PANDEGLANG, BANTEN RAYA – PT PLN (Persero) terus mendorong pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Hal tersebut dibuktikan dengan memberi dorongan berupa bantuan dana kepada UMKM Wata Grup yaitu jajanan dan makanan siap saji dari singkong Kaduhejo, Gunung Karang, Pandeglang.
Ita Rohmah, pemilik UMKM Wata Grup menuturkan bahwa ia mengawali usaha opak dan keripik singkong dari tahun 2017 ketika masih menjadi mahasiswa. Saat itu, Ita pulang ke Pandeglang dengan kondisi UMKM yang masih biasa-biasa saja. Bahkan keberadaan opak sebagai makanan khas Pandeglang cenderung diremehkan karena dijual murah.
Singkat cerita ia menemukan jajanan sagu berbumbu dan ikut memberikan bumbu kepada opak. Ia kemudian membawa opak berbumbu ke kampus dan mendapat respons yang bagus dari teman-temannya.
Di tengah perjalanan usahanya, Ita dibantu PLN Peduli supaya usahanya lebih berkembang. Sebelumnya Ita mendapat perantara dan setelah proses yang dilalui akhirnya usaha miliknya terpilih sebagai penerima bantuan dari PLN Peduli di tahun 2021.
“Awalnya udah punya usaha sendiri di tengah perjalanan disuntik PLN supaya grow up. Jadi mereka melihat dari spek kerja kita. Kebetulan saya juga engga ngajuin tapi mendapat perantara dan alhamdulillah ditunjuk,” ucap Ita kepada Banten Raya, Selasa (14/3).
Ia mengatakan bahwa PLN Peduli memberikan banyak perubahan dalam hal kemandirian serta dapat memiliki pendukung sarana produksi yang lebih baik.
“Alhamdulillah sangat bersyukur, banyak progres dan mentoring yang sangat dibutuhkan, khususnya dalam kualitas produk dan penjualan,” papar Ita.
Produk Wata Grup meliputi jajanan dari singkong, mulai dari keripik, opak, sampai olahan siap saji seperti cireng dan getuk dengan bumbu yang bermacam-macam.
Ita menyampaikan, kegiatan produksi dilakukan selama enam hari selama seminggu. Tiga hari untuk keripik dan tiga hari untuk opak tergantung dengan permintaan pasar saat itu.
Dalam sehari Ita dapat memproduksi 20 kilogram keripik dan 15 kilogram opak.
Penjualan produk Wata Grup saat ini lebih banyak dilakukan secara offline melalui reseller dan banyak dijual di toko oleh-oleh, pusat belanja dan tempat ziarah.
“Kalau dari segi marketing kita kuat-kuatnya di offline dari mulut ke mulut. Kalau di online lebih banyak transaksi di Instagram dan Facebook gitu. Shopee itu pilihan terakhir untuk memudahkan pembeli supaya dapet gratis ongkir,” kata Ita.
Untuk sekarang, Ita memiliki kurang lebih 20-an reseller aktif dari wilayah Serang dan Pandeglang. Reseller jajanan keripiknya mayoritas datang dari anak sekolah yang ingin berjualan untuk menambah uang jajan.
“Rata-rata penggemar kelas A dan B. Segmentasinya anak kantoran yang diet-diet, camilan sehat katanya. Jadi bener-bener cari minyaknya sedikit,” ucap Ita. (mg-reva)