BANTENRAYA.CO.ID – Syarifah Fadiyah Alkaff siswi SMP asal Jambi blak-blakan menceritakan kronologi upayanya mencari keadilan untuk neneknya bernama Hafsah.
Syarifah Fadiyah mencertikan ini saat diundang dialog dalam Podcast Uya Kuya bersama kakak perempuannya Fadilah dan diunggah dalam YouTube Uya Kuya TV, Sabtu 10 Juni 2023.
Diketahui, Syarifah Fadiyah selama ini menuntut perusahaan asal Cina dan Pemkot Jambi atas kerusakan rumah neneknya Hafsah akibat lalu-lintas truk perusahaan di jalan desa depan rumah Nenek Hafsah.
Akibat lalu-lintas truk-truk perusahaan dengan tonase tinggi itu, dilaporkan rumah Nenek Hafsah rusak berat dan ambruk dibeberapa bagian.
BACA JUGA:Daftar dan Harga Tiket Nonton Film The Boogeyman Hari ini di Bioskop Jakarta, Budget Mulai Rp35 Ribu
Belakangan ini, perjuangan Syarifah Fadiyah viral dan menjadi perhatian Menko Polhukam Mahfud MD.
Dalam cuitannya di Twitter, Mahfud MD meminta Pemprov Jambi menyelesaikan masalah ini dan membantu Nenek Hafsah.
Dalam podcast Uya Kuya dengan durasi 1,5 jam, Syarifah Fadiyah ditanya host fakta sebenarnya.
“Sudah lama mobil-mobil besar dengan 50-60 ton beratnya melintas di depan rumah nenek saya. Keterangan dari kapolsek (jalan depan rumah Nenek Hafsah) hanya bisa dilewati truk 6 ton saja, karena itu jalan lorong warga. Mobil itu lewat menuju perusahan China,” demikian kata Fadiyah.
Resah dengan lalu-lintas truk bertonase tinggi, Fadiyah mengaku mengutarakan masalah ini lewat media sosial TikTok hingga viral.
Akibatnya apa dengan mobil tonase berat lewat? Uya bertanya.
Syarifah Fadiyah menjawab neneknya terganggu dan membuat rumah rusak dan sumurnya ambruk.
“Nenek hawatir rumahnhya roboh. Saya perjuangan selama 10 tahun dari 2013 sampai 2022. Waktu itu saya kirimkanan surat,” bebernya.
Syarifah Fadiyah juga bercerita pada tahun 2018 sempat bertemu dengan Presiden Jokowi di hotel abadi seweet.
“Saya bilang ke Presiden masalah nenek saya. Presiden bilang yang sabar dek nanti saya tindklanjuti sampai tuntas. Ucapan saya itu dicatat oleh sespri, saya juga menitipkan surat ke presiden. Tahun 2019 tidak ada tindak lanjut apa-apa,” beber Fadiyah.
Tidak berhenti sampai disini, Syarifah Fadiyah menyatakan mendatangi kediaman Prabowo Subianto di Hambalang untuk menyampaikan masalah ini.
“Saat ke Hambalang Prabowo gak ada. Saya juga sempat ke pak SBY di Ciekas. Waktu itu gak ketemu Pak SBY lagi di kuningan. Saya juga menatangi acara-acara open house presiden (Jokowi) tapi gak ketemu juga,” Fadiyah menjelaskan.
Dalam podcast ini Fadiyah mengungkap bahwa ayahnya adalah seorang anggota Brimob dan tugas di Aceh namun saat kasus mencuat ayahnya dipindah ke Jambi.
“Ayah saya dipindahkan ke jambi karena ayah saya dibilangin katanya malak jadi beking warga difitnah perusahaan itu. Tahun 2017 ayah saya diintimidasi sampai depresi dan gajinya habis,” katanya.
Fadilah kakak Syarifah Fadiyah menyebut gaji ayahnya di Polri tinggal 500 ribu karena habis untuk biaya rumah nenek Hafsah.
“Saya sampai julan ayam penyet. Ayah tidak mampu lagi biayain kuliah saya,” kata Fadilah.
Karena persoalan ini viral, Syarifah Fadiyah menyatakan keluarganya didatangi pihak perusahaan dan minta data berapa kerugian yang dialami Nenek Hafsah baik moril maupun materil, termasuk biaya perjuangan Fadiyah meuntut hak.
“Kami dituduh minta uang Rp 1,3 M. Namun kami tidak pernah menuntut 1,3 m dan itu angka dari perusahaan,” kata Fadiyah.
Dalam momen lain, Syarifah Fadiyah harus berurusan dengan Pemkot Jambi karena salah satu videonya di TikTok yang berisi kata-kata firaun dan iblis.
Pemkot Jambi lewat Kabag Hukumnya melaporkan Fadiyah ke Polisi dengan tuduhan pencemaran nama baik.
Belakangan, Kabag Hukum Pemkot Jambi menyatakan tidak tahu bahwa yang dilaporkan anak-anak.
Syarifah Fadiyah mengaku suatu hari lakukan pertemuan dengan KPAI Pemprov Jambi namun pertemuan itu katanya terkesan intimidasi.
“Saya agar minta maaf ke pemkot jambi kalau tidak akan dipesrulit bikin skck dan saat cari kerja,” kata Fadiyah.
Masalah Fadiyah dan Pemkot Jambi mengundang perhatian Menko Polhukam Mahfud MD.
Namun belakangan Syarifah Fadiyah mengkritik pernyataan Mahfud MD karena menurutnya ia memperjuangkan haknya dengan benar dan tidak memfitnah kantor Polisi.
“Saya gak mungkin menghina polisi karena saya keluarga polisi,” Fadiyah menegaskan.
“Untuk apa saya berjuang 10 tahun kalau tidak benar. Saya sudah menyesali setelah ngomong iblis dan firaun,” sambuh fadiyah di menit 55 Podcast ini.
Syarifah Fadiyah di akhir obrolan ini berucap “tolong ke pemerintah, mohon pemerintah pusat daerah untuk bisa melihat pasti masih banyak nenek fadiah lainnya di Indonesia yang tidak tersentuh keadilan.
Sementara itu, Uya Kuya di akhir podcast menantang Capres dan Cawapres bisa mengawal kasus ini.
“Mau Pak Ganjar, Prabowo, Anis, Erick, Cak Imin, siapa tahu yang bisa menyelsaikan masalah (Nenek Hafsah) bisa jadi presiden,” kata Uya. ***