Bank Banten Masih Punya Kredit Macet Rp4 Miliar

1 BANK BANTEN
BELUM TUNTAS: Seorang pengendara melintas di depan Kantor Cabang Khusus Bank Banten, Jalan Ahmad Yani, Kota Serang, belum lama ini. Bank Banten tercatat masih memiliki sisa kredit macet yang belum dituntaskan.

SERANG, BANTEN RAYA- PT Bank Pembangunan Daerah Banten atau Bank Banten (BEKS) tercatat masih memiliki kredit macet senilai Rp4 miliar di akhir 2021. Kini bank plat merah tersebut kembali mencoba menekannya agar nilai kerugian perseroan bisa terus diperkecil.

Corporate Secretary Bank Banten Rahmat Hidayat mengatakan, pihaknya sejauh ini berhasil perbaikan kinerja. Dari aspek kredit bermasalah atau kredit macet, Bank Banten mampu menekannya secara signifikan.

“Manajemen Bank Banten telah menunjukkan komitmen dan keseriusannya dalam menyelesaikan kredit bermasalah. Dibuktikan dengan keberhasilan melakukan recovery kredit,“ ujarnya.

Bacaan Lainnya

Ia menuturkan, penurunan non performing loan (NPL) Bank Banten terlihat dari yang awalnya Rp1,4 triliun menjadi Rp 339 miliar pada Maret 2021. Nilai itu berkurang hingga Rp1,1 triliun. Sementara hingga akhir 2021, kredit macet kembali turun menjadi tersisa Rp4 miliar. “Keberhasilan penyelesaian kredit bermasalah ini tentu saja memberikan nilai tambah yang sangat signifikan bagi masyarakat Banten,” katanya.

Selain perbaikan NPL dan Recovery WO (Write Off), lanjut Rahmat, Bank Banten juga secara intensif mengupayakan penyelesaian kredit bermasalah dengan pelepasan Agunan Yang Diambil Alih (AYDA). Hal itu dilakukan bersama seluruh pemangku kepentingan terkait, baik dari tingkat Kabupaten/Kota maupun Provinsi. Dalam hal penyaluran kredit, Bank Banten selalu berupaya memenuhi prinsip kehati-hatian atau prudential banking principle.

Penyelesaian kredit bermasalah sebagai langkah prioritas yang akan menjadi pendapatan bagi perusahaan. Terlihat dari perencanaan tahun pertama atau pada 2021 lalu dengan menyelesaikan beban kredit bermasalah, foundation building yang terdiri dari tata kelola, SDM, infrastruktur dan IT.

“Diharapkan tahun ini, NPL Nett maupun gross di bawah 1 persen. Kerugian Bank Banten yang disoroti berbagai pihak akhir-akhir ini, sebenarnya tidak bisa dilepaskan dari persoalan masa lalu. Hal itu yang menjadi tantangan bagi manajemen yang sekarang,“ ungkapnya.

Lebih lanjut dipaparkan Rahmat, peluncuran layanan digital yang berlangsung pada tahun kedua atau 2022 juga akan mempercepat pertumbuhan kinerja dan pendapatan perusahaan. Sementara, tahun ketiga menjaga stabilitas perusahaan agar pada 2024 Bank Banten menjadi market leader dan berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Banten.

“Rencana kerja yang sudah dirancang disertai dukungan penuh seluruh pemangku kepentingan, kami optimis dapat segera mengatasinya,” tuturnya.

Sebelumnya, Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar mengatakan, pada dasarnya direksi dan komisaris Bank Banten harus bisa menjalankan tugas pokok dan fungsinya secara optimal. Mereka harus bisa memberikan kinerja yang baik selama menjabat di posisinya saat ini.

Ia menuturkan, terkait masih adanya kerugian dan biaya operasional yang dinilai masih tinggi, dirinya meminta agar pengurus Bank Banten bisa memberikan perhatian lebih. Mereka juga diharapkan bisa memilah kebutuhan prioritas.

“Itu kita mengingatkan supaya bisa menyesuaikan kepada kebutuhan yang sesungguhnya. Agar sebisa mungkin istilah saya, seperti saya juga mengencangkan ikat pinggang di posisi ini. Kita lagi bersama-sama melakukan itu,” katanya. (dewa)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *