BANTENRAYA.CO.ID- Inilah sejumlah fakta Unik dan Menarik mengenai Tradisi qunutan atau ngupat yang dilakukan Masyarakat banten.
Tradisi qunutan adalah tradisi membuat ketupat di pertengahan bulan puasa Ramadhan yang dilakukan masyarakat Banten
Tradisi Qunutan merupakan istilah yang berkaitan dengan doa qunut yang dilakukan pada saat rakaat terakhir salat witir.
Tradisi yang dilakukan masyarakat Banten ini sudah dilakukan sejak masa Kesultanan Bantan yang masih dilakukan hingga Ramadhan 2023 ini.
BACA JUGA : Jadwal Waktu Imsakiyah dan Waktu Buka Puasa Untuk Wilayah Bandung dan Sekitarnya, Kamis 15 Ramadhan 2023
Banten masih menyimpan tradisi qunutan hal ini terbukti hingga sekarang masih banyak yang merayakan hingga di Ramadhan 2023 ini.
Tradisi qunutan atau ngupat tidak di temukan di daerah lain karana tradisi ini hanya ada di wilayah Banten saja.
pada 15 Ramadhan masyarakat meryakan tradisi qunutan dengan membuat ketupat.
Ketupat terbuat dari bahan dasar beras yang dibungkus menggunakan anyaman daun kelapa yang berwarna kuning atau Janur.
BACA JUGA : Contoh Ceramah Singkat Tentang Sabar
Ketupat dimasak dengan cara direbus selama kurang lebih 5 sampai 8 jam dengan air yang tetap mendidih dan api yang menyala.
Ketupat juga bisa di kreasikan dijadikan makanan seperti ketoprak dan lontong sayur.
Bukan hanya ketupat, masyarakat Banten juga akan membuat jenis makanan lain seperti lepet, selimpu dan dan bebongko.
Lepet merupakan makanan yang dibuat dari bahan dasar beras ketan yang dibunkus memanjang menggunakan janur berwarna kuning.
Selimpu dan bebongko adalah makanan yang dibuat dari bahan dasar beras akan tetapi di bungkus menggunakan daun pisang.
Yang membedakan selimpu dan bebongko adalah dari segi bentuk yaitu selimpu bebrbentuk seperti trapesium atau seperti prahu terbalik.
Sedangkan bebongko memiliki bentukyang sangat tipis dan persegi panjang.
Biasanya masyarakat banten memasak ketupat setelah sahur di hari ke lima belas Ramadhan.
untuk memasaknya hingga matang harus menunggu kurang lebih selama 5 sampai 8 jam.
Ketupat yang sudah matang nantinya akan di bawa ke masjid bersama opor ayam untuk menu buka bersama.
Setelah tarawih di hari ke 15 ketupat dibawa kembali ke masjid dan dikelilingi orang yang duduk melingkar sembari melakukan doa doa.
Tradisi tersebut dinamakan Ngeriung. Ngariung merupakan tardisi kirim doa yang dilakukan masyrakat banten.
Disinilah si kaya dan si miskin saling membagi rezeki berupa makanan yang ia bawa dan di bagi secara merata.
Tradisi qunutan juga mempunyai beberapa fakta yang unik dan menarik yang harus dijaga agar tidak hilang.
Bantenraya.co.id telah merangkum sejumlah fakta unik tradisi qunutan pertengahan puasa Ramadhan masyarakat Banten ialah sebagai berikut.
- Sebagai Menyambut Malam Nuzulul Qur’an dan Malam Lailatu Qadar
Seluruh umat Islam akan merayakan hari dimana diturunkanya wahyu Allah berupa Al Qur’an kepada nabi Muhammad saw. Melalui Malaikat Jibril.
BACA JUGA : Siap Layani Pemudik Tujuan Sumatera, Lahan Parkir Pelabuhan Ciwandan Berkapasitas 800 Motor dan 100 Truk
Di provinsi Banten melakukan tardisi qunutan dilakukan untuk menyambut datangnya hari yang memiliki sejarah besar, yaitu malam Nuzulul Qur’an.
malam Nuzulul Qur’an terjadi pada malam ke 17 Ramadhan.
Masyarakat Banten akan melakukan doa bersama di masjid atau yang disebut ngariung sambil membawa ketupat.
Selain iu bulan Ramadhan mempunyai banyak sejarah dan ke jadian penting salah satunya malam Lailatul Qadar, malam yang lebik baik dari pada seribu bulan.
BACA JUGA : Profil dan Biodata Finalis Miss Grand Thailand Rayong 2023 Beserta Instagram yang Viral Naik Ojol
Selain menyambut malam Nuzulul qur’an tradisi qunutan juga mempunyai maksud menyambut malam Lailatul Qadar atau malam yang lebih baik dari pada seribu bulan.
- Sebagai Uraian Rasa Syukur Kita Kepada Allah SWT
Bersukuranya kita masih dipertemukan dalam Ramadhan yang penuh akan cinta, bulan Ramadhan datang membawa keberkahan untuk umat muslim di dunia
Masyarakat banten melakukan tradisi qunutan guna uaraian rasa syukur kita atas rahmat dan rezeki yang diberikan oleh Allah SWT hingga masih dipertemukan di bulan yang suci ini.
BACA JUGA :Katalog Hampers Transmart Paket Ramadhan Hemat, Cocok Untuk Kebutuhan THR Hari Raya Idul Fitri 2023
- Tradisi Qunutan Tradisi yang takan Hilang
Sesuai Sejarah Banten Qunutan sudah ada sejak jaman Kesultanan Banten artinya sudah 1 Abad lebih tradisi ini masih dipertahan kan hingga Ramadhan 2023 ini.
Masyarakat Banten bisa menjaga tradisi ini hingga turun temurun bahkan hingga di Ramdhan 2023 ini masih tetap terjaga dan masih dirayakan.
Hal ini membuktikan Tradisi qunutan tidak akan hilang begitu saja dan akan tetap dirayakan masyarakat Banten setiap tahunya.
BACA JUGA :Usung Andika Hazrumy, Golkar Kabupaten Serang Konsolidasi Kumpulkan PK dan PD
- Menggambarkan Perjuangan dan Kebersamaan yang Erat
Tradisi Qunutan adalah tradisi yang mempuyai banyak makna dan hikmah yakni menggambarkan perjuaagan.
Untuk membuat ketupat tentunya tidak semudah membalikan telapak tangan pasalnya ketupat dibungkus menggunakan janur kuning yang harus di panjat dari pohon kelapa.
Bukan hanya itu membuat ketupat juga perlu mempunyai keterampilan yang baik karna membuat bungkus ketupan dilakukan dengan cara menganyam janur.
BACA JUGA : Masih Ingat Insiden Mobil di Pelabuhan Merak?, Crew Kapal Kini Jadi Tersangka
Kemudian ketupat di rebus selama 5 sampai 8 jam hingga bener bener masak.
Hal itulah yang menggambarkan suatu perjuangan akan menghasilkan sesuatu yang nikmat.
Selain itu tradisi ini memiliki nilai kebersamaan yang erat karna ketupat akan dibawa ke masjid dan diabagikan sama rata dari yang kaya dan miskin memiliki takaran yang sama.
Tradisi ini dinamakan ngariung yang dimana semua orang akan bersedekah di masjid dengan membagikan ketupat dan opor ayam yang sudah dibuat
BACA JUGA : BSI Gelar Kuis Ramadan, Behasil Tebak Kotak Bisa Dapat Logam Mulia 1 Gram
- Terdapat Banyak Jenis Makanan
Sudah tak heran tradisi qunutan identik dengan makanan pasalnya tradisi qunutan masyarakat Banten membuat bayak jenis makanan tradisional.
Salah satu jenis masakanya adalah ketupat, ketupat di banten lebih dikenal dengan sebutan kupat.
Kupat menjadikan salah satu bentuk makan yang sangat mashur dan selalu di buat ketika tradisi qunutan di rayakan.
BACA JUGA : Bacaan Doa Qunut Untuk Sholat Witir di 15 Hari Terakhir Ramadhan, Lengkap Arab Latin Beserta Artinya
Makanan selanjutnya ialah lepet, makanan yang satu ini adalah makanan yang harus ada sebagai pendamping kupat di tradisi qunutan.
Lepet sendiri terbuat dari bahan baku beras ketan hingga membuat makanan yang satu ini sangat enak jika dimakan.
Selain kupat dan lepet makanan yang biasa di buat ketika tradisi qunutan adalah selimpu dan bebongko.
Makanan yang satu ini dibuat dari bahan dasar beras yang dibungkus menggunakan daun pisang apabila dimakan akan membuat adem ditenggorokan
BACA JUGA : Kasus Dugaan Penculikan Mahasiswi UIN Banten di Menes Pandeglang Didalami Polsek Menes, Begini Kelanjutannya
Selain itu, olahan yang sering disajikan adalah lauk untuk menemani makana seperti ketupat, lepet, selimpu,dan bebongko.
Olahan tersebut ialah seperti rendang, opor ayam, sayur tempe, kentang, dan sayur kulit melinjo yang sangat nikmat tentunya.
Itulah fakta unik yang terdapat pada tradisi qunutan di Banten yang begitu melekat sebagai tradisi pertengahan bulan Ramadhan hingga saat ini.***