LEBAK, BANTEN RAYA – Delapan warga Banten menjadi korban ledakan depo BBM Pertamina di Plumpang, Jakarta Utara, Sabtu (4/3).
Kepala Pelaksana Harian BPBD Banten Nana Suryana mengatakan, dari jumlah tersebut enam orang meninggal dunia dan dua orang luka berat.
Enam orang yang meninggal dunia merupakan warga Desa Ciminyak, Kecamatan Muncang, Kabupaten Lebak yakni Nenang Sumiati (71), Rea (13), Aco (3), Herry (31), Taris, dan Ido (33). Sementara dua korban yang luka berat merupakan Kecamatan Anyer, Kabupaten Serang bernama Yati, dan Yudi Fitri.
Kepala Desa Ciminyak, Hendara Aditiya mengatakan, pasca kejadian tersebut keluarga mengalami syok karena sebelum kejadian keluarga yang berdomisili di Jakarta sudah merencanakan untuk menghadiri acara pernikahan di Desa Mancak.
“Ya memang mereka adalah keluarga kami. Namun sudah puluhan lama tinggal di Jakarta. Sebelumnya keluarga yang di sana akan menghadiri acara pernikahan hari ini disini tapi takdir berkata lain,” katanya kepada Banten Raya, Minggu (5/3).
Ia menuturkan, pihak keluarga mengetahui bahwa kelima sanak familinya menjadi korban hingga tewas melalui grup WhatsApp keluarga pada 12.00 WIB Minggu (5/3) dini hari.
“Kelima korban tersebut merupakan keluarga dekat saya yaitu Bibi dari bapak saya,” tuturnya.
Hendra mengungkapkan, setelah pihak Pertamina menghubungi keluarganya, ia hendak berangkat ke rumah sakit Polri Kramatjati tempat dirawatnya korban kebakaran.
“Sampai saat ini keluarga kami masih di sana masih menunggu para ahli warisnya untuk menjemput,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, proses identifikasi korban sedikit sulit karena salah satu keluarganya ada yang tewas dengan badan penuh luka bakar yaitu Neneng Sumiati. Kemudian Ido sebagai paman mengalami luka bakar sebesar 70 persen hampir tidak dikenali. Adapun Rea anak perempuan Sumiati, Aco anak laki-laki Sumiati, Herry adik dari Sumiati, dan Taris saudara Sumiati masih bisa dikenali.
“Nah itu yang paling parah ada yang sampe meninggal ditempat yaitu bibi saya kemudian Ido sempat mendapatkan perawatan tapi kabarnya tadi (kemarin -red) meninggal, dan semua korban sempat mendapatkan perawatan tapi nyawa mereka tak tertolong, untuk informasi keluarga yang tiganya belum berhasil didapatkan,” jelasnya.
Hendra menambahkan, hingga saat ini keluarga Muncang masih berdiskusi terkait prosesi pemakaman korban akan dilakukan di Jakarta atau di Muncang.
“Sampai saat ini kami masih mendiskusikan akan dikebumikan dimana jasad keluarga kami soalnya disana masih menunggu ahli waris korban, nanti besok kami akan beranggapan ke sana,” tambahnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Lebak, Budi Santoso membenarkan bahwa keenam korban merupakan warga Ciminyak, Kecamatan Muncang.
“Memang betul mereka dilahirkan di Muncang untuk 6 korban yang meninggal itu masih data sementara ya. Cuman setelah dewasa mereka merantau ke Jakarta,” paparnya.
Ia berharap, agar keluarga yang ditinggal oleh almarhum bisa diberikan kesabaran serta ketabahan dalam menghadapi cobaan tersebut.
“Kami akan mengirimkan sejumlah bantuan bilamana pihak keluarga Muncang ingin melaksanakan tahlilan,” tandasnya
Terpisah, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lebak, Febby Rizki Pratama membenarkan kabar tersebut. Enam orang yang menjadi korban kebakaran hebat melanda Depo Pertamina Plumpang hingga berita ini diturunkan jenazahnya masih berada di Rumah Sakit Polri.
“Awal mula dapat kabar adanya warga Lebak yang menjadi korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang hingga menjalar ke permukiman padat penduduk itu, berdasarkan laporan yang kita terima dari Biro Penghubung Pemprov Banten, itu data sementara ya, sebab masih banyak korban yang belum teridentifikasi. Yang jelas kita terima baru enam saja,” ucapnya.
Ia menjelaskan, pihaknya juga belum bisa memastikan berapa jumlah korban maupun yang tinggal di area Depo Pertamina Plumpang tersebut. Namun, pihaknya hanya menerima sementara enam orang yang dinyatakan meninggal dunia akibat kebakaran tersebut.
“Mereka (yang meninggal bukan pegawai ya) hanya bermukim di wilayah setempat,” jelasnya. (sahrul)