BANTENRAYA.CO.ID – Inilah informasi seputar teks kultum Ramadhan singkat yang cocok untuk bulan Ramadhan bertema semangat dalam menggapai surga.
Kultum di bulan Ramadhan merupakan kegiatan penting bagi umat muslim.
Kultum Ramadhan memungkinkan para ustadz dan khatib untuk menyampaikan pesan-pesan yang relevan dengan bulan Ramadhan dan memotivasi umat muslim untuk lebih mendalami agama Islam.
Ceramah merupakan pidato yang mampu memberi makna dan nasihat bagi para hadirinnya, membuat ceramah yang baik tidaklah sulit.
Penasaran dengan teks kultum Ramadhan singkat yang cocok untuk bulan Ramadhan bertema semangat dalam menggapai surga? Simak artikel ini sampai selesai.
Dikutip Bantenraya.co.id dari Ngaji.id, Berikut ini adalah teks kultum Ramadhan singkat yang cocok untuk bulan Ramadhan bertema semangat dalam menggapai surga:
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ
BACA JUGA; Ramadhan Sale! 7 Kode Voucher Shopee Hari ini 12-26 April 2023: promo dan diskon menarik
“Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung.” (QS. Ali ‘Imran[3]: 185)
Orang yang dijauhkan dari api neraka dan dimasukkan ke surga, maka dia adalah orang yang sukses. Jadi, sukses menurut Al-Quran adalah ketika manusia dimasukkan ke surga. Maka antum bisa lihat ayat-ayat Al-Quran yang berkaitan dengan surga, pasti Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan dengan kalimat sukses.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
ذَٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
“Yang demikian itu adalah keberuntungan yang besar.” (QS. Ad-Dukhan[44]: 57)
Kemenangan dan kesuksesan yang besar adalah ketika orang dimasukkan ke surga dan dijauhkan dari api neraka. Jadi sukses itu bukan soal dunia. Misalnya dia dapat kedudukan, jabatan, gelar, kekayaaan, fasilitas, dan segala macam itu bukan sukses. Ukuran sukses menurut Al-Quran dan Sunnah yaitu ketika orang dijauhkan dari api neraka dan dimasukkan ke surga. Itulah yang kita harapkan.
Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan kita untuk meminta surga kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sebanyak tiga kali;
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ النَّارِ
“Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepadaMu agar dimasukkan ke Surga dan aku berlindung kepadaMu dari Neraka.” (HR. Abu Dawud dan lihat di Shahih Ibnu Majah: 2/328) [1]
Atau dengan doa berikut:
اللَّهُمَّ إنِّي أَسْأَلُكَ الْجَنَّة الْفِرْدَوْسَ الأعْلَى وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ
“Ya Allah, aku mohon kepada Engkau surga firdaus yang paling tinggi dan aku berlindung kepada Engkau dari api neraka.”
Berlomba dalam Beramal Shalih
Di dalam hidupnya, orang mukmin dan mukminah mencari cara agar dia bisa masuk surga, bukan mencari dunia. Banyak orang sibuk mengejar dunia. Adapun kita adalah bagaimana agar bisa masuk surga.
Kalau orang ingin masuk surga, tentunya dia harus melakukan amal-amal shalih. Berlomba-lomba melakukan amal shalih. Jika dia sudah mengetahui dalil dari Al-Qur’an dan hadits Nabi yang shahih, maka amalkan. Jangan menolak amalan apapun. Berlomba-lombalah melakukan amal shalih.
Antum perhatikan, bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala menjamin semua nabi dan rasul ‘Alaihimus Sholatu wassalam dengan surga. Mereka ma’shum. Berbeda dengan kita yang banyak dosa. Saya dan Antum sama, banyak dosa. Maka selayaknya kita terus bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sebelum matahari terbit dari barat.
Setiap hari kita taubat dan istighfar minta ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kemudian melakukan amal shalih. Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan tentang para nabi dan rasul ‘Alaihimush Shalatu wassalam;
إِنَّهُمْ كَانُوا۟ يُسَٰرِعُونَ فِى ٱلْخَيْرَٰتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا ۖ وَكَانُوا۟ لَنَا خَٰشِعِينَ
“Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada Kami.” (QS. Al-Anbiya[21]: 90)
Berbuat Baik, Bersemangatlah!
Dalam Islam tidak ada lemah dan malas. Islam melarang sifat-sifat tersebut. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berlindung kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dari sifat malas,
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَ الْهَرَمِ وَعَذَابِ الْقَبْرِ
“Ya Allah, aku berlindung kepada Engkau dari sifat lemah, malas, penakut (pengecut), bakhil, kepikunan, dan dari adzab kubur.”
اللهُمَّ آتِ نَفْسِي تَقْوَاهَا، وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا، أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا، اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ، وَمِنْ قَلْبٍ لَا يَخْشَعُ، وَمِنْ نَفْسٍ لَا تَشْبَعُ، وَمِنْ دَعْوَةٍ لَا يُسْتَجَابُ لَهَا
“Ya Allah, karuniakanlah ketakwaan pada jiwaku. Sucikanlah ia, sesungguhnya Engkau-lah sebaik-baik yang mensucikannya, Engkau-lah Yang Menjaga serta Melindunginya. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari Ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusyu’, dan doa yang tidak diijabahi.” (HR. An Nasa’i dan Muslim No. 2722) Hadits ini shahih dan ada di dalam buku Doa dan Wirid.
Kita berlindung kepada Allah dari sifat lemah dan malas. Tidak ada di dalam Islam sifat malas, patah semangat, atau futur. Yang kita cari ini surga, berlomba-lomba untuk surga.
Lihatlah orang yang tak henti-hentinya berbuat maksiat, sudah jelas ujung dari maksiat adalah neraka. Orang yang terus menerus berbuat syirik dan bid’ah, mereka bersemangat. Mengapa kita malas berbuat kebaikan dan melakukan amal-amal shalih dengan ikhlas dan ittiba’?
Perhatikan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala;
إِنَّهُمْ كَانُوا۟ يُسَٰرِعُونَ فِى ٱلْخَيْرَٰتِ
“Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik..” (QS. Al-Anbiya[21]: 90)
Tunaikan Shalat
Shalat yang lima waktu jangan malas. Adzan berkumandang, datang ke masjid untuk shalat berjama’ah dan rapatkan shafnya tidak boleh renggang. Kemudian laksanakan shalat sunnah rawatibnya; qabliyah, ba’diyah, dua raka’at sebelum subuh, dua raka’at sebelum dzuhur atau empat raka’at sebelum dzuhur, dua rakaat ba’da dzuhur, dua rakaat ba’da maghrib, dua raka’at bada isya’. Totalnya 12 raka’at.
Kata Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam,
مَنْ ثَابَرَ عَلَى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي الْيَوْمِ وَاللَّيْلَةِ دَخَلَ الْجَنَّةَ
“Barang siapa mengerjakan shalat dua belas rakaat secara terus-menerus pada malam dan siang, dia akan masuk surga.” (Hadits shahih riwayat At Tirmidzi) [2]
Kemudian jangan malas bangun tengah malam untuk shalat. Antum lihat para nabi dan rasul, Antum lihat juga Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak pernah meninggalkan shalat malam. Berlomba-lombalah, karena ini sunnah.
Bersemangatlah Bangun di Malam Hari
Suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menegur ‘Abdullah bin ‘Umar saat itu usianya kurang lebih 13 atau 14 tahun. Dia bermalam di rumah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam saat Hafshah bintu Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhuma mendapat giliran. Ketika malam tiba, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Hafshah bangun untuk shalat malam. Namun Ibnu Umar tidak bangun. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menegur Ibnu Umar radhyiallahu ‘anhu,
نِعْمَ الرَّجُلُ عَبْدُ اللهِ، لَوْ كَانَ يُصَلِّي مِنَ اللَّيْلِ.
“Sebaik-baik hamba adalah ‘Abdullah seandainya ia melakukan shalat malam.’ (HR. Bukhari)
Sejak mendengar hadits tersebut, ‘Abdullah tidak pernah tidur di malam hari kecuali hanya beberapa saat saja, hingga menjelang wafatnya ia. Maka bersemangatlah melakukan shalat malam. Bangun dan berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala meminta untuk kebaikan kita, keluarga, dan juga untuk umat muslim. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda kepada Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash,
يَا عَبْدَ اللَّهِ ، لاَ تَكُنْ مِثْلَ فُلاَنٍ ، كَانَ يَقُومُ اللَّيْلَ فَتَرَكَ قِيَامَ اللَّيْلِ
“Wahai ‘Abdullah janganlah seperti si fulan. Dahulu ia rajin shalat malam, sekarang ia meninggalkan shalat malam tersebut.” (HR. Bukhari no. 1152 dan Muslim no. 1159) [3]
Hadits ini mengandung celaan. Jadi teruslah bersemangat untuk shalat malam. Tidak boleh malas.
Kebiasaan Orang Shalih
Sebagian orang begadang setiap malam, bersemangat untuk berbuat dosa dan maksiat. Mengapa kita tidak mau bangun untuk shalat malam? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأَبُ الصَّالِحِينَ قَبْلَكُمْ، وَإِنَّ قِيَامَ اللَّيْلِ قُرْبَةٌ إِلَى اللَّهِ، وَمَنْهَاةٌ عَنْ الإِثْمِ، وَتَكْفِيرٌ لِلسَّيِّئَاتِ، وَمَطْرَدَةٌ لِلدَّاءِ عَنِ الجَسَدِ
“Hendaklah kalian mengerjakan sholat malam, karena itu merupakan kebiasaan orang shalih sebelum kalian, mendekatkan diri kepada Allah, mencegah dari perbuatan dosa, menghapus keburukan, dan mencegah penyakit dari badan.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, Hakim dalam Shahihul Jami’) [4]
Biasakanlah shalat malam, karena shalat malam akan mengantarkan orang ke surga. Seperti hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Tirmidzi dan yang lainnya dari sahabat ‘Abdullah Bin Salam. Beliau adalah pendeta Yahudi yang kemudian masuk Islam. Hadits yang pertama kali ‘Abdullah bin Salam dengar dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah;
يَا أَيُّهَا النَّاسُ ، أَفْشُوْا السَّلَامَ ، وَأَطْعِمُوْا الطَّعَامَ ، وَصِلُوْا الْأَرْحَامَ ، وَصَلُّوْا بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ ، تَدْخُلُوْا الْجَنَّةَ بِسَلَامٍ .
“Wahai sekalian manusia, sebarkanlah salam, berikan makan (kepada orang yang membutuhkan), sambunglah silaturrahim (kepada kerabat), shalatlah di waktu malam ketika orang-orang tertidur, niscaya kalian akan masuk surga dengan sejahtera.”
Di Antara Amal Shalih
Ini adalah amal-amal shalih. Termasuk membaca Al-Qur’an juga, minimal satu juz dalam sehari. Jadi sebulan bisa khatam. Jangan malas. Begitu pula sedekah. Ini semua adalah amal shalih.
إِنَّهُمْ كَانُوا۟ يُسَٰرِعُونَ فِى ٱلْخَيْرَٰتِ
“Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik..” (QS. Al-Anbiya[21]: 90)
Bersegeralah dalam berbuat baik. Jangan tinggalkan apa yang bisa kita lakukan. Bersededekahlah. Banyak para sahabat tidak mempunyai apa-apa. Namun mereka sedekah dengan makanan yang ada. Jangan bakhil (pelit), jangan suka menyimpan. Jika ada makanan maka makanlah segera. Besok in syaa Allah akan ada lagi. Termasuk di antara sahabat yang tidak mau menyimpan adalah sahabat Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu.
Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu tidak mau menyimpan. Jika ada sekarang, maka ia segera sedekah. Adapun untuk besok bisa mencarinya lagi. Nafkah juga seperti itu. Perbanyaklah sedekah. Lalu berpuasalah, jika Antum sanggup berpuasa. dan yang lainnya.
Bersemangatlah, Jangan Membuang-Buang Waktu
Apa saja amal-amal shalih yang bisa Antum lakukan, maka lakukanlah kebaikan itu. Membaca Al-Qur’an dan membaca buku yang bermanfaat. Jangan habiskan waktu kita untuk hal yang sia-sia. Perhatikan itu. Jangan menunda kebaikan.
Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam ketika menyebutkan tentang kiamat,
“Jika seandainya besok akan kiamat pun, sementara di tangan kalian ada bibit pohon yang bisa ditanam, maka tanamlah.” (HR. Ahmad, Al Bukhari, dan yang lainnya)
Mengapa demikian? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan dalam hadits yang lain,
”Seorang muslim yang menanam atau menabur benih, lalu ada sebagian yang dimakan oleh burung atau manusia, ataupun oleh binatang, niscaya semua itu akan menjadi sedekah baginya.“ (HR. Ahmad, Muslim, dan Al Bukhari)
Maka jangan mengatakan, “Oh besok kiamat, tanggung (dan dia tidak segera menanam bibit di tangannya).” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang memerintahkan untuk bersegera dan terus menerus dalam melakukan kebaikan. Semoga bermanfaat.
Demikian