BANTENRAYA.CO.ID – Artikel ini membahas tentang mengapa may day atau hari buruh diperingati.
Hari buruh adalah hari yang merayakan perjuangan kelas pekerja di seluruh dunia.
Tanggal yang dipilih untuk merayakan hari buruh adalah 1 Mei.
Hari Buruh juga dijuluki dengan “May Day” karena harinya diperingati pada bulan Mei.
Namun, bagaimanakah sejarah dari Hari Buruh?
BACA JUGA: 6 Tips Meningkatkan Ketertarikan Baca Buku, Urgensi Hobi Membaca Bagi Muslim Remaja
Dan bagaimana perayaan internasional tersebut bisa sampai menjadi salah satu hari libur nasional di Indonesia?
Berikut bantenraya.co.id merangkum dari berbagai sumber tentang sejarah Hari Buruh sampai menjadi hari libur nasional di Indonesia.
Hari Buruh lahir dari berbagai rentetan perjuangan kelas pekerja untuk meraih kendali ekonomi-politis hak-hak industrial.
Perkembangan kapitalisme industri di awal abad 19 menandakan perubahan drastis, terutama di negara-negara kapitalis di Eropa Barat dan Amerika Serikat.
BACA JUGA: Mengenang Napak Tilas Bung Karno, Rano Ajak Ganjar Kunjungi Museum Multatuli
Pengetatan disiplin dan pengintensifan jam kerja, minimnya upah, dan buruknya kondisi kerja di tingkatan pabrik, melahirkan perlawanan dari kalangan kelas pekerja.
Pada tanggal 1 Mei tahun 1886, sekitar 400.000 buruh di Amerika Serikat mengadakan demonstrasi besar-besaran untuk menuntut pengurangan jam kerja mereka menjadi 8 jam sehari.
Aksi ini berlangsung selama 4 hari sejak tanggal 1 Mei di Chicago, Illiois dan peristiwa tersebut terkenal sebagai kerusuhan Haymarket.
Pada tanggal 4 Mei 1886, para demonstran melakukan pawai besar-besaran.
BACA JUGA: Berkunjung ke Lebak, Ratusan Pendukung Ganjar Teriakan Ganjar Presiden 2024
Namun, polisi Amerika kemudian menembaki para demonstran tersebut sehingga ratusan orang tewas dan para pemimpinnya ditangkap kemudian dihukum mati.
Sebelum peristiwa 1 Mei itu, di berbagai negara, juga terjadi pemogokan-pemogokan buruh untuk menuntut perlakukan yang lebih adil dari para pemilik modal.
Pada bulan Juli 1889, Kongres Sosialis Dunia yang diselenggarakan di Paris menetapkan peristiwa di AS tanggal 1 Mei itu sebagai hari buruh sedunia dan mengeluarkan resolusi berisi:
“Sebuah aksi internasional besar harus diorganisir pada satu hari tertentu dimana semua negara dan kota-kota pada waktu yang bersamaan, pada satu hari yang disepakati bersama, semua buruh menuntut agar pemerintah secara legal mengurangi jam kerja menjadi 8 jam per hari, dan melaksanakan semua hasil Kongres Buruh Internasional Prancis.”
BACA JUGA: 5 Hewan Terlangka Indonesia dalam Daftar 10 Hewan Terlangka di Dunia Versi IUCN
Resolusi ini mendapat sambutan yang hangat dari berbagai negara dan sejak tahun 1890, tanggal 1 Mei, yang diistilahkan dengan May Day, diperingati oleh kaum buruh di berbagai negara, meskipun mendapat tekanan keras dari pemerintah mereka.
Sementara itu, pada masa Orde Baru di Indonesia, peringatan Hari Buruh ditiadakan, karena karena gerakan buruh dihubungkan dengan gerakan dan paham komunis yang sejak kejadian G30S pada 1965 ditabukan di Indonesia.
Semasa Presiden Soeharto berkuasa, aksi untuk peringatan May Day masuk kategori aktivitas subversif, karena May Day selalu dikonotasikan dengan ideologi komunis.
Konotasi tersebut jelas tidak pas, karena mayoritas negara-negara di dunia ini (yang sebagian besar menganut ideologi nonkomunis, bahkan juga yang menganut prinsip antikomunis), menetapkan tanggal 1 Mei sebagai Labour Day dan menjadikannya sebagai hari libur nasional.
Setelah era Orde Baru berakhir, walaupun bukan hari libur, setiap tanggal 1 Mei kembali marak dirayakan oleh buruh di Indonesia dengan demonstrasi di berbagai kota.
Namun kegiatan demonstrasi di peringatan May Day sejak tahun 1999 sampai 2006 tidak pernah tercatat meninmbulkan kerusakan.
Kemudian, pada tahun 2013, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akhirnya menetapkan Hari Buruh pada tanggal 1 Mei sebagai salah satu hari libur nasional juga.
Dan sampai sekarang, pada tanggal 1 Mei di Indonesia juga memperingati Hari Buruh sebagai hari libur nasional.
Itulah sejarah singkat May Day menjadi Hari Libur di Indonesia.***