BANTENRAYA.CO.ID – Ridwan Kamil nangis pada saat melakukan salam perpisahan terhadap warga Jawa Barat dan akan mundur dari jabatanya.
Ridwan Kamil merupakan seorang gubernur Jawa Barat yang pada saat ini akan mundur dari Jabatannya mengingat periode yang sudah habis.
Dikutip bantenraya.co.id dari akun Instagram @lambegosip yang meposting sebuah momen Ridwan Kami menangis.
Ridwan Kamil melakukan perpisahan terhadap warga Jawa Barat yang dilakukan pada hari terakhir West Java Festifal 2023 di Stadion Siliwangi.
Ia menyampaikan pidato untuk salam perpisahan terhadap masyarakat Jawa Barat karena ia akan mudur dari Jabatannya menjadi Gubernur Jawa Barat.
Akan tetapi hal yang tak terduga terjadi, Ridwan terlihat haru dan menangis saat pidato perpisahan itu berjalan dan ditanya momen ditinggal anak lelakinya.
Ridwan Kamil tampak menangis ketika ditanya momen haru akan dikenangnya saat menempati Gedung Pakuan yakni ketika kehilangan putra sulungnya, Emmeril Kahn Mumtadz (Eril), pada pertengahan 2022 lalu.
“Dalam lima tahun, saya (terdiam sejenak), saya ditinggalkan anak lelaki saya, itu adalah ujian terbesar yang pernah saya lalui. Tapi berkat doa Jawa Barat, dengan tekad kuat walaupun COVID-19 melanda, walaupun Eril tidak ada, provinsi ini adalah provinsi terbaik di Indonesia,” tutur Ridwan.
BACA JUGA :Manfaat Kulit Jeruk yang Jarang Orang Tahu, Jika Diolah Dapat Menjadi Antikanker
Ridwan kemudian berpamitan kepada warga Jabar yang dalam hitungan hari, bahwa dia akan menjadi warga biasa di tengah-tengah masyarakat.
“Saya dulu warga yang marah dengan ketidakadilan dan saya nyalakan lilin di Kota Bandung dan menyala bersinar di Jabar. Setelah ini saya akan kembali ke rumah untuk mengurus keluarga, kembali seperti anda, mengurus sehari-hari, mari kita jaga lilin ini,” Lanjut Ridwan.
Ridwan mengucapkan terima kasih pada warga Jawa Barat yang telah mempercayainya selama lima tahun, dan yakin dengan kemajuan Jawa Barat akan memajukan Indonesia.
“Terima kasih warga Jabar, kalau Jabar bisa, pasti Indonesia bisa. Semua yang baik bisa diperluas untuk Indonesia. Saya mohon maaf, seorang pemimpin pasti banyak khilaf, saya paham tidak semua bisa sukses,” lanjutnya.***