BANTENRAYA.CO.ID – Peringatan Hari Puisi Nasional selalu diperingati setiap tanggal 26 Juli, sebagai bentuk untuk mengenang legenda penyair yakni Chairil Anwar.
Menurut sumber KBBI puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait.
Hari Puisi Nasional diperingati setiap tanggal 26 Juli, pada hari ini telah lahir seorang penyair legenda Indonesia, yakni Chairil Anwar.
Sang legenda sastra Indonesia yang terkenal dengan berbagai karya yang telah diciptakan.
BACA JUGA: Woodball Banten Segel 5 Tiket Menuju PON 2024
Walau kini beliau tinggal kenangan, namun karya-karyanya tidak pernah tergerus oleh perkembangan zaman.
Karya yang telah terlahir dari pemikiran serta perasaan yang Chairil Anwar, mengantarkan nama sang legenda ke depan pintu kekekalan.
Kekal dalam ingatan para masyarakat, sebab beliau selalu hidup dalam setiap bait-bait puisi yang ia ciptakan.
Untuk itu lahir lah Hari Puisi Nasional sebagai tanda untuk mengenang segala karya Chairil Anwar.
BACA JUGA: Kota Serang Dipatok Juara di MTQ XX Banten 2023
Mengenang karya murni dari sang legenda sastra, mengenang beliau melalui puisi-puisi syahdu.
Legenda sastra di Indonesia bukan lah hanya Chairil Anwar seorang, masih ada banyak lagi para legenda sastra Indonesia yang telah menciptakan berbagai karya.
Seperti salah satunya ialah Sapardi Djoko Damano dengan puisi yang terkenal hingga di nuat sebuah film “Hujan Bulan Juni”,
Taufiq Ismail dengan puisi yang berjudul “Dengan puisi, aku”, ada Kahlil Gibran dengan puisi yang berjudul “Cinta Yang Agung”, serta Wiji Thukul dengan puisi yang berjudul “Sajak Ibu”,
BACA JUGA:Kali di Kelurahan Warungjaud Kota Serang Surut
dan masih banyak lagi para legenda sastra di Indonesia dengan berbagai karya yang sangat indah.
Dalam memperingati Hari Puisi Nasional mari kita mengenang karya-karya para legenda sastra Indonesia.
Berikut 5 Puisi terkenal dari para sang legenda sastra Indonesia yang telah terangkum dari berbagai sumber.
1. Puisi karya Chairil Anwar
Sajak putih (1994)
BACA JUGA:Bikin Kecut! Seragam Hingga Buku Sekolah SMP di Cilacap Capai Rp 2.150.00, Begini Kronologinya
Bersandar pada tari warna pelangi
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda
Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
Meriak muka air kolam jiwa
BACA JUGA:JANGAN TERLEWAT! Intip 10 Kuliner Malam di Purwokerto yang Enak dan Tidak Menguras Kantong
Dan dalam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku
Hidup dari hidupku, pintu terbuka
Selama matamu bagiku menengadah
Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita Mati datang tidak membelah.
BACA JUGA: Makanan Khas Medan Yang Harus Kalian Coba Nih Ketika Kalian Berlibur Kesana
2. Puisi karya Sapardi Djoko Damano
Pada suatu hari nanti (1991)
Pada suatu hari nanti,
Jasadku tak akan ada lagi,
Tapi dalam bait-bait sajak ini,
Kau tak akan kurelakan sendiri.
BACA JUGA:11 Kuliner Mie Ayam di Klaten yang Paling Maknyus, Simak Lokasinya
Pada suatu hari nanti,
Suaraku tak terdengar lagi,
Tapi di antara larik-larik sajak ini.
Kau akan tetap kusiasati,
Pada suatu hari nanti,
Impianku pun tak dikenal lagi,
Namun di sela-sela huruf sajak ini,
Kau tak akan letih-letihnya kucari.
BACA JUGA:Lirik Lagu Lesti Kejora Yang Berjudul ‘Di Arsy-Mu’ , Lagunya Penuh Makna
3. Puisi karya Taufiq Ismail
Dengan puisi, aku (1965)
4. Puisi karya Kahlil Gibran
dan masih peduli terhadapnya
Adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu masih
menunggunya dengan setia
Adalah ketika dia mulai mencintai orang lain
dan kamu masih bisa tersenyum sembari berkata ‘Aku
turut berbahagia untukmu
BACA JUGA:Nagih! 7 Kuliner Nasi Goreng di Pekalongan yang Paling Enak
Apabila cinta tidak berhasil
Bebaskan dirimu
Biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnya
dan terbang ke alam bebas lagi
Ingatlah bahwa kamu mungkin menemukan cinta dan
kehilangannya
Tapi..ketika cinta itu mati
kamu tidak perlu mati bersamanya
Orang terkuat bukan mereka yang selalu
Menang melainkan mereka yang tetap tegar ketika
mereka jatuh
BACA JUGA:5 Artis Nyaris Kepergok Anak saat Bercinta: Ada Jessica Iskandar?
5. Puisi karya Wiji Thukul
Sajak Ibu (1986)
Ibu pernah mengusirku minggat dari rumah
Tetapi menangis ketika aku susah
Ibu tak bisa memejamkan mata
bila adikku tak bisa tidur karena laparIbu akan marah besar
Bila kami merebut jatah makan
yang bukan hak kami
BACA JUGA:Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan Melakukan Penyambutan Kedatangan Presiden Jokowi
Ibuku memberi pelajaran keadilan
dengan kasih sayang
Ketabahan ibuku
mengubah sayur murah
jadi sedap
Ibu menangis ketika aku mendapat susah
Ibu menangis ketika aku bahagia
Ibu menangis ketika adikku mencuri sepeda
Ibu menangis ketika adikku keluar penjara
Ibu adalah hati yang rela menerima
Selalu disakiti oleh anak-anaknya
BACA JUGA:Virus Muncul di Aplikasi M-banking BCA, Jangan Panik! Begini Imbauan Pihak Bank
Penuh maaf dan ampun
Kasih sayang ibu adalah kilau sinar keajaiban tuhan
Membangun haru insan
Dengan kebajikan
ibu mengenalkanku kepada tuhan