Gagas Kota Serang Bebas Sampah, Calon Walikota Nomor 2 Budi Rustandi Bakal Libatkan Pihak Ketiga

IMG 20241020 WA0016
Calon Walikota Serang nomor urut 2, Budi Rustandi foto bersama warga Lingkungan Calung, Kota Serang, saat kampanye. (Dokumentasi/Banenraya.co.id)

BANTENRAYA.CO.ID – Calon Walikota Serang nomor 2, Budi Rustandi menawarkan program Kota Serang bebas sampah.

Penanganan bebas sampah ini dalam rangka menciptakan Kota Serang bersih.

Hal ini disampaikan Budi Rustandi saat kampanye di Lingkungan Calung, Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Serang, Kota Serang.

Bacaan Lainnya

Budi Rustandi mengatakan, penanganan sampah di Kota Serang ke depan akan melibatkan pihak ketiga yang profesional.

“Ketika saya ditakdirkan atau diridhoi oleh Allah SWT menjadi Walikota, yang pertama adalah ada konsep bank sampah. Konsep ini sampah bisa menjadi uang,” ujar Budi, kepada Bantenraya.co.id, Minggu 20 Oktober 2024.

Ia menuturkan, bank sampah dilibatkan hanya mengangkut sampah organik, sedangkan sampah non organik akan diangkut setiap hari oleh armada dinas terkait.

“Yang non organik nanti ada pengangkutan sampah setiap hari,” tutur dia.

Budi menjelaskan, sistem pembayarannya dihitung dari berapa sampah yang masuk ke TPSA Cilowong setiap hari.

“Saya bekerjasama dengan pihak ketiga yang profesional, MOU secara profesional, nanti sistem pembayarannya adalah. Berapa yang masuk ke Cilowong itulah yang saya bayar,” jelasnya.

Pola seperti itu, kata dia, pihak ketiga akan mengejar target pengangkutan, sehingga rencana menciptakaneo Kota Serang bersih bakal terwujud.

“Nanti dia akan mengejar target itu ngangkutin sampah. Jadi tidak ada lagi penumpukan sampah di Kota Serang,” terang Budi.

Budi juga mengungkapkan, setiap RW bakal diberikan bantuan becak motor alias Cator. Cator merupakan alat pengangkut sampah secara keliling dari RW ke RW.

“RW itu nanti ngikutin kondisi wilayah. Kalau Curug belum saatnya makai, karena dia penanganannya masih bakar sampah.9 Kalau perkotaan itu yang diduluin. Dikasih per RW satu. Ngikutin nanti anggarannya,” ungkap dia.

Ia menerangkan, cator akan bekerja di masing-masing RWnya.

“Itu pengangkutannya per RW, misalkan contoh sampahnya di depan kan nanti kita lihat nih di satu wilayah contoh di komplek A, ini nggak ada untuk naruh tempat bak sampahnya. Misalnya bak sampahnya itu perlu pakai motor ke sana. Bukan ke Cilowong. Ngapain ada mobil pengangkutan tiap hari. Taruh di bak-bak di titik-titik tertentu,” terangnya. ***

Pos terkait