BANTENRAYA.CO.ID – Dosen UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten mengenalkan budaya tuli dan bahasa isyarat dasar kepada guru-guru di SD Peradaban Cilegon di jalan K.H. Abdul Latif No.8 Cibeber, Cilegon, Banten, Jumat, 6 Oktober 2023.
Kegiatan bertajuk October Fest: Bulan Bahasa dan Sastra 2023 ini merupakan bentuk Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Mandiri dalam rangka memeriahkan Bulan Bahasa dan Sastra tahun 2023.
Purnama Rika Perdana, narasumber acara tersebut, menuturkan bahwa budaya tuli atau deaf culture adalah identitas yang terbentuk dari hasil kebudayaan, karya, cipta, maupun karsa di kalangan disabilitas tuli atau tunarungu.
Rika yang saat ini merupakan dosen Pascasarjana UIN SMH Banten ini mengatakan, budaya tuli dapat berupa bahasa (bahasa isyarat), cara bekerja dan belajar yang bersifat non-auditory, cara berkomunikasi dengan menggunakan tangan, jari, dan/ atau ekspresi wajah, serta cara hidup kelompok masyarakat tunarungu.
“Budaya tuli layak untuk diketahui masyarakat luas agar muncul empati, tenggang rasa, serta penerimaan yang baik antar-masyarakat,” ujar Rika.
Dia mengatakan, pengenalan Budaya Tuli dan Bahasa Isyarat Dasar ini adalah implementasi dari misi pendidikan inklusi pada Tataran Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN).
Adapun yang terlibat dalam kegiatan ini yaitu kepala sekolah, guru, dan siswa, dosen dan mahasiswa.
“Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kepedulian civitas akademika UIN SMH Banten, terutama dosen pemerhati sekaligus peneliti pendidikan inklusi, dalam menyikapi era pendidikan berbasis inklusi saat ini,” katanya.
Rika menuturkan, pemilihan SD Peradaban Cilegon sebagai lokasi kegiatan karena sekolah tersebut konsisten menerapkan kurikulum inklusi dalam proses pembelajaran sehari-hari.
Selain itu, sekolah ini sudah menjadi mitra kampus dalam pengembangan Tridharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian.
BACA JUGA: Viral Polisi di Solo Dipukul dan Ditedang Pria ODGJ yang Hobi Gedor-gedor Mobil Warga
Kegiatan dibagi ke dalam dua sesi, yaitu sesi pengenalan budaya tuli dan sesi pengenalan bahasa isyarat dasar.
Sesi pertama dimulai dengan pemutaran video praktik baik pendidikan inklusi di ranah sekolah atau madrasah. Kegiatan dibuka oleh Kepala Sekolah SD Peradaban Cilegon, Beben Somantri.
Pengenalan budaya tuli sebagai kegiatan inti pada sesi pertama ini dipandu langsung oleh Purnama Rika Perdana yang dilanjutkan dengan sesi observasi tugas akhir yang dilakukan oleh para mahasiswa.
Sesi kedua menjurus pada pengenalan bahasa Isyarat dasar yang secara khusus ditujukan untuk guru-guru di SD Peradaban Cilegon.
Sebanyak 27 orang guru terlibat langsung pada kegiatan ini dengan narasumber yang, baik secara teori maupun praktik, mengenalkan huruf dan angka dalam bahasa isyarat.
Narasumber juga dibantu oleh beberapa mahasiswa yang memiliki kecakapan berbahasa isyarat cukup baik. Seluruh panitia dan peserta yang terlibat sangat antusias mengikuti rangkaian kegiatan. *