah, RT 002 ada 13 rumah, dan RT 003 ada 20 rumah. Sementara di Komplek Untirta Blok A1 ada 4 rumah, Blok B1 ada 2 rumah, B2 ada 2 rumah, Blok C1 ada 2 rumah, dan Blok C3 ada 3 rumah,” kata Diat Hermawan.
Diat Hermawan mengaku pihaknya sudah melakukan pertolongan terhadap warga terdampak banjir di Kota Serang. Mulai dari menerjunkan personil, peralatan hingga bantuan.
“Kita sedot banjir di Lingkungan Kebaharan, di Gang Gabus, dan Komplek Untirta. Bahkan di Untirta kita dapat bantuan dari provinsi berupa perahu karet beserta personilnya,” kata Diat Hermawan.
BACA JUGA : Mahasiswa Rame-Rame Lepas Sepatu Untuk Menerobos Banjir Komplek Untirta Usai Pulang Kuliah
Diat pun mengaku sudah menyalurkan bantuan logistik darurat kepada korban banjir. “Bantuan logistik darurat contohnya makanan siap saji seperti beras, air mineral, minyak goreng, mie instan, dan lainnya sudah kita salurkan langsung ke warga korban banjir,” akunya.
Diat mengatakan, genangan air di jalan kurang lebih ada tiga titik. Tiga titik itu di Tanggul, Domba, Gabus. “Di Tanggul, di Domba sama Gabus hitungannya banjir karena merugikan warga,” ujar Diat Hermawan, kepada Bantenraya.com, ditemui di lokasi banjir.
Diat menuturkan, di Lingkungan Gabus, Lingkungan Kebaharan Masjid Al Amin dan Komplek Untirta airnya sudah mulai naik. “Banjir dan Gabus, Kebaharan Al-Amin sama Untirta udah mulai naik airnya,” ucap dia.
BACA JUGA : Konsisten Terapkan K3, Indo Raya Tenaga Raih 3 Penghargaan Dari Pemprov Banten
Diat menjelaskan, banjir di Kota Serang imbas hujan deras yang mengguyur sejak semalam. “Semalam dari jam 11 kalau di wilayah Lontar. Semua se-Kota Serang,” jelasnya.
Diat menyebutkan, penyebab banjir ada tiga. Sedimentasi, penyempitan, dan sampah. “Ini saya yang ngangkatin sampah ini,” ucap dia.
Diat mengatakan, penanganan banjir telah dilakukan mulai dari mitigasi non struktural. “Kita lakukan imbauan. Kita surat ke lurah-lurah untuk kewaspadaan. Akhirnya ketika terjadi banjir kita terjun ke masyarakat,” kata dia.
BACA JUGA : Pemda Dituding Lengah Hadapi DBD
Diat menjelaskan, karena tiga faktor tersebut, drainase menjadi dangka, sementara curah hujan tinggi.
“Dulu saluran itu didesain untuk menampung debit sekian meter kubik. Dengan adanya sedimentasi kan luasan penampungnya berkurang. Sehingga air meluap tidak tertampung di dalam penampung saluran tersebut,” jelas Diat Hermawan.
Diat mengungkapkan penyebab lainnya karena di hilir ada penutupan pintu air, karena ada warga petani yang membutuhkan air untuk mengaliri lahan persawahannya.
“Kondisi dilematis si petani ingin air sebesar-besarnya sementara melalui sini. Alurnya tidak kuat menampung, sehingga meluap. Tapi sekalinya di hilir sana butuh untuk pertanian di Kesaud,” ungkap dia.
Diat menyebutkan, ketinggian air mencapai lutut orang dewasa. “Sampai lutut orang dewasa sampai 60 centtimeter di sini,” sebutnya.
Penjabat Walikota Serang Yedi Rahmat mengatakan, banjir yang merendam ratusan rumah dan sejumlah jalan karena drainase mengalami sedimentasi akibat sampah, dan penyempitan bangunan.
“Mungkin air di dalam got terhalang sampah biasanya. Nah namun kami akan cek lagi ke lapangan untuk kawan-kawan DPUPR dan BPBD,” katanya.
Yedi mengaku pihaknya akan melakukan normalisasi di sejumlah titik penyebab banjir di Kota Serang. “Kami akan menurunkan dari DPUPR untuk melakukan normalisasi drainase,” ucap dia.
Yedi pun menuturkan, pihaknya akan mengalokasikan anggaran untuk membesarkan drainase yang menyebabkan genangan banjir. “Iya itu karena kita keterbatasan anggaran, makanya kami bersinergi dengan DPRD Kota Serang untuk anggarannya di APBD perubahan. Harus menyediakan anggaran untuk membesarkan saluran air,” katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua III DPRD Kota Serang Hasan Basri mengatakan, pihaknya siap mendukung dari sisi anggaran untuk pemeliharaan drainase. “Kita juga tadi ngobrol dengan Pak PJ ke depan mungkin anggaran pemeliharaan itu kita perbesar,” kata Hasan Basri.
Basri menuturkan, Pemprov Banten pun harus ikut turun tangan terhadap persoalan banjir di Kota Serang, karena ada jalan-jalan yang menjadi kewenangan Pemprov Banten di Kota Serang.
“Ini juga harus sinergis dengan provinsi. Ada jalan-jalan yang kewenangan provinsi. Tetapi dia tidak terkoordinasi untuk yang saya sering kutip itu kewenangan provinsi tapi drainase nya dia lebih dalam diambilnya.
Sementara yang di perumahan-perumahan kan terutama yang di hilir sana dia masih mengalir ke tengah kota, sementara di bawah tol itu kan kecil drainasenya jadi kumpul di tengah kota,” jelas dia.
Basri sepakat bahwa ke depan harus ada normalisasi sungai, kali dan drainase di Kota Serang. “Ini memang harus ada normalisasi ke depan termasuk kita minta juga Pak PJ koordinasi dengan pengelola jalan tol itu supaya diameter gorong-gorong di bawah tol itu diperbesar.
Ini sekarang banjir lagi yang di frontage itu karena itu tersumbat. Dia ada gorong-gorong tapi dia tempatnya di bawah irigasi yang irigasi itu kewenangan Pemprov. Itu sudah lama tidak normalisasi akhirnya banjirnya dari mana-mana,” bebernya.
Basri mengaku untuk alokasi anggaran pemeliharaan pihaknya belum menerima usulan dari Pemkot Serang.
“Nanti paling untuk 2025 atau perubahan. Baru Juni kita bahas nanti. Ada strashing lah ke pemeliharaan. Ada perhatian. Tadi juga Pak PJ sudah ngomong kaya begitu. Kayaknya di anggaran perubahan atau di anggaran 2025 itu diperbesar di pemeliharaan kota. Ini kan wajah kita. Wajah Banten,” ujarnya. **