BANTENRAYA.CO.ID – Siskae, seorang influencer populer yang terkenal dengan fisiknya yang menarik, baru-baru ini jadi incaran polisi karena keterlibatannya dalam film dewasa.
Dalam salah satu adegannya, ia digambarkan sedang berdoa dan menyebut nama Allah SWT usai menunaikan shalat.
Polisi mengungkap rumah produksi yang terlibat dalam pembuatan dan distribusi konten dewasa yang menampilkan berbagai artis dan influencer.
Film-film tersebut didistribusikan melalui situs streaming berbasis langganan, dan operasinya terungkap pada 11 September 2023.
Dikutip Bantenraya.co.id dari Pmjnews.com rumah produksi tersebut telah memproduksi kurang lebih 120 film dewasa yang masing-masing menawarkan tawaran berlangganan berbeda.
Total selama production house K*las Bin*ang memproduksi film sejak awal tahun 2022 dengan sekitar 120 judul film, mereka meraup keuntungan ratusan juta rupiah.
Salah satu film berjudul “Kram*t Tungg*k” menampilkan Siskae dalam adegan terlihat berdoa kepada Allah SWT usai shalat.
Sayangnya, akun TikTok bernama @du*amovie1 mem-posting ulang cuplikan film dewasa yang menampilkan Siskae.
Dalam video tersebut terdengar Siskae berkata, “Aku capek ya Allah. Tiap hari tugasku n***e, n***e, n***e,” sembari mengangkat tangan berdoa.
Selain ditangkap karena keterlibatannya dalam produksi film dewasa, Siskae dan rumah produksi juga bisa dijerat pasal penodaan agama jika ada yang merasa tersinggung dan memutuskan untuk melaporkannya.
Peristiwa ini menuai kontroversi dan kemarahan publik karena melibatkan penyalahgunaan unsur agama dalam konteks yang tidak pantas.
Banyak pihak yang mengungkapkan kekecewaan dan keprihatinannya atas tindakan Siskae dan pihak rumah produksi yang dinilai tidak menghormati keyakinan agama.
Proses hukum masih berjalan, dan masih harus dilihat bagaimana kasus ini akan terungkap.
Insiden ini menjadi pengingat akan pentingnya menghormati kepekaan agama dan potensi konsekuensi dari melintasi batas demi mengejar hiburan.
Sangat penting bagi individu di mata publik untuk menyadari tindakan mereka dan potensi dampak yang mungkin mereka timbulkan terhadap masyarakat.
Seiring dengan berkembangnya kisah ini, kisah ini menjadi sebuah kisah peringatan bagi para influencer dan pembuat konten, yang menyoroti perlunya perilaku yang bertanggung jawab dan pilihan etis di era digital.***