Usut Kasus Korupsi BTS: Jokowi Tetap Lanjutkan Proyek Meski Tahu Dikorupsi

gambar ilusterasi tiang tower jaringan
gambar ilusterasi tiang tower jaringan (Freepik.com)

BANTENRAYA.CO.ID– Memang belakangan ini kasus korupsi BTS kerep sekali mencari perhatian publik hingga hangat di bicarakan sampai saat ini.

Bahkan kasus korupsi BTS ini bikin geger beberapa orang penting salah satunya Presiden Jokowi yang mengetahui jika proyek BTS di korupsi.

Padahal kan  sudah jelas jika proyek BTS lancar, dapat membangun suatu jaringan kuat dari pelok-pelok Negri agar bisa mendapatkan akses internet lebih baik.

Bacaan Lainnya

BACA JUGA : Berapa Harga Tiang Tower BTS yang Dikorupsi Kominfo? Begini Penjelasannya

Dana yang ditelen oleh salah satu anggota Kominfo tak main-main loh sekitar Rp 8 Terliun,

Namun ada hal yang menarik dari hal ini, Presiden Jokowi meminta untuk meneruskan proyek BTS hingga kelar.

Padahal dirinya juga tahu jika proyek tersebut telah di korupsi oleh salah satu anggota Kominfo yang menyebabkan Negara rugi besar.

BACA JUGA : Bikin Bulu Kuduk Merinding? 6 Kecamatan Paling Sepi di Kabupaten Serang: Motor Hingga Mobil Jarang Lewat

Menurut keterangan yang ada, lagi-lagi Presiden Joko Widodo kekeh meminta agar proyek menara base transceiver station (BTS) 4G dan infrastruktur pendukung 1, 2, 3, 4, dan 5 Bakti Kemenkominfo tetap dilaksanakan hingga kelar.

Sekalipun, saat ini proyek tersebut tengah diusut dugaan perkara korupsinya oleh Kejaksaan Agung.

Namun disisi lain menurut Sekjen Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Zulfadly Syam menjelaskan harga sebuah menara BTS berkisar Rp 600 juta – Rp 1,5 miliar.

BACA JUGA : Tips Membeli Tiket Coldplay Aman dan Terpercaya Melalui Jastip, Dijamin Anti Ketipu-Ketipu Club!

Bahkan dirinya menuturkan jika terdapat catatan harga yang berbeda bedasarkan kategori tiang tower itu sendiri.

Tapi yang jelas kasus tiang tower dikorupsi ini bikin gaduh dan merasa geram atas aksi salah satu anggota Kominfo tersebut.

Kasus korupsi terkait proyek penyediaan BTS dan infrastruktur pendukung paket 1, 2, 3, 4, dan 5 BAKTI terjadi dilokasi Papua, Sulawesi, Kalimantan, Sumatera, dan Nusa Tenggara Timur yang menelan anggaran sampai Rp 3Terliun.***

Pos terkait