BANTENRAYA.CO.ID – Konflik Rusia dan Ukraina adalah konflik geopolitik yang memiliki akar sejarah yang kompleks.
Tidak sedikit video baru yang beredar di internet merekam konflik Rusia dan Ukraina.
Namun, konflik Rusia dan Ukraina tidak hanya melibatkan kedua negara itu saja, tetapi juga berbagai aktor internasional.
Dan konflik tersebut nampaknya belum menemukan jalan keluar sampai sekarang.
BACA JUGA: Anak Bos Tambang Pasir di Kabupaten Serang, Tewas Kecelakaan Dihantam SUV
Berikut adalah sejarah singkat konflik tersebut yang sudah bantenraya.co.id rangkum dari berbagai sumber:
Pembentukan Ukraina Modern
Ukraina adalah sebuah negara di Eropa Timur yang memiliki sejarah yang kaya dan rumit.
Pada 1991, Uni Soviet dan Pakta Warsawa bubar.
Di tahun yang sama, Ukraina memberikan suara untuk memerdekakan diri dari Uni Soviet dalam sebuah referendum.
BACA JUGA: Bawaslu Kota Serang Ogah Kecolongan Siasat Peserta Pemilu Sampai Minta Bantuan Jemaat Gereja
Dan hal tersebut juga disetujui oleh Presiden Rusia Boris Yeltsin.
Selanjutnya Rusia, Ukraina dan Belarusia membentuk Commonwealth of Independent States (CIS).
Namun terjadi perpecahan, Ukraina menganggap bahwa CIS adalah upaya Rusia untuk mengendalikan negara-negara di bawah Kekaisaran Rusia dan Uni Soviet.
Pada Mei 1997, Rusia dan Ukraina menandatangani perjanjian persahabatan sebagai upaya menyelesaikan ketidaksepakatan.
Rusia diizinkan untuk mempertahankan kepemilikan mayoritas kapal di armada Laut Hitam yang berbasis di Krimea Ukraina.
Selain itu, Rusia pun harus membayar Ukraina biaya sewa karena menggunakan Pelabuhan Sevastopol.
Krisis Krimea 2014
Puncak konflik modern antara Rusia dan Ukraina terjadi pada tahun 2014 ketika Krisis Krimea meletus.
Pada bulan Februari 2014, terdapat protes besar-besaran di Kiev yang mengarah pada penggulingan Presiden Ukraina, Viktor Yanukovych.
BACA JUGA: Kebiasaan Ini Ternyata Mampu Memicu Panjang Umur Jika Rutin Dilakukan
Setelah penggulingan Yanukovych, pasukan bersenjata tak dikenal yang diyakini sebagai militer Rusia mengambil alih Semenanjung Krimea dan mengadakan referendum yang kontroversial.
Dan mayoritas penduduk di Krimea memilih untuk bergabung dengan Rusia.
Konflik di Donbas
Setelah aneksasi Krim oleh Rusia, konflik bersenjata meletus di wilayah timur Ukraina, yang dikenal sebagai Donbas.
Kelompok separatis yang didukung oleh Rusia di Donetsk dan Luhansk menyatakan kemerdekaan mereka dan memulai perang melawan pemerintah Ukraina.
BACA JUGA: Isi Lengkap Surat Anies Baswedan ke AHY: Dulu Minta Jadi Cawapres tapi Sekarang……
Konflik tersebut telah menyebabkan ribuan kematian dan pengungsi.
Sanksi Internasional
Aksi Rusia di Ukraina, terutama aneksasi Krimea, mendapat kecaman internasional.
Banyak negara Barat mengenakan sanksi ekonomi terhadap Rusia sebagai tanggapan atas tindakan agresifnya.
Upaya Perdamaian
Beberapa upaya telah dilakukan untuk mencapai gencatan senjata dan perdamaian di Ukraina.
Termasuk di antaranya adalah perjanjian-perjanjian Minsk pada tahun 2014 dan 2015 yang diupayakan oleh Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE).
BACA JUGA: Gadis Cantik Asal Wanasalam Kabupaten Lebak Dianiyaya, Pelakunya Ternyata Orang Dekat
Namun, konflik tersebut masih berlanjut, meskipun dengan tingkat kekerasan yang berfluktuasi.
Dukungan Internasional
Ukraina mendapat dukungan politik dan militer dari berbagai negara Barat, sementara Rusia mendukung kelompok separatis di Donbas.
BACA JUGA: Jalan Frontage Dibuka, Terowongan Trondol Lancar
Konflik tersebut telah menciptakan ketegangan antara Rusia dan negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat dan Uni Eropa.
Konflik Rusia-Ukraina tetap menjadi sumber ketegangan dan kekhawatiran di kawasan Eropa Timur dan memiliki dampak geopolitik yang luas.***