Dipesan Berbagai Musisi Terkenal, Gitar Gore Buatan Lebak Tembus Prancis dan Amerika

8 GITAL GORE
Ujang Iwan menyetel gitar yang dibuatnya sebelum dikirimkan ke pemesan, belum lama ini.

LEBAK, BANTEN RAYA – Berawal dari bekerja di pabrik gitar, Ujang Iwan, warga desa Lebak Parahiyang, Kecamatan Leuwidamar, kabupaten Lebak kini memproduksi gitar yang sudah dikirim hingga luar negeri.

Ujang mulai memproduksi gitar yang bernama “Gitar Gore” semenjak tahun 2013. “Awalnya saya kerja di pabrik gitar dari tahun 2001 sampai 2013. Nyoba-nyoba bikin gitar di rumah sambil kerja, ternyata lebih enak di rumah,” ujar Ujang kepada Banten Raya, Selasa (14/3).

Gitar yang diproduksi Gitar Gore dibuat secara custom berdasarkan pesanan pelanggan dan dibuat secara handmade. Oleh karena itu dalam satu bulan, Ujang memaksimalkan pesanan hanya sampai 10 buah gitar.

Produknya sudah dikirim ke seluruh Indonesia hingga luar negeri. Beberapa musisi ternama sudah memakai produk Gitar Gore seperti gitaris Paramore, Richie Five Minutes, Rafi Gimbal DA, Irwan DA, dan lainnya.

“Sudah dikirim ke seluruh Indonesia dari Sabang-Merauke. Kayaknya mah yang belum pernah ke Lombok. Luar negeri sudah ke Prancis dan Amerika,” kata Ujang.

Ujang mengatakan bahwa salah satu kelebihan dari Gitar Gore adalah karena dirinya memiliki pengalaman membuat gitar di pabrik. Ujang sendiri menulis track record pabrik dimana ia pernah bekerja di biografi Instagram @guitars_gore sehingga timbul kepercayaan dari pelanggan.

Ia menyebutkan, harga gitar akustik miliknya dibandrol mulai dari Rp800 ribu, sedangkan gitar elektrik mulai dari harga Rp2 juta tergantung bahan dan kualitas suku cadang yang dipakai. Saat ini gitar paling mahal yang ia jual mencapai Rp11 juta.

Menurut Ujang, dalam pengerjaan gitar hal yang paling penting adalah memastikan neck gitar sudah presisi dan nyaman untuk dipakai. Neck gitar menurutnya adalah jantung gitar. Jika neck sudah nyaman, maka body gitar mengikuti.

“Untuk di gitar yang paling penting istilahnya jantung gitar itu di neck nya. Ketika necknya udah presisi udah nyaman dimainin, bentuk body mah mengikutin. Dalam artian bentuk body mah engga terlalu ngaruh, paling fatal pengerjaannya di bagian neck. Kalau necknya udah nyaman, body pasti nyaman,” jelas Ujang.

Saat ini Ujang berharap Gitar Gore miliknya dapat terus berkembang dan memeperluas jaringan serta ingin lebih menembus pasar luar negeri yang berkelanjutan. (mg-reva)

Pos terkait