BANTENRAYA.CO.ID – Film horor Kutukan Peti Mati yang tayang perdana pada hari ini, Kamis 20 Juli 2023 ternyata diangkat dari kisah mistis di Pulau Onrust, Kepulauan Seribu.
Kutukan Peti Mati ini merupakan film horor yang diadaptasi dari novel “Sarcophagus Onrust” karya penulis Astryd Diana Savitri yang diterbitkan Balai Pustaka pada 2018.
Sebelum resmi ditayangkan di bioskop Indonesia, film horor Kutakan Peti Mati ini sudah pernah ditayangkan di Malaysia di channel televisi Astro First dengan judul Onrust.
BACA JUGA: Kai Havertz Cetak Gol Perdana, Arsenal Lumat MLS All Star di Laga Pramusim
Sebagaimana diketahui, film horor ini berlatar kejadian mistis yang ada di Pulau Onrust, Kepulauan Seribu.
Film ini menceritakan tentang Bramanto Putra (Aliff Alli) seorang mahasiswa arkeolog, menemukan sebuah buku catatan kuno di Pulau Onrust yang telah terkubur selama 300 tahun.
Ia meminta bantuan Susan Sriwati (Yoriko Angeline) untuk meneliti lebih jauh mengenai buku tersebut.
BACA JUGA: Terbaru! 5 Warung Soto di Slawi yang Wajib Dicoba dan Bikin Mood Makan Bertambah
Namun, penelitian Susan berakibat fatal, karena membuat arwah-arwah penasaran di pulau Onrust bangkit dan mengganggu Susan.
Bramanto pun berusaha untuk menyelamatkan Susan dari roh-roh tersebut.
Sejarah Pulau Onrust
Pulau Onrust adalah sebuah pulau kecil di Kepulauan Seribu, Jakarta Utara, Indonesia.
Pulau ini memiliki sejarah yang panjang dan menarik serta beberapa misteri yang terkait dengannya.
Diketahui, Pulau Onrust pertama kali dikenal oleh para pedagang dan pelaut dari Eropa pada abad ke-17.
Nama “Onrust” berasal dari bahasa Belanda yang berarti “gelisah,” kemungkinan karena kondisi pulau yang berombak dan sulit diakses.
Pada abad ke-17 hingga awal abad ke-19, Pulau Onrust menjadi pusat aktivitas perdagangan VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie), perusahaan Hindia Timur Belanda.
Pulau ini digunakan sebagai galangan kapal dan tempat perbaikan kapal VOC.
Kapal-kapal dari seluruh Hindia Timur Belanda diperbaiki di sini sebelum melanjutkan perjalanan mereka.
Kemudian, pada awal abad ke-18, Pulau Onrust berperan penting sebagai pusat karantina untuk mencegah penyebaran penyakit dari kapal-kapal yang datang dari berbagai wilayah.
Penumpang dan awak kapal yang dicurigai membawa penyakit akan dipisahkan dan ditempatkan di pulau ini untuk diawasi dan menjalani masa karantina.
Selain itu, Pulau Onrust pernah menjadi saksi pertempuran antara Belanda dan Inggris, dua kekuatan kolonial utama pada masa itu.
Karena posisinya yang strategis, pulau ini menjadi target serangan dari Inggris dalam upaya mereka untuk menguasai wilayah Hindia Timur Belanda.
Pada pertengahan abad ke-19, galangan kapal di Pulau Onrust ditutup karena pemerintah kolonial Belanda memutuskan untuk mengalihkan aktivitas perbaikan kapal ke Batavia (sekarang Jakarta).
Misteri Pulau Onrust
1. Hantu dan Cerita Seram: Sebagai pulau yang kaya akan sejarah, tidak mengherankan jika Pulau Onrust dipercaya memiliki banyak cerita mistis.
BACA JUGA: Naskah Khutbah Jumat Bahasa Indonesia dan Download PDF: Keutamaan Laa Ilaaha Illallaah
Beberapa orang mengklaim telah melihat penampakan hantu atau mengalami pengalaman mistis di pulau ini.
Namun, seperti biasanya dengan cerita seram, kebenaran di balik cerita-cerita ini sulit dibuktikan.
2. Kekayaan Terpendam: Seperti banyak pulau bersejarah lainnya, Pulau Onrust juga dikelilingi oleh spekulasi tentang harta karun terpendam.
Beberapa orang percaya bahwa ada harta karun dari masa VOC atau sisa-sisa harta yang ditinggalkan oleh bajak laut yang tersembunyi di pulau ini.
3. Pusaka dan Artefak Berharga: Karena peran Pulau Onrust sebagai pusat perdagangan dan aktivitas maritim, beberapa artefak dan benda berharga mungkin telah tertinggal di pulau ini.
Beberapa orang percaya bahwa masih ada pusaka berharga yang belum ditemukan di sana.
Harap dicatat bahwa cerita-cerita mistis dan spekulasi tentang harta karun di Pulau Onrust hanyalah legenda dan tidak memiliki dasar yang kuat.
Selain itu, Pulau Onrust saat ini menjadi tempat wisata sejarah yang populer dan dikelola oleh pemerintah untuk mempertahankan nilai sejarah dan keindahannya.***